Rondeaktual.com – Syamsul Anwar Harahap, 67 tahun, adalah lelaki bertangan cacat akibat polio yang justeru mendorongnya berhasil menjadi juara Asia. Syamsul merebut medali emasnya melalui Kejuaraan Asia 1977 di Jakarta. Dalam final kelas welter yunior 63,5 kilogram, 20 Oktober 1977, Syamsul mengalahkan petinju Jepang, Katsuhiro Okhubo.
Itu merupakan medali emas yang luar biasa. Tetapi, menurut Syamsul, sepanjang 14 tahun karir tinju amatirnya yang gemilang, dia hanya sekali menerima medali emas yang benar-benar terbuat dari emas asli 24 karat.
“Selama (14 tahun) jadi petinju dan berbagai medali emas kuraih, tapi hanya pernah sekali menerima medali emas asli 24 karet dan itu digagas oleh mendiang Paruhum Siregar,” Syamsul menjelaskan.
Paruhum Siregar adalah orang pertama yang menemukan bakat tinju Syamsul di Medan. Ketika Paruhum menggelar pertandingan duel meet petinju Sumatera Utara dengan petinju Sungapura pada 1975, pemenang diadiahi emas 24 karet seberat 25 gram.
“Mirip dengan Golden Gloves USA, medali emasnya berbentuk sarung tinju yang terbuat dari emas. Sedangkan medali emas yang lain, yang aku rebut dari berbagai pertandingan, berwarna emas tapi bukan terbuat dari emas. Itulah hebatnya Tulangku Paruhum Siregar,” ujar Syamsul Anwar Harahap, yang sejak era Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) menetap di Desa Lantosan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Meski teringat dengan medali emasa sli versi Paruhum Siregar, Syamsul menolak dianggap kembali ke dunia tinju.
“Sudah cukup. Aku sudah keluar dari tinju. Aku sekarang di kamung, sebagai petani. Sekarang sedang panen jeruk manis. Jeruk sangat baik untuk menambah Vitamin C di kala pandemi corona.”
Ketika ditanya hasil panen jeruk dijual ke mana, Syamsul menjawab: “Kami membuat jeruk peras.”
Ketika ditanya kapan kembali ke Kota Tua, Jakarta, di mana dia membuka beberapa jenis usaha yang subur, Syamsul tidak bisa memastikan apakah akhir 2020 atau menunggu sampai 2021.
Syamsul dan keluarga barunya senang menetap di Padang Lawas Utara (Paluta). Anak mereka sudah didaftarkan masuk di salah satu TK di Paluta.
Tentang karir tinjunya, Syamsul menjelaskan pernah tiga kali bertanding di Kejuaraan Asia. “Cuma sekali itu (Kejuaraan Asia 1977) medali emas. Waktu itu. kalau tidak salah, seluruh petinju terbaik Indonesia bertanding di kejuaraan Asia 1977. Tuan rumah Indonesia merebut dua medali emas melalui Syamsul Anwar dan Benny Maniani,” Syamsul menjelaskan.
DAFTAR PETINJU INDONESIA DI KEJUARAAN ASIA 1977 JAKARTA
Jakarta, 13-20 Oktober 1977.
Menurunkan 11 petinju, tuan rumah Indonesia merebut medali emas-perak-perunggu 2-4-1.
1. Herry Maitimu (Maluku) kelas terbang ringan 48 kilogram, berhasil merebut medali perak.
Final, Herry kalah melawan petinju Jepang, Koichi Koba.
2. Johny Riberu (Bali) kelas terbang 51 kilogram, berhasil merebut medali perak.
Final, Johny kalah melawan petinju Jepang, Ishi Koki.
3. Charles Thomas (DKI Jakarta) kelas bantam 54 kilogram, gagal medali.
Quarterfinal, Charles kalah melawan petinju Korea Utara, Ung Jo Jong.
4. Eddy Gommies (DKI Jakarta) kelas bulu 57 kilogram, gagal medali.
Quarterfinal, Eddy kalah melawan petinju Iran, Jabbar Feli.
5. Jimmy Sinantan (Jawa Barat) kelas ringan 60 kilogram, gagal medali.
Quarterfinal, Jimmy kalah melawan petinju Pakistan, Mohammad Siddique.
6. Syamsul Anwar Harahap (DKI Jakarta) kelas welter ringan 63,5 kilogram, berhasil merebut medali emas.
Final, Syamsul Anwar mengalahkan petinju Jepang, Katsuhiro Okhubo.
7. Frans van Bronckhorst (DKI Jakarta), kelas welter 67 kilogram, gagal medali.
Preliminaries, Frans kalah melawan petinju Korea Selatan, Ju-Seok Kim.
8. Frans Bonsapia (Irian Jaya/Papua) kelas menengah ringan 71 kilogram, berhasil merebut medali perak.
Final, Frans kalah melawan petinju Iran, Mohamed Azarhazin.
9. Wiem Gommies (Maluku) kelas menengah 75 kilogram, berhasil merebut medali perak.
Final, Wiem kalah melawan petinju Iran, Karim Samadi.
10. Benny Maniani (Irian Jaya/Papua) kelas berat ringan 81 kilogram, berhasil merebut medali emas.
Final, Benny mengalahkan petinju Iran, Masis Hambarsumian.
11. Krismanto (Sumatera Utara) kelas berat 81 kilogram ke atas, berhasil merebut medali perunggu.
Semifinal, Krismanto KO-1 atas petinju Iran, Parviz Badpa.
(Rondeaktual.com / finon manullang)