BUKU PERJALANAN TINJU INDONESIA – Ellyas Pical Kembali Juara Dunia merupakan tulisan ke-15 dari buku tinju Finon Manullang. Ikuti terus tulisan yang sangat bersejarah bagi olahraga tinju Tanah Air. Semoga bermanfaat.
Ellyas Pical Kembali Juara Dunia
Ellyas Pical menorehkan dua sejarah penting dalam olahraga tinju profesional.
Pertama; Ellyas Pical sebagai petinju Indonesia pertama merebut gelar juara dunia tinju profesional.
Kedua; Ellyas Pical sebagai petinju pertama merebut gelar juara dunia IBF kelas bantam yunior sampai tiga kali berturut-turut.
Sampai sekarang belum ada petinju yang bisa melakukannya, tiga kali merebut gelar dunia IBF di kelas yang sama, kelas bantam yunior, 52.163 kilogram. Hanya Ellyas Pical, petinju kidal yang bisa melakukannya.
3 KALI JUARA DUNIA
1. Ellyas Pical merebut gelar IBF kelas bantam yunior dari tangan juara Ju Do Chun (Korea Selatan), setelah menang KO ronde 8 dari 15 ronde yang direncanakan. Berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat malam, 3 Mei 1985. Promotor: Boy Bolang.
2. Ellyas Pical merebut gelar IBF kelas bantam yunior dari tangan juara Cesar Polanco (Republik Dominika) melalui pertandingan ulang langsung. Pical, kidal yang paling berbahaya, menang KO ronde 3 dari 15 ronde yang direncanakan. Berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu malam, 6 Juli 1986. Promotor: Anton Ojak Sihotang.
3. Ellyas Pical merebut gelar IBF kelas bantam yunior, menang split 15 ronde atas juara Tael Il Chang (Korea Selatan), di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu malam, 17 Oktober 1987. Wasit: James Reilly (Amerika Serikat). Hakim Jae Keun Kim (Korea Selatan) menilai 142-143 untuk Chang.
Hakim Leon Johannes (Indonesia) 147-137 untuk Pical. Hakim Keith Dudley (Australia) 145-138 untuk Pical. Promotor: Anton Ojak Sihotang.
Sebelum Pical-Chang berlangsung, berita di koran sudah penuh dengan anjuran agar pertandingan tunda saja.
Mengapa? Karena persiapan dan stamina Ellyas Pical dianggap tidak bagus. Elly tidak siap.
Tetapi, prediksi para pakar tinju meleset. Ellyas Pical, yang diragukan tampil sangat prima.
Sepanjang 15 ronde, Ellyas Pical bertahan dengan strategi counter boxer. Disiplin menunggu lawan datang baru kemudian membalas dengan dua bahkan empat pukulan beruntun, mengundang decak kagum ribuan penonton.
“Elly, Elly, Elly!” Penonton tidak henti-hentinya memberikan semangat.
Sementara, Chang salah strategi. Mengapa? Berdasarkan hasil rekaman pertandingan sebelumnya, Chang seorang boxer. Saat bertanding di Jakarta, Chang berubah menjadi fighter. Gaya fighter (masuk menyerang) adalah gaya bertinju yang sangat ditunggu Ellyas Pical.
Setiap lawan masuk, Elly pasti melepaskan pukulan kanan disusul pukulan kiri mamatikan, yang sangat terkenal itu. Bila lawan tidak masuk menyerang, maka Elly cenderung hanya melepaskan jab-jab tanpa disusul pukulan kiri yang mematikan. Gaya tinju defensive sering tidak disukai penonton.
Ellyas Pical sukses sebagai petinju profesional karena gaya bertinjunya murni counter boxer. Jika lawan masuk menyerang, maka Elly bergeser ke samping kemudian masuk menyerang. Sangat sulit bagi petinju Indonesia lainnya meniru gaya bertinju Ellyas Pical.
Setelah mengalahkan Tael Il Chang dan kembali menjadi juara dunia, Ellyas Pical disambut airmata haru yang tak terbendung dari duet manajer Ellyas Pical, Enteng Tanamal-Melky Goeslaw. Ibunda sang juara baru Mama Anna ada di sana dan langsung mengucap: “Puji Tuhan, anakku menang.” (Dikutip dari buku Perjalanan Tinju Indonesia)