Rondeaktual.com
Para mantan petinju era tahun 70-an menyampaikan kesan dan pesan atas meninggalnya mantan petinju top kelas welter Jawa Timur, Sersan Mayor Marinir Purnawirawan Koko Pangaribuan, 76 tahun.
Seperti berita Rondeaktual.com, Koko Pangaribuan tutup usia di Surabaya, Senin, 29 Agustus 2022, pukul 16.30 WIB.
Berita duka cita pertama kali disampaikan oleh wasit/hakim Pertina Jawa Timur, Marrali. Koko, mantan juara Nasional kelas welter, meninggal akibat sakit yang dideritanya sejak lama.
“Almarhum Koko Pangaribuan seorang sahabat yang kalem dan sederhana,” komentar legenda tinju Lampung, Minarto Hari, Selasa, 30 Agustus 2022. “Kami pernah satu tim saat menghadapi Piala Presiden yang pertama tahun 1976 di Jakarta. Saya menang tapi dinyatakan kalah. Saat itulah saya menangis,” kenang Minarto. “Saya pernah menjalani TC di Ambon bersama Teddy van Room, Benny Tandiono, dan Koko Pangaribuan. Semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi-NYA.”
Minarto, petinju Lampung pertama yang menjadi juara, pernah bersama Koko Pangaribuan di Pelatnas SEA Games X/1979.
“Almarhum juara kelas welter beberapa kali di Kejurnas dan PON,” kata wasit wanita pertama Sri Mawarni Hutagalung. “Almarhum juga juara ASEAN dan merebut medali dari SEA Games dan Piala Presiden Jakarta.”
“Bawaannya lucu,” kata legenda tinju Sumatera Utara, Erwinsyah di Medan. “Almarhum suka ngeledekin teman-teman sepermainan, apalagi dengan Ucok Tanamal, senang sekali ngeledeknya. Itu yang pernah saya ingat,” kata Erwinsyah. “Koko itu hebat, dia tidak pernah merajuk. Orangnya periang. Kami cukup lama TC bersama. Di Go Skate Surabaya dan TC di Stadion di Surabaya, saat menghadapi pertandingan ASEAN Cup. Waktu itu saya merebut medali perak, kalah melawan Ruben Mares dari Filipina.”
Juara Asia kelas bantam Ferry Moniaga, menjelaskan bahwa Koko Pangaribuan seorang petinju yang ulet. “Kuat dan pukulannya keras. Kami dulu sering bersama di berbagai pelatnas,” kata Ferry. (Finon Manullang)