Rondeaktual.com
Pada penyelenggaraan Pra PON I Makassar, terdapat dua lelaki yang sepanjang perjalanan karir tinjunya hanya mengalami sekali kekalahan.
Kedua lelaki itu adalah mantan raja kelas berat Indonesia, Lodewijk Akwan (Papua Barat) dan mantan raja kelas terbang ringan atau kelas layang Indonesia, Herry Maitimu (Maluku/Jambi).
Lodewijk sekarang berusia 73. Herry berusia 66. Tetap setia untuk tinju.
“Saya pernah kalah melawan Firman Pasaribu (DKI Jakarta),” kata Lodewijk Akwan, yang datang ke Pra PON I Makassar sebagai pelatih khusus evaluasi. “Waktu saya kalah melawan Firman Pasaribu, itu terjadi dalam final PON Jakarta (tahun 1973). Itu kekalahan satu-satunya melawan petinju Indonesia.”
Selama karir tinju amatirnya, Lodewijk Akwan selain raja kekas berat di dalam negeri, juga juara Nasional, juara PON, juara ASEAN dan juara SEA Games.
“Untuk ASEAN dan SEA Games di masa lalu, petinju Indonesia sangat disegani, karena selalu menghasilkan medali emas. Belakangan petinju Indonesia sangat sulit untuk mengejar medali emas SEA Games. Mengapa? Saya sendiri kurang mengerti. Tetapi, mungkin suasanya sudah berubah. Sekarang SEA Games hampir seluruhnya dikuasai petinju Filipina dan Thailand. Saya kira, kita harus kejar itu. Kita harus bisa kalahkan mereka,” imbuh Lodewijk Akwan.
HERRY MAITIMU
Sama dengan Lodewijk Akwan, Herry Maitimu hanya sekali kalah melawan petinju dalam negeri.
“Kidal Atman Wiratman satu-satunya yang mengalahkan saya,” kata Herry Maitimu, pelatih Jambi. “Atman mengalahkan saya dalam Kejurnas Senior (sekarang elite) di Surabaya tahun 1983. Dia sedang bagus-bagusnya waktu itu,” kata Herry Maitimu, yang mencetak rekor empat kali berturut-turut merebut medali emas kelas 48 kilogram PON. (Finon Manullang)