Rondeaktual.com
Pertina DKI Jakarta telah memulai pemusatan latihan daerah (Pelatda) untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut.
Pelatda berlangsung di HS Boxing Camp, Gang H Noan, Kampung Parigi Mekar, RT 004 RW 03, Kelurahan Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Tim Pelatda DKI ditangani empat pelatih: Hugo Gosseling, Husni Ray, Bayu Anggoro David Kasidi, dan Erwin Tobing. Empat pelatih menangani tiga petinju putri dan sepuluh petinju putra.
Atlet Pelatda Pertina DKI adalah: Azahara 48 kg, Sindy M Zein 52 kg, Novita Sinadia 54 kg, Ratnasari Devi 57 kg, Adhis Priyanto 48 kg, Aldoms Suguro 51 kg, Asriudin Tapalaola 54 kg, Jil Mandagie 57 kg, Fido Masoara 60 kg, Mathius Mandiangan 63,5 kg, Ali Haidar 67 kg, Frits Masoara 71 kg, Devo Matulessy 80 kg, Sabdayagra Ahessa 86 kilogram.
Inilah data dan prestasi empat pelatih Pelatda Pertina DKI Jakarta.
HUGO GOSSELING, 62 TAHUN
Gosseling lahir di Ambon, Maluku, 19 Agustus 1960. Beberapa familinya tinggal di Belanda.
Gosseling memulai karir sebagai petinju amatir. Pernah merebut medali perak kelas bantam Piala Acropolis Athena, Yunani, 1982.
Di dalam negeri, Gosseling sudah bertanding di berbagai kejuaraan terbuka dan kejuaraan nasional.
Setelah pensiun dari tinju, Gosseling meneruskan karir sebagai pelatih di daerah Asrama Brimob, Cilincing, Jakarta Utara.
Ketika usia 25 tahun, Gosseling sudah mulai menangani persiapan tanding petinju profesional di daerah Tanjung Priok. Salah satu yang sempat mengorbit adalah Yohannes Matahelemual, mantan juara Indonesia kelas bantam.
Pada PON XX/2020 Papua, Gosseling berhasil mengantar petinju DKI, Novita Sinadia dan Matius Mandingan, merebut medali emas kelas bantam elite women dan kelas ringan elite men.
Di luar tinju, Gosseling seorang penyanyi dan pencipta lagu. Setidaknya ia telah rekaman dalam versi VG bersama dua mantan juara dunia Ellyas Pical dan Nico Thomas.
HUSNI RAY, 59 TAHUN
Ray, sarjana muda dari AMI/ASMI Jakarta, lahir di Jakarta, 9 Mei 1963.
Ray domisili Cibitung, adalah peraih medali perunggu kelas 45 kg PON 1985, peraih medali emas kelas 45 kg Pesta Sukan Singapura 1985, peraih medali emas kelas 45 kg Piala Presiden Jakarta 1987.
Itu di tinju amatir. Di tinju pro, Ray lima tahun sebagai petinju bayaran dan menjadi raja kelas terbang mini Indonesia. Ia menjadi juara Indonesia paling banyak mempertahankan gelar sekaligus berpenghasilan tertinggi.
Ray hampir saja menjadi juara dunia WBO strawweight atau sama dengan kelas terbang mini ketika bertarung 12 ronde dan kalah angka melawan juara Rafael Torres dari Republik Diminika, Istora Senayan, Jakarta, Selasa, 31 Juli 1990. Ray kehilangan stamina, karena baru dua minggu melangsungkan pernikahan.
DAVID KASIDI BAYU ANGGORO, 44 TAHUN
Kasidi lahir di Pematang Siantar, 15 Desember 1978. Sekarang menetap di Jakarta Selatan. Bekerja penuh sebagai pelatih tinju, setelah sebelumnya sempat beberapa tahun kerja di tempat hiburan malam. Kerja jelang tengah malam sampai pagi, ternyata tidak cocok kemudian dinggalkannya dan kembali fokus untuk tinju.
Pada tahun 2000, Kasidi meninggalkan kota kelahirannya Pematang Siantar untuk memulai karir tinju profesional di Cilandak, Jakarta Selatan.
Masuk pro, Kasidi menggeser namanya menjadi Bayu Anggoro. Lebih lima tahun sebagai petinju bayaran pada era tinju masuk televisi.
Gelar juaranya tidak pernah diakui, karena lawan yang dipukulnya sampai KO, Niazy Almi dari Sumatera Utara, overweight. Seharusnya Anggoro sudah juara, tetapi badan tinjunya bodoh dan tidak mengerti aturan sehingga pertarungan Anggoro dengan Almi dinyatakan bukan untuk kejuaraan Indonesia. Padahal kontrak pertandingan tertulis untuk 12 ronde kejuaraan Indonesia kelas terbang mini. Begitulah tinju pro.
ERWIN TOBING, 61 TAHUN
Tobing lahir di Medan, 9 September 1961. Cukup lama berlatih di sasana Sarinah, Jakarta Pusat. Di era itu, sasana Sarinah terkenal berkelas karena setiap petinju rata-rata teknik tinggi.
Tobing, yang sekarang selalu memakai topi untuk menutupi rambutnya, adalah pemegang medali perak kelas welter PON 1985 dan medali perunggu kelas menengah Piala Raja (Kings Cup) Bangkok 1985.
Setelah tidak bertanding, Tobing menghabiskan waktunya sebagai pelatih. Pada PON XIX/2016 Jawa Barat, Tobing sudah masuk dalam daftar pelatih. Sebelum ditarik ke Pelatda DKI, Tobing adalah pelatih kepala di sasana Bima Sarinah, Tanah Abang, milik H. Robert Firdaus. (Finon Manullang)
Sukses selalu untuk rondeaktual .
..#Salamsehatsllu..GodBless