Rondeaktual.com
Mantan juara Indonesia termuda dari Garuda Jakarta, Ippo Gala, 54 tahun, dua kali masuk ke rumah sakit yang sama dengan sakit yang sama; usus buntu.
Ippo Gala menjadi juara Indonesia termuda pada umur 16 tahun, atas dorongan pelatih Simson Tambunan. Ippo Gala adalah petinju Indonesia satu-satunya yang pernah bertanding melawan Manny Pacquai, 27 tahun silam.
“Dua tahun yang lalu saya juga di sini, di rumah saki ini. Dirawat empat hari baru boleh pulang,” kata Ippo Gala, ditemui di salah satu rumah sakit swasta yang bersih di Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu malam, 17 September 2023.
Secara khusus, Ippo Gala menyampaikan hormat dan terima kasih kepada rekan mantan petinju, yang datang melihatnya di rumah sakit maupun yang mengirim doa untuk kesembuhannya. “Sangat terima kasih, saya menjadi semangat,” katanya. Ippo Gala berada di peringkat atas dalam daftar hadir setiap pertemuan mantan petinju. Ia juga salah satu yang paling setiap mengisi uang sumbangan orang sakit di dua WAG mantan petinju. Ippo Gala dikenal baik dan bermurah hati.
Ippo Gala, lawan Manny Pacquiao 27 tahun lampau, masuk rumah sakit akibat usus buntu parah, sejak Kamis, 14 September 2023. Ippo Gala menempati ruang Sakura, yang terletak di Lantai 3. Ruang itu khusus untuk satu pasien. Besar dan mewah. Seluruh biaya rumah sakit termasuk uang dokter, ditanggung oleh perusahaan tempat Ippo Gala bekerja.
“Sekarang sudah masuk malam yang keempat di sini. Entah kapan boleh pulang. Besok dokter masuk. Saya mau pulang saja. Sudah bosan juga,” ia tersenyum.
Di Ruang Sakura, Ippo Gala didampingi istrinya Rustina, dan dua putra mereka, seorang polisi dan seorang pelajar SMP.
“Waktu masuk pertama, dokter bilang masih bisa diatasi dengan obat. Kemarin masuk langsung disuruh puasa dan harus operasi. Alhamdulillah, berjalan lancar.” Ippo Gala membuka kausnya kemudian memperlihatkan bekas operasi perut bagian kanan.
Meski sakit, secara fisik Ippo Gala terlihat seperti orang sehat tidak mengalami sakit. Wajahnya cerah. Kedua tangannya kekar. Rambutnya yang kekinian membuatnya lebih muda dari usianya 54 tahun.
Dua tahun lagi, Ippo Gala pensiun. Diperkirakan akan menerima empat macam tunjangan. Sepanjang 25 tahun memberikan hidupnya sebagai security di PT. Gemala Kempa Daya, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Tunjangan yang akan diterimanya siap dipergunakan untuk memulai usaha. Tidak menyebut jumlah, tetapi cukup kuat untuk modal.
“Tidak langsung besar,” kata Rustina, istri Ippo Gola. “Kecil dulu, nanti kalau maju bisa ditingkatkan,” lanjut wanita tiga kali melahirkan itu.
Usaha kemungkinan besar tidak jauh dari cabai merah, bawang merah, dan keperluan dapur.
“Saya akan mulai dari beberapa kilo saja dulu. Nanti dia (sambil menunjuk suaminya yang duduk terus di atas pembaringan) bisa terjun ke tinju.”
Ippo Gala, yang bertanding dua ronde melawan Manny Pacquiao di Mandaluyong City, Filipina, 27 Juli 1996, menyampaikan keinginannya, setelah pensiun terjun ke tinju. Selama ini, waktunya 100% untuk perusahaan.
“Nanti (setelah pensiun) mungkin bisa melatih atau apa saja. Sekarang banyak pelatih member. Pokoknya terjun ke tinju, gitulah. Ada kegiatan, tidak diam di rumah saat pensiun,” kata Ippo Gala, kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, 11 Agustus 1969.
Ippo Gala menjadi juara Indonesia termuda setelah Yani Hagler. Ia merebut gelar juara kelas terbang dari tangan seorang guru olahraga di Surabaya, Amri Sanusi, yang berlangsung 12 ronde di Bogor, Jawa Barat, 28 Desember 1986.
Ippo Gala menjelaskan, dirinya tidak mengejar apa-apa. “Anak-anak sudah besar (Anak pertama Irdo, seorang polisi. Anak kedua Elyta Gala, seorang perawat). Mereka sudah bekerja. Sudah punya pegangan.”
Anak bungsu, Radithya Win Gasa, pelajar SMP, di sekolah suka olahraga pencaksilat. Nama Win Gasa diambil dari nama manajer Garuda Jaya Win Gasa.
“Saya mau dia menjadi atlet berprestasi, seperti bapaknya dulu. Saya dukung Raditya untuk kemajuan silatnya. Kalau untuk tinju, mohon maaf, memang saya larang,” kata Rustina. (Finon Manullang)