Rondeaktual.com
Pemenang medali emas kelas menengah Asian Games XI/1990 Beijing, Cina, Pino Bahari, 49 tahun, menolak disebut sebagai pelatih termahal. Namun, Pino, yang dihubungi di Bali, mengakui bahwa statusnya sekarang adalah pelatih kepala tim Pekan Olahraga Nasional (PON) Kalimantan Timur (Kaltim) 2024.
“Saya bukan pelatih termahal, tetapi dihargai dengan baik,” katanya.
Sejak Fabruari 2022, Pino tercatat sebagai pelatih tim PON Kaltim. Pino disebut-sebut akan mendapat gaji Rp 15 juta hingga PON XXI/2024 Aceh-Sumut.
“Berapa saya dibayar, saya kira bukan untuk dipublikasikan. Ini kepercayaan. Saya sudah ke sana (Kaltim), sekaligus melihat pelantikan Pengprov Pertina Kaltim. Sampai sekarang belum terbentuk tim PON Kaltim. Masih menunggu Porprov pada November tahun ini.”
Pertina Kaltim melakukan usaha besar-besaran untuk menghadapi PON Aceh-Sumut, termasuk merekrut sejumlah petinju potensial. Pino mengakui bahwa Huswatun Hasanah (pemenang medali emas kelas ringan putri PON XX/2021 Papua) dan petinju kelas berat DKI Jakarta, Hasmar Lubis yang gagal di babak pertama PON Papua melawan Sandiyarto Peroza (Kepulauan Riau), telah bergabung dengan Pertina Kaltim.
Pino Bahari lahir di Denpasar, Bali, 15 Oktober 1972. Pada usia 16, Pino sudah menjadi juara PON, yaitu pada PON XII/1989 Jakarta. Pada usia 18, Pino merebut medali emas Asian Games XI/1990 Beijing, Cina.
Saat menghadapi PON XX/2021 Papua, Kaltim menurunkan tiga petinju; Jihan Mainong Barana kelas 45 kg putri, 2. Alfrian Naufal Afaah kelas 49 kg putra, 3. Rahman Manurung kelas 81 kg putra.
Rahman Manurung berhasil merebut medali perunggu kelas berat ringan, setelah dalam semifinal kalah melawan Toar Sompotan (Sulawesi Utara). (finon)
[youtube-feed]