Rondeaktual.com
Siapa petinju kelas bulu putri terbaik Indonesia?
Orang akan mengingat wajah seseorang kemudian menyebut nama Christina Jembay (Papua Barat).
Mengapa harus Christina Jembay? Karena Christina adalah petinju putri paling lama menjalani pemusatan latihan (pelatnas). Dia sudah pergi ke mana-mana dan bertanding di berbagai turnamen internasional. Semua di luar negeri.
Christina Jembay menjadi andalan Indonesia, namun tidak menghasilkan medali dari arena Asian Games XVIII/2018 Jakarta.
Gagal di Asian Games, Christina tetap dianggap sebagai yang terbaik. Dia membutikannya ketika cabor tinju PON XIX/2016 berlangsung di GOR Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, merebut medali emas kelas bulu.
Christina adalah petinju yang sudah pengalaman dan merupakan peraih medali perunggu kelas bantam PON XVIII/2012 GOR Tengku Pangeran, Pangkalan Kerinci, Riau.
Tidak ada yang memikirkan akan muncul petinju baru yang dapat mengalahkan Christina Jembay.
Adalah Ratna Sari Devi, petinju kelas bulu DKI, yang datang belakangan dan menjadi satu-satunya yang berhasil menumbangkan dominasi Christina Jembay.
Mari kita lihat hasil seleksi pelatnas SEA Games terakhir pada Juni 2021, seorang putri pendatang baru Ratna Sari Devi memperlihatkan kemajuan pesat. Ratna, yang pemegang medali perak Pra PON di Bogor 2019, memenangkan seleksi terakhir yang sangat menentukan dengan mengalahkan Christina Jembay.
Itu luar biasa. Kemenangan mengantar langkah Ratna masuk Pelatnas SEA Games Hanoi 2021, yang akhirnya tunda 2022.
Pada pertandingan sebelumnya, seleksi nasional di Mabes TNI-AU 28 Maret 2021, Christina mengalahkan Ratna, yang sempat diributkan sebagai kemenangan yang salah. Ratna membalas di saat paling menentukan untuk masuk pelatnas.
Sekarang kekuatan kelas bulu putri ada di tangan Ratna Sari Devi dan Christina Jembay, atau sebaliknya di tangan Christina Jembay dan Ratna Sari Devi. Antara dua itu.
Kekuatan lain masih ada Jubaitul (Nusa Tenggara Barat), Silva Lau Ratu (Kalimantan Selatan), Sofia Mofu (Banten), Merviana Nengsih (Bengkulu), Yulianti Sigalingging (Jambi), Viska Bambuta (Jawa Barat), dan hati-hati dengan Maria Gebze (Papua), yang tidak mengikuti babak kualifikasi.
Maria, bagaimanapun bertanding di hadapan public sendiri. Semua pasti tahu, jika bertanding dengan petinju tuan rumah selalu ada tekanan mental dan seolah berhadapan dengan lebih dari satu lawan. Dukungan penonton bisa jadi sebagai kunci paling menentukan untuk sebuah kemenangan.
KELAS BULU PON PAPUA
1. Christina Jembay (Papua Barat), pemegang medali emas Pra PON di Ternate 2019. Christina adalah pemegang medali emas PON XIX/2016 Jawa Barat.
2. Ratna Sari Devi (DKI Jakarta), pemegang medali perak Pra PON terakhir di Bogor 2019.
3. Silva Lau Ratu (Kalimantan Selatan), pemegang medali perunggu Pra PON di Ternate 2019 dan pemegang medali perak PON XIX/2016 Jawa Barat, dalam final kalah atas Christina Jembay.
4. Viska Bambuta (Jawa Barat), pemegang medali emas Pra PON di Bogor 2019, dalam final mengalahkan Ratna Sari Devi.
5. Maria Gebze (Papua), tidak mengikuti babak kualifikasi.
6. Merviana Nengsih (Bengkulu), pemegang medali emas Pra PON di Bengkulu 2019.
7. Jubaitul (Nusa Tenggara Barat), pemegang medali perak Pra PON di Ternate 2019.
8. Yulianti Sigalingging (Jambi), pemegang medali perak Pra PON di Bengkulu 2019.
9. Sofia Mofu (Banten), pemegang medali perunggu Pra PON di Ternate 2019.
PON XX/2021 Papua tidak menandingkan kelas bulu putra. Berikut 17 kelas (7 putri dan 10 putra) cabor tinju PON Papua.
WOMEN`S
1. Kelas pin 45 kilogram.
2. Kelas terbang ringan 48 kilogram.
3. Kelas terbang 51 kilogram.
4. Kelas bantam 54 kilogram.
5. Kelas bulu 57 kilogram.
6. Kelas ringan 60 kilogram.
7. Kelas welter ringan 64 kilogram.
MEN`S
1. Kelas pin 46 kilogram.
2. Kelas terbang ringan 49 kilogram.
3. Kelas terbang 52 kilogram.
4. Kelas bantam 56 kilogram.
5. Kelas ringan 60 kilogram.
6. Kelas welter ringan 64 kilogram.
7. Kelas welter 69 kilogram.
8. Kelas menengah 75 kilogram.
9. Kelas berat ringan 81 kilogram.
10. Kelas berat 91 kilogram.
Pertandingan tinju akan dipusatkan di GOR Cendrawassih, Kota Jayapura, Papua, 5 hingga 13 Oktober 2021. Tanggal 5 adalah pertandingan hari pertama. Tanggal 13 adalah pertandingan terakhir atau final sekaligus upacara penghormatan pemenang (UPP).
Setiap pertandingan dari hari pertama hingga final selalu dimulai pukul 14.00 dan tutup 21.00 WIT.
Jangan lupa, selalu menjaga kondisi agar tetap fit saat menghadapi pertandingan. Jauhkan dari kemungkinan overweight.
Tidak kalah penting adalah mematuhi semua protocol kesehatan yang ketat. Selalu bersama masker dan menjaga jarak.