Rondeaktual.com – Ketua Panitia Seleksi Pelatnas SEA Games 2021, H. Djasman Abubakar menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Semua tercapai, meski terkadang susah untuk mendapatkan air minum di sekitar arena pertandingan.
Ketua Umum PP Pertina, Komaruddin Simanjuntak tidak salah orang mendorong Djasman Abubakar untuk menangani seleksi.
Djasman memiliki pengalaman dua kali menjabat Ketua Pengprov Pertina Maluku Utara. Mantan Wakil Ketua DPRD Maluku Utara ini beberapa kali menyelenggarakan pertandingan nasional di Ternate.
Seleksi Pelatnas SEA Games 2021 berlangsung selama empat hari di Sasana Dirgantara, Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta, ditutup Minggu, 28 Maret 2021. Seleksi menghasilkan 11 juara dan otomatis masuk pelatnas. Petinju yang kalah di pertandingan final, akan dipanggil untuk melengkapi 200% atlet pelatnas. Setiap kelas akan diisi oleh dua petinju.
Juara seleksi tidak menjamin dia akan mewakili negaranya di SEA Games Hanoi. Tergantung kesiapan petinju.
Kepada Finon Manullang, Djasman mengaku tidak menerima honor. Berikut petikan wawancara, Senin, 29 Maret 2021.
Anda domisili Ternate?
Ya, saya tinggal di Ternate, Maluku Utara. Sejak ditunjuk Wakil Sekjen PP Pertina dan ditunjuk Ketua Panitia Seleksi Pelatnas untuk SEA Games Hanoi 2021, saya dalam tiga bulan terakhir menetap di Jakarta.
Apa saja yang dikerjakan?
Dari awal kita selalu koordinasi dengan berbagai pihak. Dengan teman-teman di daerah, agar penyiapkan petinju yang dipanggil untuk mengikuti seleksi.
Pertandingan seharusnya di GOR Tebet, bukan di Sasana Dirgantara Mabes TNI AU.
Kita tidak mendapat rekomendasi izin keramaian dari kepolisian. Akhirnya kita geser ke Dirgantara.
Sibuk sekali ya.
Saya pribadi enjoy saja. Sibuk, memang. Tapi saya bisa menikmati tugas yang diberikan Ketua Umum (PP Pertina, Komaruddin Simanjuntak).
Boleh dibilang saya ini datang tidak dari kategori latar belakang tinju. Tetapi, saya sudah ibahkan hidup saya untuk membina tinju. Tugas yang diembankan kepada saya, saya anggap sebagai sebuah tanggung jawab. Ini juga pengabdian kepada Pertina.
Sebagai Ketua Panitia, banyak tugas, banyak waktu terbuang, dan banyak masalah barangkali.
Pertama, ini bukan organisasi profit. Tentulah pusing menghadapi apa-apa yang harus kita keluarkan. Seleksi bukan proyek yang menghasilkan uang. Kita harus kerja keras. Kita harus memenuhi seluruh kebutuhan orang banyak. Kita harus kuat mental.
Kedua, kita bikin pertandingan di tangsi militer. Tentu sangat berbeda dengan di luar tangsi militer. Semua diatur dan harus kita lakukan dengan koordinasi yang baik. Kita harus mematuhi semua akses masuk. Teman-teman daerah tidak semua memahami keadaan. Kadang kita ditegur, tolong anggota bapak jangan ke area ini dan sebagainya.
Itu yang kadang bikin kepala pening. Alhamdulillah, semua berjalan lancar, termasuk protocol kesehatan yang ketat. Setiap orang wajib menjalani rapid test antigen SARS Cov-2. Hasilnya harus non reaktif negative baru bisa masuk. Penonton sangat kita batasi. Tempat duduk berjarak.
Bagaimana dengan pertandingan?
Pertama, saya ingin sampaikan bahwa komitmen Ketua Umum sebagaimana dituangkan dalam tema, seleksi telah kita lakukan dengan benar, jujur, dan bertanggung jawab.
Tema seleksi ditujukan kepada semua yang terlibat di dalamnya, termasuk wasit hakim.
Menurut saya, ini sangat baik dari seorang Ketua Umum. Harus berjalan sesuai ketentuan dalam upaya membentuk tim nasional.
Saya melihat diterjemahkan oleh semua teman-teman dengan baik dalam seleksi.
Saya melihat pertandingan pertama sampai pertandingan terakhir, tidak ada order. Tidak ada keberpihakan. Tidak ada instruksi dari Ketua Umum untuk memenangkan si A atau si B. Ini komitmen kita semua.
Menurut saya, sangat positif dan semua wasit dan hakim yang bertugas sebanyak 20 personil dalam seleksi cukup bagus. Memberikan apresiasi dan ini bisa menjadi contoh untuk ke depan.
Yakin bisa dipertahankan untuk pertandingan berikutnya?
Saya yakin. Keputusan yang baik itu akan terus ada. Kalau ada sedikit kesalahan aplikasi itu wajar sebagai manusia.
Ketika wasit di atas ring memimpin pertandingan, mungkin karena gemuruh arena dia menegur sudut merah yang seharusnya sudut biru dan itu biasa. Secara umum saya melihatnya bagus.
Ke dapan kapasitas wasit dan hakim harus kita tingkatkan. Termasuk PON mendatang dan berbagai event. Harus lebih baik lagi. Ini sudah menjadi komitmen Ketua Umum. Kalau ada yang main-main, maka siap-siap kena sanksi. Semua dipantau terus oleh Ketua Umum, yang hadir sejak pembukaan sampai final. Beliau duduk di depan melihat apa-apa yang terjadidi atas ring. Tidak main-main. Kalau ada yang bermain-main, kita karungi saja, itu dari Ketua Umum. Artinya, masalah ini serius. Tidak setengah hati.
Penampilan petinju di tengah pandemic, menurut pandangan Anda.
Saya salut. Sangat hormat. Meski di tengah pandemic seperti sekarang, semangat mereka yang bertanding dalam seleksi sangat tinggi.
Sebentar lagi, pada bulan Oktober kita akan menghadapi PON. November ada SEA Games. Oleh karena itu para atlet yang mengikuti pelatda di provinsi masing-masing, harus menjaganya dengan baik.
Bagaimana dengan teknik.
Saya melihat penampilan teknik mereka sudah bagus. Ini karena rata-rata petinju yang bertanding memang sudah matang. Jam terbang sudah mencukupi.
Peserta seleksi Pelatnas SEA Games adalah petinju yang merebut medali perak dan medali emas Pra PON Wilayah Barat.
Dari Wilayah Tengah dan Wilayah Timur Pra PON Ternate diambil empat petinju, yaitu peraih medali perunggu, medali perak, dan medali emas.
Dari Wilayah Tengah dan Wilayah Timur Pra PON Bogor diambil dua petinju, yaitu peraih medali perak dan medali emas.
Kalau ada yang kurang, mungkin stamina. Untuk fight tiga ronde penuh ada sekian persen tidak bisa melakukannya. Itu merupakan pekerjaan pelatih untuk melengkapinya. Petinju harus siap, apalagi PON di Papua sudah dekat dan diteruskan SEA Games di Hanoi.
Semua itu (masalah stamina) pasti ada kaitannya dengan pandemic. Kita tahu bahwa pertandingan tinju tenggelam selama lebih satu tahun. Tidak ada pertandingan.
Seleksi Pelatnas SEA Games sudah ditutup pada hari Minggu, 28 Maret 2021. Bagaimana berikutnya?
Dalam minggu ini rencana Ketua Umum akan melakukan rapat pengurus untuk menetapkan tim pelatnas.
Kita akan ambil 200% untuk menghadapi SEA Games.
SEA Games 2021 menandingkan 13 kelas (5 kelas putri dan 8 kelas putra). Indonesia absen di dua kelas putri. Kita tidak punya petinju kelas 69 kilogram (kelas welter) dan kelas 75 kilogram (kelas menengah).
Untuk putra, Indonesia akan turun di semua kelas (8 kelas), mulai kelas 49 kilogram (kelas terbang ringan) sampai kelas 91 kilogram (kelas berat).
Pelatnas akan diisi dengan 200%. Dari 11 kelas yang akan disiapkan menjadi 22 petinju yang akan mengikuti pelatnas.
Kapan Pelatnas mulai?
Setelah mengikuti seleksi, hari ini (Senin, 29 Maret 2021) semua petinju kembali ke daerah masing-masing. Pemanggilan akan dilakukan seminggu setelah hari puasa.
Pelatnas dipusatkan di Sasana Dirgantara Mabes TNI AU atau di HS Boxing Camp Ciseeng?
Tunggu kami (PP Pertina) rapat. Dari 22 petinju yang mengikuti pelatnas, akan dilakukan penyusutan sampai 100%. Artinya, hanya tim inti 11 petinju saja yang akan kita bawa ke SEA Games.
Dari 200% ke 100% akan kita lihat tiga sampai empat bulan. Penyusutan akan terjadi pada bulan Juli. Ketika dilakukan penyusutan, kita akan tetap memperhatikan kondisi atlet.
Pelatnas akan menjadi dua. Pelatnas A dan Pelatnas B.
Bedanya?
Saya kira tidak beda, hanya nama saja. Semua diperlakukan sama. Semua petinju punya peluang yang sama untuk tampil di SEA Games. Sekarang tergantung masing-masing petinju. Kita tidak membuat Pelatnas A yang lebih bagus, atau sebaliknya Pelatnas B yang lebih bagus. Tidak ada pelatnas alternative. Keduanya sama untuk kita rekrut.
Saya sebagai Wakil Sekjen PP Pertina, berharap setiap petinju yang akan dipanggil harus siap. Penilaian akan tergantung kepada kondisi terakhir petinju.
Pelatnas A dan Pelatnas B tidak gabung di satu kota. Mungkin di dua provinsi. Kita akan tentukan dari hasil rapat mendatang.
Dari seleksi Dirgantara, yang masuk final otomatis bertemu lagi di pelatnas?
Ya. Mereka akan bertemu lagi. Oleh karena itu, juara seleksi tidak menjamin dia harus mewakili negaranya di SEA Games mendatang. Semua akan ditentukan oleh kesiapan si petinju.
Sebagai Ketua Panitia Seleksi SEA Games Hanoi, Anda bisa menyebut biaya seleksi?
Biaya yang kita ajukan ke PP (Pertina) 200 juta.
Pertanyaan terakhir, terserah mau dijawab serius atau menolak untuk menjawab. Berapa honor Anda?
Ha ha ha…! (Djasman Abubakar tertawa terbahak-bahak. Lama sekali). Saya tidak dapat honor.
Saya sebagai Ketua Panitia, di dalam pegajuan anggaran tidak masuk. Saya kira saya tidak memerlukannya.
Karena ini kegiatan kerja, semua panitia mendapat uang saku dan uang transportasi. (finon manullang / foto istimewa)