Rondeaktual.com
Kelas ringan adalah petinju yang beratnya 60 kilogram untuk putra dan putri.
Pada PON XIX/2016 Jawa Barat, kelas ringan putra dan putri menghasilkan delapan juara (empat putra dan empat putri).
JUARA KELAS RINGAN PUTRA PON XIX/2016 JAWA BARAT
Medali emas: Gresty Alfons (Jawa Barat).
Medali perak: Farrand Papendang (Papua Barat).
Medali perunggu: Matius Mandiangan (Daerah Khusus Ibukota Jakarta).
Medali perunggu: Gregorius (Bali).
JUARA KELAS RINGAN PUTRI PON XIX/2016 JAWA BARAT
Medali emas: Juliana Patty (Maluku).
Medali perak: Huswatun Hasanah (Nusa Tenggara Barat).
Medali Perunggu: Nur Hikmah (Sulawesi Tengah).
Medali perunggu: Sulvana (Jawa Barat).
Dalam PON XX/2021 Papua, kelas ringan putra akan diikuti delapan petinju berdasarkan hasil Pra PON 2019 di Ternate, Bengkulu, dan Bogor, dan menjadi sembilan petinju termasuk tuan rumah yang otomatis lolos babak kualifikasi.
PESERTA KELAS RINGAN PUTRA PON XX
1. Gresty Alfons, Papua, tidak mengikuti pertandingan Pra PON. Gresty adalah pemenang medali emas PON XIX/2016 Jawa Barat untuk provinsi Jawa Barat.
2. Matius Mandiangan, DKI Jakarta, pemenang medali emas Pra PON di Ternate 2019. Matius adalah pemenang medali emas PON XVIII/2012 Riau untuk provinsi Sulawesi Utara. Matius adalah pemegang medali perunggu PON XIX/2016 Jawa Barat untuk provinsi DKI Jakarta.
3. Adrianus Salamisi, Sulawesi Utara, gagal di Pra PON Bogor 2019. Adrianus masuk menggantikan Orlando Limahelu, yang sudah keluar dari amatir dan memilih tinju pro sebagai karir barunya.
4. Walmer Sabu, Jawa Barat, pemegang medali perunggu Pra PON di Ternate 2019.
5. Jeckry Riwu, Bali, pemegang medali perunggu Pra PON di Terneta 2019.
6. Michael Awui, Bengkulu, pemenang medali emas Pra PON di Bengkulu 2021.
7. Panji Ramadhan, Sumatera Utara. Panji masuk menggantikan Ardian Katarino, yang merupakan pemegang medali perak Pra PON di Bengkulu 2019.
8. Michael Romroman, Banten, pemenang medali emas Pra PON di Bogor 2019.
9. Lewi Rupikora, Papua Barat, pemegang medali perak Pra PON di Bogor 2019.
Kekuatan kelas ringan ada di tangan Gesty Alfons (Papua). Gresty akan menjadi lebih kuat karena selain juara PON empat tahun lalu juga sebagai tuan rumah.
Gesty akan kembali bersaing dengan Matius Mandiangan (DKI). Pada PON XIX/2016 Jawa Barat, Gresty mengalahkan Matius dalam semifinal kelas ringan.
Matius, 31 tahun, tentu ingin menebus kekalahan atas Gresty, yang sampai sekarang tetap dianggap sebagai keputusan kontroversial.
Sementara Papua Barat, yang akan mengandalkan Lewi Rupikora tetap menjadi harapan besar. Dia akan mendapat dukungan dari penonton GOR Cendrawasih, yang berapi-api untuk menjatuhkan semangat lawan.
Pertarungan kelas ringan tetap menjanjikan tonton yang menarik. Nama-nama baru seperti Michael Awui (Bengkulu), Michael Romroman (Banten), Jeckry Riwu (Bali), Ardian Katarino (Sumatera Utara), Walmer Sabu (Jawa Barat), dan Adrianus Salamisi (Sulawesi Utara), siap mengguncang PON XX/2021 Papua.
KELAS RINGAN PUTRI PON XX
1. Norbertha Katong, Papua, tidak mengikuti pertandingan Pra PON. Norbertha adalah pemenang medali emas kelas bantam PON XVIII/2012 Riau dan pemegang medali perak kelas bantam PON XIX/2016 Jawa Barat.
2. Erniati Ngongo, Nusa Tenggara Timur. Pemenang medali emas Pra PON di Ternate 2019.
3. Gracia Kaihatu, Jawa Barat, pemegang medali perak Pra PON di Ternate 2019.
4. Adela Urbinas, Papua Barat, pemegang medali perunggu Pra PON di Ternate 2019.
5. Huswatun Hasanah, Nusa Tenggara Barat, pemegang medali perunggu Pra PON di Ternate 2019. Huswatun menolak pertandingan semifinal karena harus memenuhi penggilan pelatnas.
6. Ananda Ariyani, Lampung, pemegang medali emas Pra PON di Bengkulu 2019.
7. Herlina Kristiawati Sirait, Riau. Herlina tidak pernah mengikuti pertandingan Pra PON. Ia masuk menggantikan Meiji Silalahi, yang mengundurkan diri karena panggilan masuk pendidikan polisi.
8. Luh Yuliani, Kalimantan Tengah, pemenang medali emas Pra PON di Bogor 2019.
9. Mihayatul Maula, Jawa Tengah, tidak pernah mengikuti Pra PON. Mihayatul masuk menggantikan Serly Yusinta, yang merupakan pemegang medali perak Pra PON di Bogor 2019.
Sulit untuk membantah bahwa kekuatan kelas ringan ada di tangan Huswatun Hasanah. Huswatun adalah yang terkuat dan terbaik. Huswatun pemegang medali perak PON XIX/2016 Jawa Barat, pemegang medali perunggu Asian Games XVIII/2018 Jakarta, pemegang medali perak Asia XXXI/2021 di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam final, Huswatun dinyatakan kalah melawan petinju Kazakhstan, Rimma Volossenko.
Kekuatan kelas ringan juga ada di tangan Norbertha Katong, tuan rumah. Dia naik dua kelas, dari kelas bantam ke kelas ringan. Memiliki pukulan pendek keras dan sudah pasti akan mendapat tenaga ekstra besar dari penonton.
Kekuatan lain yang diperkirakan bakal membuat kejutan besar antara lain; Mihayatul Maula (Jawa Tengah), Erniati Ngongo (Nusa Tenggara Timur), Gracia Kaihatu (Jawa Barat), Adela Urbinas (Papua Barat), Ananda Ariyani (Lampung), Herlina Kristiawati Sirait (Riau), Luh Yuliani (Kalimantan Tengah).
Bertandinglah dengan penuh semangat dan jangan pernah lupa mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Selalu dengan masker dan menjaga jarak.