Rondeaktual.com
Banyak yang tidak tahu, legenda tinju Wiem Gommies sudah berusia 77 tahun. Wiem Gommies lahir di Ambon, Maluku, 6 Desember 1946, bukan 31 Desember, seperti diberitakan sebelumnya.
Wiem membuka karir tinjunya ketika sudah mulai dewasa. Namun siapa sangka, Wiem Gommies bisa mencapai prestasi besar sebagai juara Asian Games Bangkok 1970, juara Asia Teheran 1971, dan sekali lagi juara Asian Games Bangkok 1978. Semua untuk kelas menengah, 75 kilogram.
“Terima kasih, pagi-pagi sudah mendapat ucapan selamat. Beta senang,” kata Wiem Gommies, Minggu pagi.
Sudah 77 tahun, Wiem Gommies mengaku senang dan bahagia tanpa sakit. Tinggal di kampungnya. Tidak ada acara spesial di hari lahir beliau.
“Saya kan orangnya biasa saja. Beta tinggal di atas, Hatalai” kata Wiem Gommies. “Sekali-sekali datang sini. Nanti beta jemput. Dari jalan ke rumah harus dengan motor. Kalau di jalan raya, sekarang sudah ada angkot. Jalan sudah bagus. Hatalai-Ambon lancar.”
Hatalai adalah sebuah desa di Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, Maluku.
Sehari-hari, sang legenda tinju sepenuhnya di rumah. “Tinggal di dusun. Kadangkala urus kebun warisan. Kasih bersih-bersih. Biar gerak. Tidak diam saja. Bisa tanam pohon langsa, salak, manggis, pisang. Kalau pisang banyak. Ada pisang raja, pisang tongka langit. Ada saudara yang datang ambil pisang, bawa ke Ambon. Hatalai ke Ambon dekat. Kalau beta pigi Ambon bisa satu jam naik motor.”
Tidak lupa Wiem Gommies menyampaikan salam untuk teman-teman tinju Tanah Air. “Jarang kontak. Beta seng ada WA (WhatsApp). Salam untuk semua. Sampai jumpa.”
Wiem Gommies pernah satu pelatnas di Jakarta, bersama legenda tinju lainnya seperti; Frans VB, Ferry Moniaga, Benny Maniani, Syamsul Anwar Harahap.
Wiem Gommies terakhir sebagai pelatih mengantar Bonyx Saweho bertanding dalam kelas terbang Olimpiade Athena 2001.
Sejak itu dan sampai sekarang, tidak ada lagi petinju Indonesia yang bertanding di olimpiade. Semua kandas di babak Pra Olympic.
Wiem Gommies lahir Pulau Ambon, Maluku, 6 Desember 1946. Membuka karir tinju ketika sudah mulai dewasa. Namun siapa sangka, Wiem Gommies bisa mencapai prestasi hebat, seperti:
Merebut medali emas kelas menengah Asian Games Bangkok 1970.
Merebut medali emas kelas menengah Asia di Teheran, Iran, 1971.
Mengikuti pertandingan Olimpiade Munich 1972.
Merebut medali emas kelas menengah Asian Games Bangkok 1978.
Wiem tidak pernah kalah melawan petinju dalam negeri. Wiem tiga kali merebut medali emas PON kelas menengah ringan dan kelas menengah. Sekali medali perak kelas menengah PON, ketika seluruh atlet tinju DKI Jakarta menarik diri dari pertandingan final. Wiem Gommies adalah raja kelas menengah Indonesia dan Asia
Dua adik Wiem Gommies, Piet Gommies dan Eddy Gommies, juga petinju terkenal. Piet Gommies (almarhum)adalah juara Nasional (amatir) kelas welter ringan dan juara Indonesia (profesional) kelas welter. Eddy Gommies juara Nasional kelas bulu dan petinju pro kelas bulu era awal tinju Ellyas Pical di Garuda Jaya Jakarta. Eddy Gommies menetap di Cilangkap, Jakarta. (Finon Manullang)