Rondeaktual.com
Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sumatera Utara (Sumut) bersama Ketuanya, Sabam Manalu, sedang bertekad untuk merebut kembali masa emas tinju amatir.
Seperti diketahui, Sumut pernah memiliki bintang tinju amatir paling favorit, antara lain; Paruhum Siregar, Rudy Siregar, Erwinsyah, Ucok Tanamal, Syamsul Anwar Harahap, Liston Siregar, Garuda Tua Sihombing, Hendrik Simangunsong, dan seterusnya.
Sekarang, Sumut sudah memiliki Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), yang diikuti lebih 40 petinju junior, youth, elite. Setiap hari berlatih, dalam pengawasan pelatih yang ketat.
“Kami siap membangkitkan kembali gairah dan prestasi tinju Sumatera Utara,” kata pelatih Niazi Almy di Jakarta.
Niazmi bersama Nurmala Deli dan Iqbal Siregar, sedang membawa atlet tinju muda Sumut mengikuti Pra Popnas Zona I di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta. Sudah berlangsung sejak Jumat, 25 November, dan final Selasa, 29 November 2022. Rabu, 30 November, merupakan kepulangan tim ke daerah masing-masing.
“Sampai sekarang (Senin, 28 November), Sumut sudah memperoleh dua medali emas melalui Nona Cantika dan Zahra Khairunisa. Empat medali perunggu direbut oleh Steven Laoli, Daniel Limbong, Vika Pardede, dan Aprilia Sinambela,” kata Niazi Almy. “Ada tiga lagi yang akan bertanding besok (Selasa, 29 November), Rizky Wardana kelas 54, Julian Sihotang kelas 71, dan Christian Simanjuntak kelas 75. Sumut berharap tiga-tiganya medali emas.”
Berikut tentang trio pelatih Sumut, yang terdiri dari Niazi Almy, SH, pelatih kepala, Nurmala Deli, SH, asisten pelatih, dan Iqbal Siregar, S.Or, pelatih pengkondisian.
NIAZI ALMY, SH, merupakan mantan petinju profesional era tinju masuk televisi.
Niazi sempat tercatat sebagai salah satu petinju profesional asal Medan paling sering menerima kontrak untuk pertandingan siaran langsung.
Niazi Almy bertanding di kelas terbang mini, 46,7 kilogram. Untuk mendapatkan beratnya, ia harus berjuang agar bisa in. Namun, seperti diakuinya, sering over weight berkilo-kilo.
“Saya raja over,” katanya, tertawa dan mengaku sekarang beratnya 68 kilogram.
Salah satu jadwal pertandingan Niazi Almy paling mengecewakan terjadi ketika hendak bertanding melawan Bayu Anggoro (asal Pematang Siantar) di Studio TVRI Jakarta. Niazi tidak bisa menurunkan berat dan batal bertanding untuk perebutan sabuk juara Indonesia kelas terbang min.
Pertandingan tetap berlangsung live TVRI tetapi untuk non gelar 10 ronde, yang dimenangkan oleh Bayu Anggoro.
Itu di ring pro. Di amatir, Bayu Anggora (David Kasidi) tidak pernah menang melawan Niazi Almy. Dalam final STE Cirebon 1995, Niazi mengalahkan Juharum Silaban dan terpilih sebagai petinju harapan.
NURMALA DELI, SH, dijuluki oleh Pertina sebagai ratu kelas terbang.
Nurmala Deli, sekarang 34 tahun, memulai karir tinjunya dari Kejuaraan Nasional (Kejurnas) tingkat yunior di Medan pada 2005.
Nurmala Deli mencapai puncak karir amatir dengan merebut medali emas kelas terbang PON XVIII/2012 Riau. “Waktu final, saya mengalahkan Irene (Sasihiang) dari DKI Jakarta,” ujar Nurmala Deli.
Medali emas yang direbut Nurmala merupakan emas Sumut satu-satunya dari cabor tinju.
Pertandingan final kelas terbang berakhir tidak memuaskan. Salah satu pelatih Sasihiang mengamuk. Kursi penonton diambil kemudian dibanting ke dalam ring. Segitu marahnya.
IQBAL SIREGAR, S.Or, ramah lembut berkumis berjampang. Iqbal cukup lama di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta, ikut menangani petinju-petinju muda PPOP DKI Jakarta.
Muhammad Iqbal Aflah Siregar adalah nama lengkapnya, dikenal dengan spesialisasinya strength & conditioning.
“Pas era COVID-19, saya pulang kampung halaman, Sumatera Utara, dan tidak balik lagi ke Ibu Kota. Saya di Medan dan sekarang ikut menangani persiapan petinju Sumut,” kata Iqbal Siregar.