Rondeaktual.com – Penggemar tinju dekade 80 mungkin masih mengenal Mulyanto, 56 tahun. Pria ramah itu dikenal dengan serangan jab-straight terbaik tetapi tidak bisa menekan berat badan sehingga sering over weight.
Mulyanto (setelah menggantungkan sarung tinju dikenal sebagai Mulyanto Kasin) adalah seorang petinju profesional dari Kota Malang, Jawa Timur. Mulyanto kelahiran Malang, 19 Desember 1964, berjuang melawan hidup.
Dikutip dari dokumentasi Non-M Promotion, pada 21 Juli 1985, Mulyanto yang membawa nama Alamanda Boxing Camp Malang, berhasil merebut gelar juara Indonesia kelas ringan yunior. Mulyanto mengalahkan petinju tangguh dari Taman Tirta Surabaya, Kastubi dengan nama ring Tubi Lee.
Mulyanto kehilangan gelar di atas timbangan. Over weight sampai 11 ons dan ketika bertanding melawan Pulo Sugar Ray (Garuga Airlangga Surabaya) di Gedung Go Skate Surabaya, 2 Februari 1986, Mulyanto kalah angka. Seandainya menang, Mulyanto tetap tidak berhak menyandang gelar. Wasit merangkap hakim, Jafar (Jakarta) menilai 120-113, Rustam Hunowu (Surabaya) 116-112, Yopie Limahelu (Surabaya) 119-114. Semua untuk Pulo Sugar Ray, asal Gorontalo.
“Saya kalah angka melawan Pulo Sugar Ray,” kata Mulyanto. Tahun 1987 Mulyanto sudah selesai. Berhenti dan melupakan tinju.
”Saya masih ingat waktu tinju di GOR Pulosari Malang, ada tiga bernama Mul di atas ring. Saya Mulyanto, lawan saya Mulyono, dan wasitnya (Didik) Mulyadi. Itu bukan partai kejuaraan tapi itu salah satu yang paling saya ingat. Tiga orang itu bernama Mul. Paling berkesan dan saya menang.”
Setelah menggantungkan sarung tinju, Mulyanto menganggur. Sempat menekuni beberapa pekerjaan dan akhirnya membuka usaha Soto Ayam Jenggot, yang berlokasi di depan Pasar Kasin, Malang.
Mulyanto memulainya sejak Februari 2006. Semangkuk Soto Ayam Jenggot dihargai Rp 10.000 versi biasa, Rp 12.000 versi sedang, dan Rp 15.000 versi spesial.
Mulyanto menjalankan usahanya seorang diri. Mulai dari memasak soto sampai menghidangkannya kepada langganan. Buka pukul 07.00 hingga 13.00.
Agus Ekajaya, seorang mantan juara Indonesia kelas bantam, mampir di Soto Ayam Jenggot milik Mulyanto, nikmatnya bukan main.
“Aku makan siang bersama teman. Berdua, aku kasih Rp 30 ribu,” kata Agus Ekajaya, yang pada hari Selasa, 15 Juni 2021, menikmati Soto Ayam Jenggot versi Mulyanto, sahabatnya sendiri. “Cak Mul maunya tidak usaha bayar. Mentang-mentang sesama mantan petinju barangkali. Tapi aku bilang, kita ini sama-sama orang kerja. Tidak boleh gratis, Cak Mul. Akhirnya Cak Mul paham,” kata Agus Ekajaya.
Jual soto ayam, menurut Mulyanto, adalah inisiatif sendiri. ”Sejak main tinju dulu, saya sudah bercita-cita nanti kalau sudah pensiun dari tinju mau buka usaha jualan obat atau soto. Ternyata yang terpilih soto ayam. Mengapa soto ayam? Lantaran harga ayam terjangkau. Di lingkungan Pasar Kasin, harga ayam cukup murah.”
Sehari, Mulyanto bisa mengambil untung bersih Rp 100.000. “Itu sudah bagus. Soalnya keluarga saya juga makannya dari soto yang saya jual. Kita mantan petinju hidupnya sederhana saja, yang penting sehat semangat. Uang segitu harus bisa kita atur untuk hidup.”
Mulyanto tetap bersyukur bisa membuka usaha soto ayam. “Ini usaha kecil-kecilan. Di hari tua seperti sekarang rasanya senang sekali bisa punya kegiatan. Sepanjang hari bergerak dan itu yang kadangkala membuat hati tetap gembira. Saya senang, karena semuanya saya kerjakan sendiri. Mulai dari memasak soto, melayani tamu makan, sampai mencuci piring. Saya lakukan sendiri, namanya juga usaha kecil-kecilan,” Mulyanto Kasin tertawa. (finon)