Rondeaktual.com, Jakarta – Belum dua tahun terjun sebagai promotor tinju, Martin Daniel langsung melambung sebagai salah satu promotor paling banyak menyelenggarakan pertandingan. “Besok (Kamis, 30/8/2018) sudah masuk ke pertandingan yang kesembilan. Bulan depan, sebagai rencana, akan memasuki yang kesepuluh,” kata Martin Daniel di Hall C, arena tinju Asian Games XVIII/2018 Jakarta-Palembang, Rabu (29/8/2018).
Aktif menggelar pertadingan tinju, Martin menyebut Rini Youke adalah wanita yang mendukungnya. “Dia yang mendukung saya dan selalu menyemangati saya sebagai promotor. Tetapi, dia pula yang protes keras karena seolah-olah semua waktu saya habis untuk tinju,” kata Martin, yang akan menggelar Jakarta Big Fight IX di halaman parkir Kampus IBM ASMI, Jalan Pacuan Kuda, Pulomas, Jakarta, Kamis (30/8/2018), mulai pukul 19.00 hingga selesai.
Rini Youke adalah wanita yang sehari-hari mendampingi Martin Daniel. Suami-istri ini memang sama-sama suka olahraga. Martin pernah latihan tinju dan Rini adalah karateka di tahun 2006.
Martin mengaku sangat bangga dan berterima kasih atas dukungan yang diberikan sang istri. Kepromotoran Martin Daniel murni untuk mengangkat kembali masa emas tinju pro Tanah Air, yang pernah melahirkan enam juara dunia, yang dimulai dari Ellyas Pical hingga Daud Yordan. Martin pernah harus melego mobil pribadinya untuk kepentingan tinju.
Martin berani melepas satu kendaraan karena dirinya memang sudah komit dan total untuk kebaikkan dan kemajuan tinju profesional Tanah Air, yang belakangan ini dianggap sedang matisuri. Untuk bisa berjaya kembali adalah salah satu tugas yang diemban Martin sebagai promotor.
Kehadiran Martin sebagai promotor disambut berapi-api oleh para pemilik camp dan selalu berharap petinjunya dapat ditampilkan.
Semua wajar saja. Tidak masalah bagi Martin jika pelatih dan manajer menawarkan petinjunya agar bisa bertanding di bawah bendera Martin Daniel Promotions.
“Kalau mau ikut pertandingan MD Promotions, syaratnya hanya satu, yaitu bermain dengan sungguh hati dan memenangkan pertandingan.”
Jika kalah, apalagi kalah akibat tidak disiplin atau melawan pelatih, maka tidak ada ampun bagi Martin dan tidak akan ditampilkan pada pertandingan berikut.
Martin terus bergerak mengurus tinju. Ia selalu mengajak para petinju berkumpul di kediamannya, makan ikan bakar bersama sebagai menu spesial. Bahkan sampai ada julukan petinju “cuci piring”. Petinju yang bertanding bebas makan dan yang tidak bertanding wajib cuci piring.
Finon Manullang