Rondeaktual.com
Pelajaran wasit/hakim Seri IV telah berlangsung di Sekretariat Perkumpulan Keluarga Besar Tinju Indonesia (KBTI), Jalan Pahlawan Revolusi, Klender, Jakarta Timur, Sabtu, 4 Juni 2022.
Belajar tentang wasit/hakim diikuti oleh para mantan petinju profesional yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Para mantan juara itu antara lain; John Manusiwa, Kris Wuritimur, Hanny Manangsang, Hasan Boga. Semua 13 orang, yang berumur 35 hingga 50.
Mereka mendapat pengetahuan atau pelajaran tentang wasit/hakim yang diberikan oleh wasit/hakim tinju pro seperti; Dace Maigoda (sering Inspektur Pertandingan), Ricardo Simanungkalit (wasit/hakim nasional), Hendra Julio (wasit/hakim nasional), Chris Rotinsulu (wasit/hakim nasional), Oki Abibakrin (wasit/hakim nasional), Pice Namang (time keeper nasional), Maya Hutaurut (wasit/hakim dan time keeper).
“Tidak mudah untuk menjadi seorang wasit,” tegas Oki Abibakrin. “Tetapi, kalau tekun belajar dan terbiasa, maka semuanya menjadi lancar.”
Hal serupa juga disampaikan pengajar lainnya seperti Chris Rotinsulu, Ricardo Simanungkalit, Hendra Julio.
“Ingat, jujur itu harus,” pesan Chris Rotinsulu. “Jangan pernah berpihak. Anda bekas petinju, Anda tahu bagaimana sakitnya jika menang dikalahkan.”
Ricardo Simanungkalit mengingatkan, seorang wasit harus jeli melihat petinju yang main sabun. “Petinju yang membayar lawannya tidak boleh dibiarkan.”
Bila kelak sudah dianggap layak untuk menjadi seorang wasit/hakim, maka Perkumpulan KBTI akan melakukan komunikasi dengan para ketua umum badan tinju pro, agar bersedia menerima para calon wasit/hakim.
Sampai pelajaran Seri IV, belum ada peserta yang mencoba keluar atau menyerah. Meski satu-dua orang absen, namun 90% peserta didik calon wasit/hakim sangat antusias.
Suasana sengaja dibangun komunikatif. Semua peserta disiplin dan haus belajar. Ketika makan siang terlambat hampir satu jam, pelajaran tetap berlanjut dan itu luar biasa. Tidak ada waktu kosong, saking semangatnya.
Setiap peserta mempunyai hak yang sama untuk bertanya tentang apa-apa yang tidak diketahuinya.
“Kami memberikan kesempatan kepada setiap mantan petinju untuk belajar bagaimana menjadi seorang wasit/hakim,” kata Ketua Pengajar Dace Maigoda. “Ini kesempatan terbesar dan belum pernah terjadi. Saya dan teman-teman sudah sering mengikuti penataran wasit/hakim, tetapi tidak pernah maksimal karena waktunya dibatasi dua hari. Mau dapat apa kalau hanya dua hari,” kejar Dace Maigoda, mantan petinju dan mantan pelatih.
Dace mengantar petinju Indonesia, Ippo Gala, ke Mandaluyong, Filipina, untuk bertarung non gelar 10 ronde kelas terbang melawan Manny Pacquioa, 25 tahun yang lampau. (finon)