Rondeaktual.com
Tinju Indonesia berduka. Seorang mantan petinju asal Trisula Boxing Camp Malang yang kemudian maju sebagai promotor tinju internasional, Faisol, 56 tahun, meninggal dunia di Jakarta, Sabtu, 13 Januari 2024.
“Saya dulu belajar tinju di Malang,” kata Faisol, beberapa waktu yang lalu, kepada Rondeaktual.com. “Belum sempat berkembang, saya merantau dan hidup ke Jakarta. Setiap tahun (kecuali era COVID-19) saya bikin tinju di Malang.”
Kepergian Faisol seolah tiba-tiba saja. Namun, beberapa sahabat tinju menjelaskan bahwa dalam bulan terakhir almarhum sudah sakit batu empedu.
Faisol terakhir menggelar tinju di arena terbuka di tempat yang sangat terkenal di Simpang Balapan, Ijen, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu, 11 November 2023.
Faisol bersama legenda tinju Malang H.M. Nurhuda dan Monod, mendatangkan dua petinju Thailand, Nirun Baonok dan Thani Narinram. Rexy Akbar dari Lumajang memukul KO Thani Narinram dalam kelas terbang ringan delapan ronde. Oky Akbar dari Kepanjen menang angka atas Nirun Baonok dalam kelas bulu delapan ronde.
“Rasanya sedih,” kata petinju celana macan loreng H.M. Nurhuda. “Kita kehilangan seorang sahabat tinju. Beliau punya semangat besar untuk membangkitkan olahraga tinju. Waktu di Jakarta, saya mampir ke rumah beliau di daerah Tanjungpriok. Saya bilang, jangan terlalu dipaksa bikin pertandingan. Bila perlu tunda saja, soalnya masih dalam kondisi sakit. Tetapi, Mas Faisol semangat luar biasa. Beliau bilang, pokoknya harus digelar 11 November, untuk memperingati Hari Pahlawan. Pertandingan itu terlaksana. Sekarang kita mendengar kabar duka. Selamat jalan, kawan. Tokoh tinju Nasional dari Malang. Semoga diampuni segala kekhilapan, diterima amal kebaikannya dan husnul khatimah.. Amiiin yra. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu sehat, tabah, dan tawaqal,” ujar H.M. Nurhuda, mantan juara Indonesia kelas bantam dan kelas bulu yunior, dan mantan juara WBC Junior dan IBF Intercontinental.
“Saya punya kenangan panjang dengan almarhum,” kata mantan personalia KTI Malang, Anthonius Moehartono, SH, di Jakarta. “Dulu latihan tinju (di Malang) sama Papa (pelatih tinju Fighting Chung). Kalau datang suka bawa sarung tinju, jual ke Papa. Di situ sudah kelihatan jiwa bisnisnya. Almarhum pernah naik ring di Dinoyo, Malang, arena pasar malam. Di Jakarta hidupnya sekses dan tetap rendah hati. Almarhum juga pendiri Forum Insan Tinju Malang,” demikian Anthonius Moeharto.
“Turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya promotor Faisol,” kata promotor asal Pahlawan Revolusi, Jakarta, Syaripudin Lado. “Almarhum sangat baik dan selalu berpikiran untuk memajukan tinju. Indonesia benar-benar kehilangan seorang promotor penuh dedikasi.”
“Kami sebagai mantan petinju merasa kehilangan,” kata mantan raja kelas bulu yunior Indonesia di Singosari, Malang. “Beliau ini yang sering mengadakan pertandingan tinju sampai tingkat internasional di Malang. Tujuannya agar Malang menorehkan juara lagi. Ingin menjadikan Malang kembali sebagai barometer tinju seperti era 80-an. Itu yang diinginkan Mas Faisol. Semoga almarhum diampuni segala kesalahannya dan diterima segala amal ibadahnya dan husnul khatimah husnul khatimah,” tutup Monod.
Selamat jalan promotor tinju internasional, Bapak Faisol. Semua karya yang kemajuan tinju Tanah Air akan terus diingat untuk waktu yang lama. (Finon Manullang).