Rondeaktual.com – Finon Manullang
Menyambut PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara, Rondeaktual.com telah menulis tentang Jabar, Sulsel, Sulut, Vinky Montolalu, Maluku, Welmi Pariama, DKI Jakarta, Tim Putri DKI, Matius Mandiangan, dan sekarang pelatih DKI yang terdiri dari Hugo Gosseling, Husni Ray, Erwin Tobing, dan Bayu Anggoro. Ikuti terus tanpa putus sampai PON 2024 berlangsung.
PON XXI akan digelar pada 8-20 September 2024. Semoga tidak ada perubahan. Pesta olahraga multicabang terbesar Tanah Air ini akan buka di Aceh dan tutup di Sumatera Utara.
PON XXI 2024 Aceh-Sumut akan mempertandingkan 65 cabang olahraga dengan 32 cabang olahraga digelar di Aceh dan 33 cabang olahraga dipertandingkan di Sumut.
Dikutip dari laman resmi KONI, selain menjadi PON pertama yang diselenggarakan di dua provinsi, PON XXI juga akan menjadi yang perdana dengan peserta dari empat provinsi Daerah Otonom Baru (DOB) di Papua yaitu; Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.
Menghadapi PON XXI/2024, DKI Jakarta akan mengirim 10 petinju terbaiknya (4 putri dan 6 putra).
Petinju DKI ditangani empat pelatih; Hugo Gosseling, Husni Ray, Bayu Anggoro, Erwin. Berikut tentang empat pelatih DKI, dimulai dari Hugo Gosseling.
1. HUGO GOSSELING
Lahir di Ambon, Maluku, 19 Agustus 1960. Menetap di Asrama Polri ex Bromob, Blok N, Cilincing, Jakarta Utara.
Perjalanan dari rumah ke tempat latihan tim Pelatda DKI di Desa Mekar Perigi, butuh waktu sekitar empat jam.
“Tidak mungkin datang dan pulang. Harus menginap. Sabtu sore boleh pulang. Senin pagi kita para pelatih sudah hadir di tempat latihan,” kata Hugo Gosseling.
Gosseling tidak bisa dipisahkan dari gitar dan sarung tinju. Gitar telah mengajarinya sebagai penyanyi sekaligus pencipta lagu. Sarung tinju telah mengajarinya bagaimana menganalisa lawan agar bisa dikalahkan dalam waktu tiga ronde kali tiga menit. Itu tidak mudah.
Gosseling memang seorang penyanyi, sampai sekarang. Tetapi, ia hampir tidak pernah menyanyi atau menghibur teman-temannya pada acara tinju. Ia tidak mau menonjol.
Selain menciptakan lagu, Hugo juga aktif rekaman. Ia pernah berkolaborasi dengan juara dunia tahun 1985 Ellyas Pical, juara dunia tahun 1989 Nico Thomas, dan Wiem Sapulette.
Gosseling melawati status atlet hanya sebentar. Ia telah lama sebagai pelatih, baik amatir maupun pro. Pada decade terakhir, Gosseling 100% fokus untuk tinju amatir.
Pada PON XX/2021 Papua, Gosseling bersama pelatih Fadli Siregar dan Bayu Anggoro, sukses mengantar DKI merebut dua medali emas dan satu medali perak melalui kelas bantam putri Novita Sinadia, kelas ringan putra Matius Mandiangan, dan kelas terbang putra Aldoms Suguro.
Belajar tinju dari sejumlah pelatih antara lain; Boetje Lilipory, Zulkaryono Arifin, John Malessy, Ian Popah, Frans VB. “Ilmu mereka yang mengantar saya untuk memilih jalan sebagai pelatih tinju.”
Selama berstatus atlet tinju, Hugo Gosseleing pernah tercatat sebagai petinju pelatnas. Bertanding sampai ke luar negeri. Singgah di Belanda, era Ketua Umum PB Pertina Saleh Basarah. Salah satu lawan tinjunya di masa muda adalah Soripada Harahap.
2. HUASNI RAY
Husni lahir di Jakarta, 9 Mei 1963. Sekarang tinggal di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Tinggal di rumah yang dibelinya dari hasil keringat tinju.
Husni merebut medali emas kelas pin 45 kilogram Piala Presiden RI X/1987 Jakarta. Di amatir pernah mengalahkan Muhar Sutan (Jawa Tengah), Agus Maai (Papua), Yosef Souisa (Jawa Barat), Reicaido Elias dari Filipina, dan masih banyak.
Di ring profesional, Husni dikenal menjadi Husni Ray dan menjadi raja kelas terbang mini Indonesia. Pernah bertarung dalam kejuaraan dunia WBO kelas terbang mini dan gagal. Nama Ray diambil Sugar Ray Leonard.
Husni banyak belajar dari orang terkenal seperti Frans VB, Ferry Moniaga, Sutan Rambing, Christ Rotinsulu.
“Hampir semua hidup saya untuk tinju. Pernah sebagai atlet Pertina. Pernah sebagai petinju profesional melalui Benteng AMI/ASMI Jakarta. Banyak cita-cita penuh semangat tetapi cita-cita yang belum tercapai barangkali belum berhasil mengantar petinju Indonesia menjadi juara dunia, amatir maupun profesional. Ingin sekali, tapi belum bisa ke sana. Entah kapan,” kata Husni Ray.
Husni Ray cukup lama sebagai pelatih tinju pro. Pernah ikut sasana Robby Bekasi dan mengantar Yoppy Benu juara. Ikut Richard Engkeng untuk mempersiapkan petinju. Tiba-tiba Husni menenteng tas hendak pergi meninggalkan sasana RE Boxing. Rupanya terjadi masalah. Ironisnya, dengan sesama teman sendiri.
Seseorang mencegah langkah Husni. Jangan pergi, sampai menunggu Richard Engkeng kembali dari Manado. Akhirnya Husni bertahan.
Ketika PON XIX Jawa Barat 2016 selesai, Husni memutuskan keluar dari tinju. Ia mencoba membuka usaha (seperti bengkel sepeda motor). Konon bersama anaknya.
Husni benar-benar putus dari tinju. Sementara, Ketua Pertina DKI, Hengky Silatang mati-matian mengejar Husni. Hengky ingin atlet tinju DKI ditangani pelatih Husni Ray Husni dan gagal.
Tiba-tiba terjadi perubahan besar. Ucok Sitompul mencoret sendiri namanya sebagai pelatih Jawa Tengah untuk persiapan menghadapi PON Papua. Ucok mendorong Husni Ray menggantikan posisinya sebagai pelatih PON Jateng, mendampingi pelatih Rivo Rengkung.
Entah mengapa, Husni Ray tidak bisa menolak tiket yang disodorkan Ucok Sitompul. Husni Ray harus berangkat ke Semarang. Tidak boleh tidak.
Pada saat PON Papua berlangsung, semua petinju Jawa Tengah rontoh. Tidak ada harapan, kecuali Willis Riripoy yang secara luar biasa membuat kejuatan besar merebut medali emas kelas berat. Dalam final yang sempat rusuh dan paling menakutkan, Riripoy mengalahkan petinju tuan rumah Papua, Erico Amanupunyo.
Usai PON Papua, Hengky Silatang memastikan Husni Ray sudah di tangan.
Usai pelantikan personalia Pertina DKI di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu, 5 Februari 2022, Husni Ray tidak boleh kembali ke rumah melainkan langsung ke HS Boxing Camp Ciseeng, pusat latihan tinju.
Sejak saat itu dan sudah masuk tahun ketiga, Husni Ray terikat sebagai salah satu pelatih Pertina DKI Jakarta untuk mempersiapkan atlet menghadapi PON Aceh-Sumut 2024.
3. BAYU ANGGORO
Lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, 15 Desember 1978, dengan nama David Kasidi. Sekarang tinggal di Jalan Haji Kayar, Jakarta Selatan.
PON XXI/2024, cabor tinju, rencananya akan dipusatkan di Pematang Siantar. Di sanalah David Kasidi lahir. Ia akan datang sebagai pelatih tim DKI. Itu menjadi sebuah perjalanan yang sangat bersejarah dalam hidup sang pelatih.
David Kasidi datang ke Jakarta untuk mengejar cita-cita sebagai petinju profesional, bersama adiknya Edo Anggoro. Keduanya berlabuh di sasana tiju Amphibi, Cilandak, Jakarta. Sejak terjun sebagai petinju profesional, David Kasidi dikenal sebagai Bayu Anggoro.
Berkompetisi di kelas terbang mini Indonesia, Bayu Anggoro pernah mengalahkan James Marciano, Alex Buckie, Sofwan Lombok. Bayu kalah melawan Hery Amol di GTP Indosiar Jakarta.
“Saya belajar pelatih dari pelatih Husni Ray dan pelatih Bernard Lahindo. Di awal karir pelatih, saya pernah dibayar hanya lima ratus ribu sebulan. Itu tak akan terlupakan. Sekarang, sejak bergabung dengan Pertina DKI Jakarta, Alhamdulillah sudah lancar. Sudah tercukupi,” kata Bayu Anggoro.
4. ERWIN TOBING
Nama satu ini sudah tidak asing lagi. Erwin Tobing dibesarkan oleh tinju amatir.
Melalui sasana Sarinah awal tahun 80-an dan sampai sekarang, Erwin tetap di sekitar tinju. Erwin sekarang pelatih di Bima Sarinah Tanah Abang. (Finon Manullang)
Sukses sllu u/rondeaktual.com