Press "Enter" to skip to content
Mantan petinju top Arema, Tejo Arter bersama adiknya John Lee yang juga seorang mantan petinju dan sekarang dikenal sebagai Slamet Widodo, SH. (Istimewa)

Tejo Arter (“Penguasa” Terminal Arjosari Malang) Buka Usaha Becak Panggil

Rondeaktual.com

Mantan petinju top era GOR Pulosari Malang tahun 80-an, Tejo Arter mengadakan komunikasi dengan Rondeaktual.com, melalui saudara kandungnya yang juga mantan petinju, John Lee, Rabu (18/3/2020).

“Saya masih tetap seperti dulu, masih di terminal (Terminal Bus Arjosari, Malang, Jawa Timur),” kata juragan becak panggil Tejo Arter, mantan petinju kelas terbang ringan hingga kelas bantam. Ia sekarang berusia 57 tahun. “Saya masih tetap tinggal di terminal, tapi rumah di Pujon. Saya sudah mengajukan izin kepada Walikota.”

Tejo Arter adalah adik almarhum Joko Arter dan abang dari Dobrak Arter. Mereka semua lima saudara dan kelima-limanya terjun ke tinju pro, yang dimulai dari:

1. Joko Arter (Higam Boxing Camp Malang), juara Indonesia kelas bulu 1983 dan petinju Indonesia pertama yang bertanding kejuaraan dunia di luar negeri.

2. Tejo Arter (Satria Yudha Boxing Camp Malang).

3. Kid Manguni (Kawanoea Boxing Camp Malang).

4. John Lee (Rajawali Boxing Camp Surabaya). John Lee kemudian dikenal sebagai Slamet Widodo, SH.

5. Dobrak Arter (Sawunggaling Boxing Camp Surabaya).

Tejo Arter mencapai rekor tanding sampai 73 kali dan paling banyak menderita kalah, namun paling komersial.

“Dalam catatan karir tinju saya, saya t pernah kalah KO. Melawan siapapun dan di manapun saya hanya kalah angka. Saya main dengan Pelni Rompis dari Banyuwangi di GOR Pulosari penuh penonton dan saya mengalahkan dia,” kenang Tejo Arter. Ia juga menyebut Alex Rabadeta, Noce Lukman, dan nama lain yang pernah dihadapinya.

Tejo Arter, yang dianggap salah satu paling setia terhadap Eddy Roempoko (mantan manajer Javanoea Malang dan promotor top) sedang berpikir untuk mendirikan sasana tinju.

“Aku mau come back. Mau lawan siapa saja boleh,” kata Tejo Arter, yang membuka usaha becak panggil dan punya kios terlama di Terminal Arjosari.

Keinginan buka sasana tinju antara serius dan tidak. Tetapi ia memang bermaksud untuk mendirikan sasana tinju di sekitar terminal.

Sementara bisnis becak panggilnya terus jalan. “Kalau ada yang panggil, becak siap datang jemput,” ujarnya sambil meninggalkan nomor ponsel yang bisa dihubungi. Anak buahnya banyak. (Finon Manullang)

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *