Rondeaktual.com, Jakarta – Di tengah jumpa pers di ruang olahraga lantai 3 Kampus IBM/ASMI, Jalan Pacuan Kuda, Pulomas, promotor Martin Daniel menyebut nama Pino Bahari, pemegang medali emas kelas menengah Asian Game IX/1990 Beijing. “Terima kasih sudah hadir dalam acara jumpa pers Jakarta Big Fight. Di sini ada Pino Bahari, juara Asian Games kita. Mudahan-mudahan di pertandingan nanti (hari ini, Kamis, 30/8/2018) bisa hadir,” kata Martin Daniel.
Pino Bahari sudah berada di Jakarta sejak pembukaan pertandingan tinju Asian Games XVIII/2018 Jakarta-Palembang berlangsung di Hall C, Jakarta International Expo. Pino yang domisili Bali masih di Jakarta hingga final tinju Asian Games. Ia salah satu panitia bidang penonton.
Jika malam ini (Kamis, 30/8/2018) Pino Bahari datang menyaksikan pertandinan tinju pro di halaman parkir Kampus IBM/ASMI, promotor Martin Daniel akan meminta Pino naik ke atas ring untuk menyerahkan medali kepada petinju.
Pino, putra pertama mendiang pelatih besar Daniel Bahari, adalah petinju kedua Indonesia setelah Wiem Gommies yang berhasil merebut medali emas Asian Games. Sejak Pino merebut medali emas dan sudah 28 tahun, belum ada petinju Indonesia yang menjadi juara Asian Games.
Di Asian Games sekarang, Indonesia menurunkan 10 petinju (7 putra dan 3 putri) dengan biaya pelatnas sekian miliar, hanya bisa meloloskan dua petinju ke semifinal; Huswatun Hasanah (kelas ringan elite women`s) dan Sunan Amoragam (kelas bantam elite men`s).
Tujuh petinju Indonesia yang sudah kandas di Asian Games adalah:
1. Beatrix Suguro (Kalimantan Selatan), kelas terbang ringan.
2. Aldoms Suguro (DKI Jakarta), kelas terbang.
3. Christina Jembay (Papua Barat), kelas bulu.
4. Sarohatua Lumbantobing (Sumatera Utara), kelas welter.
5. Libertus Gha (Nusa Tenggara Timur), kelas welter ringan.
6. Farrand Papendang (Sulawesi Utara), kelas ringan.
7. Brama Betaubun (Maluku), kelas menengah.
8. Mario Kali (Nusa Ttenggara Timur), kelas terbang ringan.
Finon Manullang