Rondeaktual.com – Hari ini, Minggu, 18 April 2021, tinju Indonesia berduka. Seorang petinju terbaik sepanjang masa yang telah memenangkan sejumlah medali emas dalam dan luar negeri, Komisaris Polisi (Kompol) Alberth Papilaya, 53 tahun, telah meninggal dunia. Sejak masuk rumah sakit pada Jumat malam, Alberth sudah koma akibat stroke.
“Kita kehilangan seorang legenda besar, yaitu Bung Alberth Papilaya,” kata Ketua Pengprov Pertina Maluku Utara, H. Djasman Abubakar di Ternate, Maluku Utara, Minggu, 18 April 2021, dinihari. “Buang Alberth meninggal dunia pukul dua dinihari waktu Indonesia timur. Saya, istri Bung Alberth (Yeti Nanere) dan anak (Steven Papilaya) sekarang masih di kamar mayat. Kami sedang mengurus jenazah almarhum. Besok pagi (Minggu, pukul 07.00) jenazah akan diberangkatkan ke Jailolo, kampung istrinya, dengan kapal feri.”
Saat dihubungi melalui ponselnya, Djasman Abubakar menjelaskan bahwa sejumlah pengurus tinju Maluku Utara berada di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoerie, Ternate, Maluku Utara.
Djasman Abubakar belum bisa memastikan kapan jenazah Alberth Papilaya dikubur.
“Jenazah akan dibawa ke Desa Awer, Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat.
Djasman Abubakar dengan tegar berkali-kali mengatakan “kehilangan” atas kepergian Alberth Papilaya.
“Pengprov Pertina Maluku Utara sangat kehilangan. Alberth Papilaya adalah bagian dari Maluku Utara.”
Djasman Abubakar akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara. “Saya berharap ada perhatian dari Pemerintah Provinsi Maluku Utara, minimal dalam pelepasan jenazah.”
Djasman Abubakar meneruskan. ”Karena almarhum adalah Polri aktif, saya harus koordinasi dengan kepolisian di Ternate. Sementara, istri Bung Alberth sudah menyampaikan berita duka ini ke Polda Metro Jaya.”
Olympian Kompol Alberth Papilaya masuk rumah sakit pada Jumat, 16 April 2021, malam. “Papa sudah tidak sadarkan diri,” kata Steven Papilaya, Jumat.
Pemegang medali emas PON empat kali Alberth Papilaya, sudah berada di kampung halaman istrinya Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, sejak awal Maret 2021. Alberth adalah kelahiran Tobelo, Maluku Utara, 15 September 1967.
Sebelum masuk rumah sakit, Alberth sudah dibawa pulang ke Jailolo. Ketika masih di Jakarta, kondisi Alberth masih sehat.
Pada Olimpiade XXV/1992 Barcelona, Alberth Papilaya bertanding di kelas menengah 75 kilogram dan berhasil sampai ke 8 besar kemudian kalah dan gagal merebut medali. Di Olimpiade Alberth bersama Hendrik Simangunsong, yang bertanding di kelas menengah ringan. Saat Olimpiade berlangsung, tim Oscar De La Hoya datang ke asrama atlet dan menawarkan tinju profesional. Alberth menolak.
Alberth Papilaya memulai tinju dari Yonif 732 Benau, Maluku Utara. Dari sana masuk Pusdiklat Maluku di Ambon, kemudian masuk Pelatnas, dan akhirnya sampai ke olimpiade.
Alberth Papilaya pernah juara di kelas welter, kelas menengah ringan, kelas menengah, kelas berat ringan, dan kelas berat.
Alberth lima kali bertanding di PON dan empat kali merebut medali emas. Di SEA Games, Alberth merebut medali emas kelas menengah.
Di kejuaraan Asia Junior (sekarang youth) ke-5 di Katmandu, Nepal 1985, Albert Papilaya merebut medali emas kelas welter. Indonesia mengirim lima petinju. Semua pulang dengan medali emas. Empat emas lainnya dipersembahkan oleh Pujo Ardianto kelas layang, Stevanus Herry kelas terbang, Ade Hasan kelas bulu, dan Ricky Soares kelas menengah ringan, (finon)