Rondeaktual.com
Dua tokoh Pertina, Richard Engkeng dan Reza Ali duduk berdua di ring side Pra PON I Makassar, Selasa, 24 Juli 2023.
Itu kehadiran Reza Ali yang keempat, sejak Pra PON dibuka Sabtu, 22 Juli 2023. Sementara, bagi Richard Engkeng adalah kehadiran kedua, sejak tiba di Makassar, Senin malam, 23 Juli 2023.
Tadi malam, Richard Engkeng yang baru saja tiba dari Jakarta dan ofisial DKI Jakarta dibuat sangat kecewa atas kekalahan Matius Mandiangan (DKI Jakarta) melawan Alfino Nanlohy (Jawa Barat).
“Semua orang menilai Bayu (Matius Mandiangan) yang menang,” tegas Richard Engkeng dan manajer tim DKI H. Robert Firdaus saat ngopi siang jelang pertandingan.
Meski sudah memasuki hari ke keempat, suasana arena pertandingan masih jauh dari ramai penonton. Pintu masuk terbuka lebar. Halaman parkir luas.
Saat Rondeaktual.com mengambil gambar Richard Engkeng dan Reza Ali, sempat terjadi candaan yang berhubungan dengan tinju. Keduanya dikenal sebagai “gila” tinju, tetapi tidak bagi Reza Ali.
“Bukan gila tinju tapi hobi olahraga tinju. Kami memang pernah sama-sama bekerja untuk tinju. Waktu itu (tahun 2012-2016) saya (Ketua Umum PP) Pertina dan beliau Pertina DKI,” Reza Ali menjelaskan.
Selain “hobi” olahraga tinju seperti disampaikan Reza Ali, memang sangat tepat. Anak kedua tokoh tinju tersebut, juga aktif di olahraga tinju.
Putri Richard Engkeng, Cindy Engkeng adalah promotor tinju yang memegang lisensi dari badan tinju KTI dan ATI.
Putra Reza Ali, Harpen Ali adalah Ketua Pengprov Pertina Sulawesi Selatan.
Di usia masih muda, Harpen Ali berani mengambil penyelenggaraan Pra PON I, setelah Solo batal menjadi tuan rumah.
Reza Ali bisa hadir setiap hari, menurutnya, karena domisili Makassar. Sementara, Richard Engkeng hadir di Pra PON I karena statusnya Wakil Ketua Pengprov Pertina DKI Jakarta.
“Ketua kami (Hengky Silatang) baru bisa hadir pada saat memasuki pertandingan semifinal. Masih beberapa hari lagi,” jelas Richard Engkeng, yang sedang mempersiapkan perjalanan berikutnya ke Manado, Sulawesi Utara.
“Pesan saya kepada wasit/hakim, berkaryalah dengan baik. Jangan melukai hati atlet karena keputusan yang berpihak. Siapa pun yang bertanding dan dari daerah manapun, berilah kejujuran,” imbuhnya. (Finon Manullang)