Rondeaktual.com
Promotor tinju internasional dari Cigombong, Bogor, Jawa Barat, Welly Koto baru saja mengabarkan bahwa ia sengaja memilih tanggal 25 sebagai tanggal pertandingan.
“Tanggal 25 itu hari Sabtu di bulan Mei,” kata promotor berlisensi A itu. “Saya sudah mulai urus nama-nama petinju yang akan bertanding. Tanpa matchmaker, biar tidak boros,” ujarnya.
Bagi promotor Welly Koto, tanggal 25 Mei menjadi tanggal yang pas untuk menggelar pertandingan tinju internasional menyambut HUT Kodam III/Siliwangi.
“Pertandingan internasional di Bandung, bisa lima negara. Petinju utama sudah pasti dari Kodam Siliwangi. Di sana ada Sonny Galatry, Dudung, Benny Tamaela. Dari Depok ada Silem Serang. Lawannya kemungkinan dari Vietnam, Filipina, Thailand, Singapura, atau Malaysia. Petinju Timor Leste mau kita datangkan tetapi tidak ada petinju,” jelas Welly Kota, yang sudah pernah menggelar pertandingan partai Kejuaraan Indonesia di SPN Lido, partai internasional Bandung, dan partai internasional di Jakarta.
“Kita akan bikin pertandingan tinju dalam rangka menyambut HUT Kodam Siliwangi,” kata Welly Kota, yang tercatat sebagai pembina sekaligus promotor sasana tinju Kodam Siliwangi Bandung. “Mungkin bisa enam negara, termasuk Indonesia. Nanti kita cari agen tinju tapi tanpa matchmaker.”
Rupanya Welly Koto tidak mau lagi berurusan dengan matchmaker, yang bisa membuatnya pening kepala.
Sepanjang karir promotornya, Welly Koto dua kali menggelar pertandingan tinju internasional, di Bandung dan di Jakarta. Ketika berlangsung pertandingan tinju internasional Indonesia-Filipina-Thailand di Balai Sarbini, Jakarta, 16 September 2022, Welly Kota menyuguhkan main event Sabuk KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Welly Koto sempat mengingatkan badan tinju agar mengeluarkan izin pertandingan bagi promotor yang bukan kaleng-kaleng. Bila promotornya masih menunggu proposal sampai laku, ia menyarankan, sebaiknya badan tinju jangan terjebak. Tahun lalu, setidaknya ada lima promotor telah mengumumkan jadwal pertandingan. Setelah proposal tidak laku, pertandingan tidak pernah ada.
Sekarang, Indonesia memiliki enam organisasi tinju, yang dimulai tertua KTI, disusul ATI, KTPI, FTI, FTPI, dan DTI.
Dari enam badan tinju, di antaranya ambisius mengejar jabatan Inspektur Pertandingan (IP). Selain honor lebih tinggi dari wasit/hakim, ternyata para IP di Indonesia lebih suka dihormati. (Finon Manullang)