Rondeaktual.com – Sri Mawarni Hutagalung, 74 tahun, adalah salah satu wanita paling setia tinju. Dedikasinya untuk Pertina tak terbantahkan.
Ketika ia harus duduk di atas kursi roda akibat serangan stroke, ia masih bisa datang untuk menyaksikan pertandingan seleksi Pelatnas SEA Games Hanoi 2021, yang berlangsung tiga hari di Sasana Dirgantara, Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta, 25-28 Maret 2021. Di bawa kontrok protocol kesehatan yang tinggi.
Sri Mawarni Hutagalung sangat bahagia. Ia bisa melihat putranya, Bintang 3 AIBA Boy Pohon (DKI Jakarta) duduk di meja dewan juri. Ia juga melihat putrinya, Bintang 1 AIBA Novi Pohan (Kepulauan Riau) naik ke atas ring sebagai wasit.
Itu sangat luar biasa. Semangat tidak pernah patah untuk Pertina. Sri Mawarni Hutagalung duduk di barisan kursi kedua. Sementara orang yang bertugas mengurus dan mendorong kursi rodanya duduk tak jauh di sebelah kirinya.
Terharu melihatnya. Namun meski dalam kondisi menyedihkan, Sri Mawarni Hutagalung tetap tampil semangat. Air mukanya tidak mencerminkan kalau dirinya sedang bertarung melawan sakit.
Hari itu, Ketua Umum PP Pertina Komaruddin Simanjuntak duduk di kursi paling depan. Setelah menoleh ke belakang, ia segera berdiri lalu mengajak Sri Mawarni Hugalung agar bergeser ke depan.
“Sini, Inang (Ibu). Kita duduk sama-sama.” Sangat familiar.
Sebulan telah berlalu sejak menyaksikan Seleksi Pelatnas SEA Games 2021 di Mabes TNI AU, Rondeaktual.com mencoba menghubungi Sri Mawarni Hutagalung, bertanya tentang wasit/hakim PON Papua.
“Aku sudah lama pensiun wasit/hakim. Sekarang ada anak-anak (Boy Pohan dan Novi Pohan) yang meneruskan,” katanya.
Sri Mawarni Hutagalung menetap di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. “Sekarang kondisi sudah jauh membaik. Sudah bisa jalan pakai tongkat,” ia menjelaskan.
“Ketika jatuh sakit, saya dibawa berobat dan menjalani opname di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro. Kebetulan dekat dengan rumah tempat kami tinggal. Setelah dua minggi opname, lanjut dengan pengobatan akupuntur dan terakhir dengan pengobatan Suhu Ayung. Itu ada di Apartemen Bahari, Pluit. Sangat bagus. Saya datang pakai kursi roda. Pulang bisa jalan sendiri. Cuma takut jatuh, harus disanggah dengan tongkat.”
Sri Mawarni Hutagalung lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 23 Agustus 1946.
Soal ilmu tinju, Sri Mawarni Hutagalung hampir tidak terkalahkan. Pengetahuannya tentang tinju sangat dalam dan universal.
Bisa jadi begitu. Sebab Sri Mawarni Hutagalung sudah masuk Pertina sejak masih di Padang, Sumatera Barat. Bukan ukuran tahun, tetapi sudah puluhan tahun memberikan hidupnya untuk tinju.
“Saya pertama kali tugas wasit/hakim Nasional di Medan (Sumatera Utara). Lupa tahunnya, tapi antara 1980 atau 1981,” tuturnya. “Terakhir tugas wasit/hakim untuk PON pada 1985 Jakarta. Kalau tugas Kejuaraan Nasional sering. Waktu Pengprov Pertina Sumatera Barat menggelar turnamen Piala Wakil Presiden RI yang kedua tahun 2013 di Padang, saya tugas. Setelah itu pensiun, setelah ada generasi. Sudah diteruskan Boy (Pohan) dan Novi (Pohan). Sudah senang hati ini.”
Tentang penjalanan Sri Mawarni Hugatalung di atas ring Pertina, sangatlah panjang. Dari satu ring ke ring yang lain. Pahit dan manis sudah menyatu dalam hidup wanita jago masak ini. Salah satu menu favorit adalah kepala ikan kakap merah.
“Sudah seluruh Indonesia saya jalani untuk tugas wasit/hakim. Dari Aceh sampai Papua. Sampai pernah terdampar di Biak, karena tidak sesuai pembayaran dengan harga tiket pesawat.”
Tidak hanya dirinya yang terdampar. Ketika itu ada rombongan lainnya antara lain; Ketua Wasit/hakim Asriel Gootje Lubis (Sumatera Utara), Almarhum Faizal Cinde (Riau), Faizal Bachrum (Sulawesi Selatan), Timotius Constantia (Jambi), Helmi (Aceh), Retno Hadi (Sumatera Utara).
Sri Mawarni Hutagalung mulai menerima order wasit/hakim era Ketua Wasit/hakim Pertina, Eddy Sihombing. Ia menyebut nama-nama wasit/hakim yang menjadi Ketua Wasit/hakim PP Pertina, yang diteruskan era Pieter Gedoan. Setekah itu Ismayana, yang meninggal di Papua. Kemudian era Pulo Pardede, digantikan Asriel Gootje Lubis, era Agung Syamsul Hadi (Jawa Timur), Warta Ginting (Banten) dan sekarang era Hermanto Ginting (Kalimantan Selatan) yang menjadi Ketua Wasit/Hakim PP Pertina. (finon manullang)