Rondeaktual.com
Sampai menjelang pertandingan final cabor tinju PON XX/2021 Papua, seluruh ofisial ring (wasit/hakim, technical delegate, dokter) belum menerima honorarium.
Final tinju akan berlangsung di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua, Rabu, 13 Oktober 2021, mulai pukul 14.00 WIT.
“Biasanya, sehari sebelum final sudah cair. Di AIBA (Persatuan Tinju Internasional) juga begitu,” kata seorang dari ofisial ring.
Sementara, dari 11 wasit/hakim yang “diparkirkan” (dulu terkenal dengan sebutan dikarungi) tetap akan menerima hak yang sama dengan wasit/hakim lainnya, yang tidak mempunyai catatan buruk selama menjalankan tugas.
Honorarium per hari Rp 600.000 (wasit/hakim), Rp 1.200.000 (technical delegate atau supervisor), Rp 800.000 (dewan hakim).
Sebelumnya telah beredar kabar bahwa wasit/hakim akan menerima honorarium Rp 40.000.000.
“Itu bohong. Honoraruim wasit/hakim Rp 600.000 per hari,” kata seorang wasit/hakim olimpiade.
Wasit/hakim sudah masuk penampungan di Balai Latihan Koperasi (Balatkop) Angkasapura Indah, Jayapura, Papua, sejak Rabu, 29 September 2021. Jumat, 15 Oktober, pukul 10.00 WIT adalah kepulangan wasit/hakim.
Berdasarkan pantauan Rondeaktual.com, seluruh wasit/hakim telah menerima tiket pulang.
Dari 11 wasit/hakim yang bermasalah, delapan adalah harga mati alias perbuatan mereka sudah tidak bisa dimaafkan sampai PON Papua tutup. Tiga wasit/hakim lainnya masih bisa ditugaskan. Tergantung situasi. Bila sisa 18 wasit/hakim yang tidak bermasalah tetap fresh, tidak mengantuk, maka ketiga nama itu tidak diberdayakan.
Siapa saja 11 wasit/hakim yang diparkirkan itu, sampai sekarang belum bisa disebut. Di era keterbukaan seperti sekarang masih dirahasiakan.
Sumber yang kuat menyebutkan, 11 wasit/hakim yang diparkirkan hanya sebatas PON Papua.
“Setelah PON selesai, mereka tetap bisa menjalankan tugas wasit/hakim. Tidak diparkirkan sepanjang satu periode,” kata sumber tersebut kepada Rondeaktual.com, Rabu, 13 Oktober 2021.
Kasus 11 wasit/hakim yang diparkirkan, sudah menyebar ke mana-mana.
“Kami (tinju pro) siap menampung mereka,” sambar tokoh tinju pro Syaripudin Lado. “Tetapi dengan catatan, mereka tidak boleh “bermain mata”. Tidak boleh merusak tinju oro. Tidak boleh ada keberpihakan. Tidak boleh menerima sesuatu untuk tujuan memenangkan salah satu petinju,” tegas Syaripudin Lado, yang memiliki akses ke semua badan tinju pro yang ada di Indonesia. (finon)