Rondeaktual.com – Saya melihat ada pengalaman yang sangat berharga dari hasil latih tanding petinju profesional dari Nelson Nainggolan Boxing Camp Jakarta dengan petinju amatir Tim PON DKI Jakarta. Paling tidak, kalau tidak siap sebaiknya tolak.
Petinju amatir tidak dibulan-bulani. Tetapi petinju amatir sekelas Matius Mandiangan bisa sampai empat kali jatuh-bangun. Dua kali mendapat hitungan dari wasit dan dua kali tidak dihitung karena dianggap terpeleset.
Itu sangat tidak bagus. Itu satu-satunya penampilan terburuk Matius Mandiangan sepanjang 13 tahun karir amatirnya.
Latih tanding Matius Mandiangan dengan James Mokoginta dihentikan sebelum waktunya, setelah Matius menunduk bertahan jangan sampai jatuh dekat sudut putih. James segera pergi meninggalkannya.
Latih tanding berlangsung di HS Boxing Camp Ciseeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sabtu sore, 13 Maret 2021.
Matius Mandiangan bukan orang baru di atas ring. Dia sudah bertinju selama 13 tahun dengan prestasi antara lain:
1. Medali emas kelas bulu Kejurnas yunior (sekarang Youth) Bitung 2008.
2. Medali emas kelas ringan dan Best Boxer Sarung Tinju Emas (STE) Tomohon 2009.
3. Medali emas kelas ringan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 Riau. Matius mewakili Provinsi Sulawesi Utara.
4. Medali perunggu kelas ringan PON XIX/2016 Pelabuhanratu, Jawa Barat.
5. Medali emas kelas ringan Kejurnas Elite 2018 Lampung.
6. Medali emas kelas ringan Pra PON 2019 Ternate.
Prestasi itu merupakan modal yang kuat untuk menghadapi petinju profesional sekelas James Mokoginta.
James adalah petinju profesional kelas ringan. Dia sudah berkali-kali merebut gelar juara nasional maupun gelar juara internasional. James sekarang menyandang gelar WBC Asia Silver kelas ringan.
Pertandingan Matius dan James seharusnya berimbang, jika melihat data prestasi kedua petinju. Sudah dewasa dan sudah matang di atas ring.
Tetapi menjadi tidak berimbang ketika latih tanding berlangsung tiga ronde aturan amatir. James langsung menyuguhkan serangan cepat dan keras. James empat kali menjatuhkan Matius (dua kali mungkin akibat terpeleset dan dua kali mendapat hitungan wasit).
Serangan James tidak semua telak karena memakai sarung tinju di luar aturan pertandingan resmi. Ia sempat beberapa kali memukul di luar sasaran, agak di bagian belakang kepala. Matius jatuh karena kaki dan hatinya tidak siap.
Tetapi, mungkin juga tidak siap mental. Satu jam sebelum naik ring, saya dan Matius Mandiangan masih sempat salaman versi era COVID-19. Saya mengucapkan “turut berduka cita yang mendalam atas kepergian papa tersayang” kepada Matius Mandiangan.
Di atas ring tidak ada istilah “tidak siap”. Di atas ring lebih dikenal dengan istilah “siap berdarah-darah demi sebuah kemenangan.” Bahkan tak jarang nyawa ikut di pertaruhkan di atas ring. Tidak boleh main-main.
Latih tanding bukan untuk mencari kalah atau menang. Tetapi, kalau tidak siap sebaiknya hentikan. Jangan memaksakan diri.
Latih tanding Sabtu sore, jelas sekali kalau petinju amatir DKI yang dilatih untuk menghadapi PON Papua tidak siap 100%.
Tidak hanya Matius Mandiangan, pendatang baru lapis dua, M Nizam terlalu cepat dipertemukan dengan Ruben Manakane.
Mungkin dari kubu amatir malas mencari data, bahwa Ruben adalah petinju pro yang sudah matang pengalaman nasional dan internasional. Pada 2011, atau hampir 10 tahun silam, Ruben sudah mampu bertarung sampai 12 ronde dan hanya kalah tipis melawan juara Indonesia kelas terbang Espinus Sabu.
Tuan rumah –Hengky Silatang dan trio pelatih Hugo Gosseling, Bayu Anggoro, Fadly Siregar—sepertinya hanya ingin melayani kedatangan tamunya dengan baik. Mereka tidak ingin menyisahkan kecewa. Mereka melayani orang-orang profesional dengan persahabatan sejati. Tidak seperti Munas tahun lalu di mana peserta menuding-nuding dan membentak-bentak.
Persahabatan versi Hengky Silatang bisa terlihat dari cara menyediakan kursi sofa, air mineral, kopi, teh, kue bolu, bika ambon, kacang kulit, tisu, dan sanitizer spray. Semua tersedia.
Puncak persahabatan itu ditutup Hengky Silatang dengan makan bersama, setelah seluruh rangkaian latih tanding selesai.
Beda dengan tamu. Promotor Nelson Nainggolan dan seluruh petinjunya datang dengan target siap tempur. Secara fisik dan mental mereka datang 100%. Tidak ada istilah iseng-iseng. Tinju pro menyangkut pekerjaan dan masa depan. Mereka lebih siap dan serius. Mereka sudah dikontrak untuk pertandingan di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu, 3 April 2021.
Tinju pro membutuhkan latih tanding yang nyata. Seorang manajer atau promotor harus mengeluarkan dana latih tanding. Tidak boleh gratis.
Sejak lahir (baca sejak masuk tinju pro), semua petinju pro sudah kena doktrin untuk memukul lawan secepat dan sekaras-kerasnya. Petinju pro wajib memiliki pukulan mematikan (killing punch).
Killing punch sangat penting untuk mengejar target KO. Demi kehormatan tinju pro, peristiwa KO adalah sesuatu yang paling ditunggu-tunggu.
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari latih tanding dengan petinju pro. Kalau tidak siap sebaiknya tolak.
Finon Manullang, menulis dari Desa Tridayasakti, Jawa Barat.