Rondeaktual.com
Petinju Pelatnas SEA Games Kamboja 2023, Sarohatua Lumbantobing baru saja menyelesaikan latih tanding dengan petinju profesional. Berlangsung di HS Boxing Camp Ciseeng, Jumat, 18 November 2022.
Selesai latih tanding, Sarohatua bermasuk duduk dan berkumpul dengan rekan-rekannya yang ada di depan pintu kamar asrama atlet, yang hanya berjarak tak sampai sepuluh meter dari ring tinju.
Rondeaktual.com di sana, kemudian memanggil Sarohatua dan berdiri di hadapan Ketua Umum PP Pertina, Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak. Di sebelah Komaruddin duduk manis promotor Armin Tan, yang membawa dua petinjunya untuk tujuan latih tanding dengan petinju pelatnas.
“Dari mana asal,” Rondeaktual bertanya.
“Dari Tarutung (Sumatera Utara),” balas Sarohatua.
Jawaban Sarohatua saya sampaikan kepada Ketua Umum Pertina, meski sudah tahu kalau Sarohatua berasal dari Tarutung.
“Sudah kawin belum?”
“Belum. Saya belum menikah,” balas Sarohatua, pemegang medali emas kelas welter PON XX/Papua 2021.
“Apa target Sarohatua dalam SEA Games Kamboja?”
“Juara. Saya ingin medali emas,” jawab Sarohatua, pemegang medali perak kelas welter ringan SEA Games XXIX/2019 Kuala Lumpur dan pemegang medali perak kelas welter SEA Games XXXI/Hanoi 2021.
“Baguslah,” sambut Komaruddin Simanjuntak. “Cita-cita harus tinggi. Harus medali emas. Kalau menyerang dengan tiga-empat pukulan. Jangan satu-satu, itu terlalu halus. Tetap disiplin. Latihan keras. Bila perlu berdarah-darah dalam latihan demi tujuan mengibarkan Merah Putih di SEA Games.” Komaruddin Simanjuntak menyemangati.
Wawancara singkat selesai. Sarohatua lahir di Tarutung, 22 Agustus 1997. Anak pertama dari dua bersaudara.
“Saya lahir dan besar di Tarutung. Adik saya perempuan, tinggal di Tarutung. Saya tinggal dan berlatih tinju juga di Tarutung. Itu kota kebanggaan bagi saya,” ujar Sarohatua Lumbantobing, dalam wawancara sebelumnya.
Tarutung terletak di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. “Sampai sekarang saya tetap latihan di Tarutung Boxing Camp, itu nama sasana saya. Di sana saya punya pelatih, yaitu Sapar Lumbantobing, ayah saya sendiri.”
Sarohatua mulai mencari perhatian ketika merebut medali perunggu kelas welter yunior PON XIX/2016, yang dipusatkan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Modal medali perunggu telah mengantar Sarohatua menjadi orang yang sukses di ring tinju amatir. Sarohatua sudah dua kali mengukiti SEA Games; Kuala Lumpur 2019 dan Hanoi 2021 medali perak kelas welter.
Pulang dari SEA Games KualaLumpur, Sarohatua menerima bonus Rp 100 juta dari pemerintah pusat dan Rp 25 juta dari pemerintah provinsi.
“Tidak pernah terbayangkan, kalau tinju bisa menghasilkan uang sebanyak itu,” komentar Sarohatua. “Uang itu saya pakai beli rumah di Tarutung untuk orangtua, Mama dan Papa. Adik juga kebagianlah.”
PON Papua XX/2021 merupakan PON yang luar biasa bagi Sarohatu, yang pada membuat kejutan besar dengan memukul KO ronde pertama Buce Tibalimeten (Maluku). Pada semifinal, Sarohatua menang KO ronde pertama atas Mendy Yikwa (Jawa Timur). Di final, Sarohatua menang angka atas lawan tangguh yang pernah dua kali mengalahkannya, Saputra Samada (Nusa Tenggara Barat).
Medali emas PON Papua menghasilan uang berjuta-juta. Dari Pemerintah daerah Sumatera Utara, Sarohatua menerima bonus Rp 250 juta ditambah Rp 50 juta dari Ketua Pengprov Pertina Kota Medan, Sabam Manalu, dan Rp 10 juta dari Kabupaten Tapanuli Utara.
Pada awal karirnya, Sarohatua bertanding di kelas terbang ringan 48 kilogram. Ia merebut medali perunggu Kejurda di Tarutung 2011.
Setelah 11 tahun kemudian, Sarohatua bertanding di kelas 71 kilogram. Namanya sudah terdaftar dalam kelas menengah ringan SEA Games XXXII/2023 Kamboja.
“Saya dulu tinggi kurus,” aku Sarohatua. Sekarang tinggi tegap dan gagah. (Finon Manullang)