Rondeaktual.com
Olimpiade XXV/1992 Barcelona berlangsung di Pavello Club Joventut Badalona, 26 Juli hingga 8 Agustus 1990. Melahirkan sejumlah bintang petinju terkenal, setelah mereka terjun ke tinju profesional.
Nama-nama besar itu adalah; Ada Tim Austin (Amerika Serikat), Joel Casamayor (Kuba), Oscar De La Hoya (Amerika Serikat, menjadi salah satu bintang tinju profesional paling menyita perhatian dunia), Chris Byrd (Amerika Serikat, dari kelas menengah menjadi juara dunia kelas berat), David Tua (Selandia Baru, tidak pernah menjadi juara dunia tetapi menjadi kelas berat paling terkenal di seluruh Selandai Baru), Brian Nielsen (Denmark, kelas berat).
HENDRIK SIMANGUNSONG
Olimpiade Barcelona, bagaimanapun hasilnya tetap mengingatkan kita kepada dua petinju Indonesia yang ikut bertanding; Hendrik Simangunsong kelas menengah ringan dan mendiang Alberth Papilaya kelas menengah. Kedua petinju gagal membawa pulang medali.
Hendrik Simangunsong dikenal datang dari keluarga tinju yang kuat. Dua pamannya (Rudy Siregar dan Paruhum Siregar) ikut membesarkan tinju amatir Tanah Air. Rudy Siregar sempat menjadi bintang tinju profesional kelas menengah, seorang model, dan menjabat direktur kontraktor.
“Tulang (mendiang Rudy Siregar dan mendiang Paruhum Siregar) setiap jumpa, selalu memotivasi dan itu yang mendorong aku menjadi taat disiplin, yang akhirnya mengantar aku ke Olimpiade Barcelona,” kata Ir. Hendrik Simangunsong, kelahiran Kota Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara, 11 Juli 1969.
Hendrik Simangunsong bisa mengikuti Olimpiade Barcelona melalui seleksi ketat. “Kami berangkat empat orang. Dua atlet, aku dan almarhum (Alberth Papilaya). Kami didampingi dua ofisial; Pak Zulkaryono Arifin dan Pak Imron. Minta maaf, kalau kami gagal medali,” ujar Ir. Hendrik Simangunsong, di Rantauprapat, Sumatera Utara, Senin sore, 5 Agustus 2024.
Ia bangga seorang Olympian. “Pekan lalu, aku jalan-jalan ke Malaysia. Supir taksi (seorang perempuan berdarah India) bangganya bukan main, setelah dia tahu bahwa aku seorang petinju Indonesia yang pernah bertanding di Olimpiade Barcelona,” Hendrik Simangunsong, mengisahkan perjalanannya.
“Ikut Olimpiade Barcelona rasanya bangga. Bisa ke sana itu luar biasa. Soalnya aku tidak masuk dalam daftar unggulan. Aku cadangan. Waktu itu ada Firman Pangeran (Sumatera Utara) dan Pino Bahari (Bali), yang mau dibawa. Akhirnya aku yang berangkat.”
“Aku naik ring untuk pertandingan kelas menengah ringan. Ada beban, tetapi dengan bangga bisa membela bangsa dan negara itu luar biasa. Siapa pun yang pernah ikut olimpide, dia tak akan pernah melupakannya. Olimpiade adalah puncak dunia olahraga. Makanya, aku selalu berharap ada petinju Indonesia yang bisa tampil di olimpiade. Rebutlah medali, maka itu akan menjadi sejarah bagi perjalanan panjang tinju Indonesia.”
Ketika kalah di Olimpiade Barcelona, rasanya sangat kecewa. “Kesal. Berangkat ke olimpiade itu capek. Latihan tersiksa. Pahit rasanya waktu kalah. Tapi akhirnya aku sadar, bahwa lawan punya pengalaman ratusan kali pertandingan internasional. Aku sendiri, waktu itu, hanya 14 kali.”
ALBERTH PAPILAYA
Alberth Papilaya lahir di Tobelo, Maluku Utara, 15 September 1967, meninggal dunia karena sakit di Ternate, Minggu, 18 April 2021.
Alberth Papilaya adalah seorang polisi perwira menengah dengan pangkat Komisaris.
“Sebelum berangkat ke Olimpiade Barcelona, saya ikut pra olympic dan saya juara di Filipina. Saya dapat mengalahkan petinju dari Mesir dan New Zeland. Medali emas itu yang mengantar saya ke olimpiade,” kata Alberth Papilaya kepada Rondeaktual.com, dalam wawancara Para Olympian Indonesia, semasa hidupnya.
Alberth Papilaya menyatakan rasa bangga bisa mewakili negara melalui cabor tinju di Olimpiade Barcelona 1992. Itu sangat luar biasa. Ia merasa itu sebuah prestasi tertinggi.
Ketika kalah, ia tetap bahagia. “Saya senang bisa mengalahkan lawan dan saya bisa sampai di pertandingan perempat final. Saya bisa masuk peringkat ke-7 (dari 32 petinju kelas menengah). Itu harus menjadi catatan, sebab “tujuh besar” itu tak terbayangkan sebelumnya.”
“Saya bangga bisa mengalahkan Polandia (Robert Buda, dengan hasil 11-5). Berikutnya, saya mengalahkan orang Afrika (Makoye Isangula, dari Tanzania, dengan skor 13-6). Saya gagal masuk semifinal karena kalah (3-15) melawan Korea (Lee Seung-Bae).”
Lee Seung-Bae meraih medali perunggu, setelah di semifinal kalah 1-14 melawan Ariel Hernandez dari Kuba. Di final, Hernandez menang 12-7 atas Chris Byrd dari Amerika Serikat. Kidal Byrd kemudian menjadi juara dunia kelas berat WBO, setelah menghentikan perlawanan Vitali Klitschko (Ukraina) pada ronde kesembilan di Berlin, 1 April 2000.
DAFTAR JUARA OLIMPIADE BARCELONA 1992
1. Light flyweight
Emas: Rogelio Marcelo (Kuba).
Perak: Daniel Petrov (Bulgaria).
Perunggu: Jan Quast (Jerman) dan Roel Velasco (Filipina).
2. Flyweight
Emas: Choi Chol-su (Korea Utara).
Perak: Raul Gonzalez (Kuba).
Perunggu: Tim Austin (Amerika Serikat) dan Istvan Kovacs (Hongaria).
Tim Austin, meski hanya merebut medali perunggu kelas terbang, namun karirnya sangat cemerlang di tinju profesional. Ia menjadi juara dunia IBF kelas bantam dan mencatat rekor sampai 10 kali mempertahankan gelar.
3. Bantamweight
Emas: Joel Casamayor (Kuba).
Perak: Wayne McCullough (Irlandia).
Perunggu: Mohamed Achik (Maroko) dan Li Gwang-sik (Korea Utara).
Joel Casamayor berjaya di profesional dengan menyandang gelar juara dunia di kelas ringan yunior dan kelas ringan.
4. Featherweight
Emas: Andreas Tews (Jerman).
Perak: Faustino Reyes (Spanyol).
Perunggu: Ramaz Paliani (Unified Team/Georgia) dan Hocine Soltani (Algeria).
5. Lightweight
Oscar De La Hoya (Amerika Serikat).
Perak: Marco Rudolph (Jerman).
Perunggu: Namjilyn Bayarsaikhan (Mongolia) dan Hong Suk-sik (Korea Selatan).
Oscar De La Hoya menjadi salah satu juara yang mencapai hasil paling gemilang di tinju profesional. De La Hoya bahkan menjadi juara dunia di enam kelas yang berbeda, yang dimulainya dari kelas ringan yunior, kelas ringan, kelas welter yunior, kelas welter, kelas menengah yunior, kelas menengah.
Setelah pensiun, De La Hoya mendirikan perusahaan tinju bernama Golden Boy Promotions. Ia mengajak Bernard Hopkins ikut bergabung. Hopkins adalah orang yang mengalahkan De La Hoya dengan KO ronde kesembilan di MGM Grand Garden Arena, pada September 2004.
6. Light welterweight
Hector Vincent (Kuba).
Perak: Mark Leduc (Kanada).
Perunggu: Leonard Doroftei (Rumania) dan Jyri Kjall (Finlandia).
7. Welterweight
Emas: Michael Carruth (Irlandia).
Perak: Juan Hernandez Sierra (Kuba).
Perunggu: Anibal Acevedo (Puerto Rico) dan Arkhom Chenglai (Thailand).
8. Light Middleweight
Emas: Juan Carlos Lemus (Kuba).
Perak: Orhan Delibas (Belanda).
Perunggu: Gyorgy Mizsel (Hongaria) dan Robin Reid (Britania Raya).
9. Middleweight
Emas: Ariel Hernandez (Kuba).
Perak: Chris Byrd (Amerika Serikat).
Perunggu: Chris Johnson (Kanada) dan Lee Seung-bae (Korea Selatan).
Peraih medali perunggu Lee Seung-bae adalah petinju Korea Selatan yang mematahkan langkah Alberth Papilaya dalam pertandingan perempatfinal.
Peraih medali perak Chris Byrd (Amerika Serikat), memilih tinju pro dan menjadi juara dunia kelas berat. Dia terkenal karena pernah mengalahkan petinju kelas berat papan atas antara lain; Vitali Klitschko (Ukraina), David Tua (Selandai Baru), Evander Holyfield (Amerika Serikat).
10. Light Heavyweight
Emas: Torsten May (Jerman).
Perak: Rostyslav Zaulychnyi (Unified Team/Ukraina).
Perunggu: Wojciech Bartnik (Polandia) dan Zoltan Beres (Hongaria).
11. Heavyweight
Emas: Felix Savon (Kuba).
Perak: David Izonritei (Nigeria).
Perunggu: David Tua (Selandia Baru) dan Arnold Vanderlyde (Belanda).
12. Super Heavyweight
Emas: Roberto Balado (Kuba).
Perak: Richard Igbineghu (Nigeria).
Perunggu: Svilen Rusinov (Bulgaria) dan Brian Nielsen (Denmark).
Kuba terlalu tangguh dan memborong emas-perak-perunggu 7-2-0, disusul Jerman 2-1-1, Amerika Serikat 1-1-1, Irlandia 1-1-0, Korea Utara 1-0-1, Nigeria 0-2-0, Bulgaria 0-1-1, Kanada 0-1-1, Belanda 0-1-1, Unified Team 0-1-1, Spanyol 0-1-0, Hongaria 0-0-3, Korea Selatan 0-0-2, Algeria 0-0-1, Denmark 0-0-1, Finlandia 0-0-1, Britania Raya 0-0-1, Mongolia 0-0-1, Maroko 0-0-1, Selandia Baru 0-0-1, Filipina 0-0-1, Polandia 0-0-1, Puerto Rico 0-0-1, Rumania 0-0-1, Thailand 0-0-1.
Total 25 negara dengan medali emas-perak-perunggu 12-12-24.