Rondeaktual.com
Tinju Indonesia kehilangan seorang promotor. Eddy Rumpoko, yang dikenal sangat bersahabat dan rendah hati, meninggal dunia karena sakit pada usia 63 tahun di Rumah Sakit dr. Kariyadi, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 30 November 2023, pukul 05.30 WIB.
“Jezanah sudah diberangkatkan dari Semarang dan sekarang disemayamkan di rumah duka, Jalan Trunojoyo Nomor 25, Kota Batu, Jawa Timur. Selanjutnya dikebumikan pada Kamis siang, pukul 14.00 WIB,” kata legenda tinju Indonesia kelas bulu yunior Monod, 66 tahun.
Di masa hidupnya, Eddy Rumpoko adalah pendiri Javanoe Boxing Camp Malang, seorang manajer dan promotor tinju. Almarhum pernah dua kali Wali Kota Batu.
“Kita betul-betul kehilangan atas kepergian Bapak Eddy Rumpoko, yang sangat berjasa dalam mendorong karir tinju saya,” kata Monod, pemegang rekor tiga kali juara Indonesia kelas bulu yunior.
Wongso Suseno, 78 tahun, mengenang Eddy Rumpoko sebagai tokoh tinju yang selalu memperhatikan kehidupan orang lain. “Baik sekali. Sering bantu kehidupan saya maupun petinju yang lain,” kata Wongso Suseno, orang Indonesia pertama yang merebut gelar OPB (kemudian menjadi OPBF sejak Austalia bergabung dengan Asia).
Rasa kehilangan juga disampaikan oleh mantan petinju bercelana macan tutul, H.M. Nurhuda, 58 tahun, yang pernah menyandang gelar juara Indonesia kelas bantam dan kelas bulu yunior, serta mantan juara WBC Junior dan IBF Intercontinental kelas bulu yunior.
“Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian Mas Eddy Rumpoko. Saya biasa menyapa beliau Mas Eddy. Waktu itu masih sama-sama muda. Mas Eddy manajer saya sebagai petinju dan saya masih sekolah.”
Bagi Nurhuda, Eddy Rumpoko adalah orangtua dan juga kakak. “Saya ikut Mas Eddy sejak tahun 1985, ketika saya juara (kelas bantam Indonesia) di Manado. Saya bertanding dari kota ke kota, termasuk kejuaraan dunia (IBF kelas bulu yunior melawan Vuyani Bungu di Afrika Selatan, 4 Maret 1995), Mas Eddy selalu berdiri di pinggir ring support saya. Hampir 90% Mas Eddy selalu mengikuti pertandingan saya.”
Komunikasi terakhir antara Eddy Rumpoko dengan Nurhuda terjadi seminggu yang lalu. “Memang, kami sering WA-an. Sering mengirim foto saya waktu bertanding. Saya jawab, oh itu waktu main di Manado. Banyak kenangan masa lalu bersama Mas Eddy. Sangat dekat, tetapi Mas Eddy tidak pernah menulis kalau beliau sakit.”
Kid Samora, mantan juara Indonesia kelas bantam yunior dari Trisula Boxing Camp Malang, merasa kehilangan dengan sosok Eddy Rumpoko yang dikenalnya sangat baik hati.
“Saya pernah diorbitkan sampai juara Indonesia. Waktu itu saya rebut gelar daritangan Alloysius Cray, asal NTT bertinju di Jember. Saya pernah kejuaraan OPBF melawan Marianus dari Pirih Surabaya. Selesai draw tanpa juara. Pertandingan dihentikan wasit akibat benturan kepala. Waktu saya menghentikan Yossy Amnifu, juga promotornya adalah Pak Eddy Rumpoko. Baik dan sangat perhatian. ” (Finon Manullang)