Rondeaktual.com
Lama tidak terdengar kabar, pemegang medali perunggu kelas menengah ringan PON XI/1985 Jakarta dan mantan manajer Pelatnas Piala Presiden RI, Richard Engkeng memutuskan keluar dari Pertina.
“Memasuki tahun 2024, saya berhenti dari tinju. Tidak ikut Pertina lagi. Saya sebagai penonton saja,” ujar Richard Engkeng, 61 tahun, beberapa menit yang lalu, Selasa, 2 Desember 2024.
Richard Engkeng, pensiunan Marinir, berada di sebuah desa, Desa Watutumou, Kalawat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Ia terakhir terlihat di sekitar arena tinju Pra PON I Makassar, Juli 2023. Selama berhari-hari bersama Tim Pra PON DKI Jakarta. Ia mengawal sekaligus mendampingi Robert Firdaus dan Dewi Eliana saat mengajukan ketidakpuasan terhadap putusan pertandingan Matius Mandiangan (DKI Jakarta) melawan Alfino Nanlohy (Jawa Barat). Mandiangan kalah 2-3 dan gagal medali.
Menurut Richard Engkeng, ia sudah empat kali berturut-turut Wakil Ketua Pengprov Pertina DKI Jakarta, termasuk dua kali Wakil Ketua era Ketua Hengky Silatang.
“Pak Hengky minta saya manajer (Tim DKI menuju PON XXI/Aceh-Sumatera Utara September 2024). Saya sudah tolak. Saya bilang, saya mundur. Sudah tua. Tidak mungkin juga harus bolak-balik (Manado-Jakarta). Saya sekarang tinggal jauh di desa (Minahasa Utara). Saya sebagai penonton saja.” Ia sengaja menutup satu masalah yang membuatnya sangat kecewa saat berada di Makassar.
Sebagai pendiri Richard Engkeng (RE) Boxing Camp (berpusat di Minahasa Utara) dan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, lelaki tinggi besar ini pernah membuat sejarah semua petinju pelatnas datang dari RE Boxing.
Richard Engkeng juga tiga kali berturut-turut mengantar RE Boxing merebut gelar juara umum Piala Wakil Presiden RI, era Ketua Umum PP Pertina Reza Ali 2012-2016. Sejak 2016 hingga sekarang, Pertina tidak pernah lagi menyelenggarakan Piala Wakil Presiden.
Petinju RE Boxing yang pernah masuk pelatnas antara lain; Indri Sambaimana, Beatrix Suguro, Aprialiani Tombeg, Irene Sasihiang, Novita Sinadia, Jun Engkeng, Vinky Montolalu, Matius Mandiangan, Rafli Langi, Aldoms Suguro, Jill Madagie.
Selain membina tinju amatir dan profesional di Jakarta, Richard Engkeng juga membina puluhan anak-anak desa menjadi petinju dan juara. Setiap juara Nasional mendapat tanah di Desa Watutumou. Tanah itu ada yang dipertahankan dan dibangun menjadi rumah tinggal. Tetapi banyak juga atlet RE Boxing yang sengaja melego tanah kapling untuk alasan hidup.
Richard Engkeng juga pernah mendatangkan sejumlah artis top Ibu Kota ke Desa Kema Satu, Minahasa Utara, seperti (almarhum) Jupe bersama pasangan hidunya Gaston Castano, Mikha Tambayong, Manohara dan ibundanya, dan Tamara Bleszynski. (Finon Manullang)