Rondeaktual.com – Jumat siang, 5 Maret 2021, saya bersama Olympian Indonesia, Irjen Pol Johni Asadoma.
Pertemuan terjadi di Lantai 11, ruang Kepala Devisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri, Jakarta.
Saya ke sana tidak untuk membicara tentang hasil Munas yang sudah berlalu pada 31 Desember 2020. Tidak pula untuk membicarakan tentang Pertina. Tidak. Saya ke saya untuk membicarakan rencana penerbitan buku.
Buku tinju yang sedang dijadwalkan untuk terbit itu terkesan terlalu lama diterbitkan. Seharusnya buku sudah terbit pas HUT Pertina pada 31 Oktober 2020.
Diulur-ulur dan memang tidak mudah untuk menerbitkan sebuah buku tinju. Saya memerlukan waktu hampir satu tahun. Saya memang sengaja mengulur-ulur waktu sehingga buku tinju terlambat terbit.
Mengapa tidak bisa tepat waktu? Lantaran saya harus mengoreksi naskah lebih dari sekali. Check and recheck itu sangat penting dan harus.
Kepada mantan Ketua Umum PP Pertina Johni Asadoma, sudah saya sampaikan mengapa sampai terlambat dan saya minta maaf.
Hari ini, Jumat, 5 Maret 2021, saya dua kali minta maaf.
Pertama, tentang kedatangan saya, yang terlambat hampir 30 menit. Sebelumnya kami sudah sepakat bertemu pukul 11.00.
Kedua, minta maaf karena keterlambatan menggarap buku tinju. “Tidak apa-apa. Santai saja,” kata Johni Asodoma.
Setelah menghabiskan secangkir kopi hitam, saya permisi pulang. Irjen Pol Johni Asadoma mengantar saya sampai pintu keluar.
Pertemuan itu praktis hanya 15 menit. Tidak perlu membuat waktu. Apalagi, berdasarkan jadwal yang saya peroleh dari Staf Hubinter, Irjen Pol Johni Asadoma mempunyai jadwal sangat padat.
Tak heran kalau saya sangat terburu-buru ketika mendorong pintu masuk dan kami bertemu.
“Hai, Bang Finon, apa kabar. Sudah lama tidak jumpa.”
Itu kalimat pertama yang disampaikan Irjen Pol Johni Asadama, yang saya ingat ketika menyusun tulisan ini.
Kami bertemu dan berpisah tanpa salaman, untuk mematuhi prokes yang ketat. (finon)