Rondeaktual.com
Sedih mengabarkan berita duka atas meninggalnya petinju utama (elite) putri Sumatera Utara, Rina Diastari.
Ini bukan yang pertama. Rina menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Rabu, 25 Agustus 2021. Sebelum meninggal, Rina sempat menjalani operasi akibat pendarahan kepala selama 18 hari.
Berita kematian Rina Diastari beredar dengan cepat melalui berbagai WAG tinju. Berita duka cita datang dari insan tinju Tanah Air.
Rondeaktual.com berhasil menghubungi mantan petinju Erwinsyah, Binner Dabukke, dan Benget Simorangkir, di Medan.
“Pihak rumah sakit sudah berusaha menangani dengan baik, tetapi akhirnya Rina meninggal dunia hari ini pukul 14.00,” kata Wakil Komtek Pengprov Pertina Sumut, Binner Dabukke.
Sementara, petinju kelas bulu kejuaraan dunia Bangkok 2002, Benget Simorangkir menjelaskan bahwa saat ini jenazah sudah sampai di rumah duka di Tanjung Langkat, sekitar 50 KM dari pusat Kota Medan.
“Jenazah sudah tiba di rumah duka Tanjung Langkat. Besok akan dimakamkan,” kata Benget Simorangkit, yang pernah bertanding di kelas menengah Piala Wakil Presiden RI yang pertama di Jakarta pada 2012.
Rina Diastari bukan petinju Sumut pertama yang meninggal dunia setelah menyelesaikan pertandingan. Rina menguikuti Kejurda Sumut di Manalu Boxing Camp Medan Selayar.
Rina bertanding di kelas bantam. Di final, Rina berhadapan dengan Lesandri. Sebelum pertandingan selesai, Rina terlihat kelelahan. Wasit menyetop pertandingan lalu membawa Rina kesudut ring. Sampai di sudut ring, Rina langsung oyong. Dokter datang periksa kemudian segera di bawah kerumah sakit.
Menurut keterangan Binner dan Benget, Rina tidak kena pukulan dan tidak KO. Rina bertanding di final pada 13 Agustus dan meninggal dunia pada 25 Agustus 2021.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Rina Diastari telah berjuang melawan koma selama beberapa hari akibat pendarahan di kepala. Rina awalnya adalah atlet dari cabang olahraga bela diri lainnya. Orangtua Rina sangat mendukung karir tinju putrinya dan sangat terpukul atas kejadian ini.
Menurut sumber Rondeaktual.com, yang meminta jangan menulis identitasnya, Rina diduga memiliki sakit bawaan yang tidak terdeteksi saat pemeriksaan kesehatan menjelang pertandingan.
Dalam Kerjuda Sumut, semua perangkat pertandingan lengkap dan berada dalam protokol kesehatan yang ketat.
Kepergian Rina Diastari memang sangat menyedihkan. Rina pergi untuk selamanya setelah hampir saja menyelesaikan seluruh pertandingannya. Rina sudah masuk final dan tiba-tiba kondisinya berubah lemah.
Rina Diastari bukan korban ring tinju pertama di Sumatera Utara. “Dulu di Kejurnas Sumut di Padangsidempuan 2003, Mual Sinaga dari Tebing Tinggi jatuh kena pukul melawan Tourino dari Hasahan. Mual Sinaga meninggal dunia setelah pertandingan,” kata Benget Simorangkir. (finon / foto dok)