BUKU PERJALANAN TINJU INDONESIA – Tulisan berjudul “Azaddin Anhar dan Drama 405 Detik” merupakan tulisan ke-14 dari buku tinju Finon Manullang. Ikuti terus tulisan yang sangat bersejarah bagi olahraga tinju Tanah Air. Semoga bermanfaat.
DATA KEJUARAAN DUNIA IBF 15 RONDE KELAS TERBANG RINGAN
Juara: Jum Hwan Choi, lahir di Pusan, 9 Juni 1963.
Penantang Azaddin Anhar, lahir Banda Aceh, 5 April 1963.
Tempat: Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Waktu: Minggu, 9 Agustus 1987.
Wasit: Dale Grable, Amerika Serikat.
Hasil: Jum Hwan Choi menang TKO ronde ketiga, sekaligus mempertahankan gelarnya yang ketiga.
Promotor: Kurnia Kartamuhari.
Azaddin Anhar dan Drama 405 Detik
Menuntut ilmu sampai tujuh bulan di Amerika dan sebentar ke Meksiko kemudian meneruskan latihan panjang ke daerah dingin Tretes, Jawa Timur, ternyata belum cukup untuk mengantar Azaddin Anhar menjadi juara dunia.
Azaddin harus menerima kenyataan pahit tumbang KO ronde ketiga yang baru berjalan 45 detik, setelah dihantam tangan tangguh juara dunia IBF kelas terbang ringan Jum Hwan Choi (Korea Selatan). Azaddin, sarjana muda AMI/ASMI Jakarta, hanya bisa bertahan selama 405 detik.
Drama 405 detik terjadi di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu malam, 9 Agustus 1987.
Sebelum pertandingan, promotor Kurnia Kartamuhari mengirim Azaddin bersama pelatih Ferry Moniaga untuk berlatih di Amerika dan Meksiko.
“Sampai tujuh bulan kami tinggal di Los Angeles, kemudian pergi ke Mekisko untuk mengikuti dua pertandingan. Saya sekali menang dan sekali kalah,” kata Azaddin Anhan di kediaman barunya di Kampung Cisauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, beberapa waktu yang lalu.
Kejuaraan dunia itu sempat membuka harapan, setidaknya pada ronde permulaan. Azaddin terlihat cemerlang melepaskan jab-straight disusul hook dan upper cut. Penonton terpancing dan bersorak. “Azaddin! Azaddin!! Azaddin!!!” Semangat yang luar biasa.
Memasuki ronde kedua, Jum Hwan Choi yang pernah kalah angka 15 ronde melawan Dodie Penalosa (Filipina), merubah taktik dari defensive menjadi agresif.
Choi terus menyerang memukul mundur Azaddin ke sudut biru dan tiba-tiba terjatuh setelah menerima empat pukulan beruntun. Pada hitungan kedelapan, Azaddin berdiri untuk meneruskan sisa ronde. Sekian detik kemudian terdengar bunyi bel tanda berakhirnya ronde kedua. Selamat dari kemungkinan knockout.
Ronde ketiga, Choi keluar dari sudutnya, sudut merah, langsung mengejar Azaddin. Tiga pukulan cepat dan keras membuat Azaddin tidak sempat melakukan serangan balik. Azaddin jatuh terduduk.
Wasit Dale Grable (Amerika Serikat) datang dan tidak perlu lagi memberikan hitungan, setelah melihat pandangan Azaddin kosong dan TKO pada ronde ketiga yang sudah berjalan 45 detik.
Itu sama dengan 405 detik. Rekor tanding Azaddin turun menjadi menang-kalah 6-4. Rekor Choi naik 18-1.
Meski kalah, Azaddin masih bisa tegar. Dengan jiwa besar ia mendatangi sang juara kemudian tangan kirinya mengangkat tangan kanan Choi. Sangat satria.
Pertandingan disaksikan Ketua Umum KTI Pusat, Solikin GP, Ketua Harian KTI Pusat, Letjen TNI Mar (Purn) Moch Anwar, dan sejumlah tokoh tinju lainnya, termasuk Boy Bolang, Anton Sihotang, Eddy Pirih, Eddy Rumpoko. Azaddin menandatangani kontrak pertandingan seharga US$10.000.
HASIL PARTAI LAIN
Kejuaraan Indonesia kelas bulu yunior 12 ronde: Nurhuda (Javanoe Malang) mengalahkan Boy Kelung (AMI/ASMI Jakarta).
Kejuaraan Indonesia kelas terbang ringan 12 ronde: Udin Baharuddin (Pirih Surabaya) menang TKO ronde 11 atas Demianus Ahuluheluw (Arseto Jakarta). (Finon Manullang)