Rondeaktual.com
Hujan KO terjadi di arena tinju terbuka Lapangan Boibalan, Niki Niki, Amanuban Tengah, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sabtu malam, 6 November 2021.
Dari delapan partai tinju profesional karya promotor Hodlif Hun, tujuh terpaksa dihentikan wasit sebelum waktunya. Wasit menghentikan pertandingan untuk menghindari kemungkinan buruk.
Sementara, satu partai yang tercium main sabun, diperingatkan langsung oleh Inspektur Pertandingan dari KTPI Pusat, Adrian Ingratubun, yang meminta (lewat pengeras suara) agar kedua petinju supaya bertanding dan bila main-main, maka keputusannya adalah no contest.
Bila itu sampai terjadi, maka komisi tinju dapat menangguhkan honor kedua petinju.
Ari Dewa, mantan petinju amatir Tanjung Priok, Jakarta Utara, satu-satunya yang menderita kekalahan tercepat. Sangat tragis.
Belum 15 detik, Mario Stengki Bunda mendaratkan 10 pukulan tanpa balas. Ari Dewa terjatuh persis setengah meter dari sudut biru, sudutnya sendiri.
Wasit RA Nadeak (seorang polisi), tanpa melakukan hitungan, langsung melambai sebagai tanda tidak ada lagi pertandingan. Kelas terbang ringan ini seharusnya berlangsung 6 ronde.
Dengan cepat Fits Patty, dokter pertandingan sudah masuk ke dalam ring. Setelah diperiksa dan yakin seyakin-yakinnya, ternyata tidak terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Ari Dewa turun dari ring tanpa bantuan.
“Waktu mau naik ring, mukanya sudah pucat, makanya tidak saya hitung. Langsung saya hentikan,” kata RA Nadeak, di bawah ring.
Kelas ringan 6 ronde, Octavianus Moensaku dan Soleman Kosat menghabiskan ronde pertama hanya dengan memukul bagian tangan tanpa power. Terkesan tinju pura-pura.
Penonton mulai tidak suka. Sebagian berteriak “main sabun”. Sudah baku atur di bawah ring.
Dari bawah ring, IP Adrian Ingratubun memberi sandi agar wasit Oki Abibakrin memerintahkan “box” (bertinju, jangan lari-lari).
Saat istirahat ronde, Adrian Ingratubun mengingatkan kedua petinju agar betul-betul bertanding.
Setelah “diancam” bahwa pertandingan bisa dihentikan dan akan berakhir no contest, Octavianus Moensaku (Tangsel, Banten) mulai mendaratkan pukulannya dan mengenai kepala dan bagian rusuk Soleman Kosat (Flosati Jakarta). Penonton bersorak. Terhibur sekali.
Pada ronde ketiga, Octavianus melepaskan pukulan berkali-kali dan lagi-lagi tanpa balas. Octavianus mengejar lawan sampai terdedak di tali ring sudut merah, sudut Octavianus. Meski Soleman Kosat tidak pernah menyerah bahkan masih sempat melepaskan jab, wasit menghentikan pertandingan. Perlawanan Soleman Kosat sudah cukup. Sudah selesai.
Partai lain yang dihentikan wasit semua non gelar:
Kelas berat ringan: King Fahd m-TKO 3 atas Alex Buckie.
Kelas ringan: Azizul Isaputra m-TKO-3 atas Warken Boy.
Kelas bantam yunior: Asher Aluman m-TKO 4 atas Makrub Bambali.
Kelas ringan yunior: Ramadhan Arkiang m-TKO 2 atas Benyamin Beniqno Nino.
Kejuaraan Indonesia kelas ringan 10 ronde: Gusti Elnino (Victory Target Jakarta) m-TKO 7 atas Egy Rozten (Egy Rozten Academi Jakarta).
Kelas terbang non gelar, Silem Serang menang split atas Franky Rohi. Silem mengajak kedua orangtuanya masuk ke dalam ring.
Pertandingan di lapangan terbuka disaksikan ribuan penonton yang setia berdiri selama lebih 10 jam. Penonton banyak orang tua pria dan wanita. Di atas pukul 22.00 WITA, anak-anak matanya mulai mengecil dan merah akibat melawan rasa mengantuk.
Seluruh pertandingan amatir dan profesional (ampro) berakhir hampir tengah malam. Elisabeth Haning memimpin tinju amatir.
Meski suasana penuh penonton, tidak ada yang menggunakan tisu. Sepanjang pertandingan terasa sangat dingin.
Ternyata, kota Niki Niki adalah kota dingin. (finon)