Rondeaktual.com, Jakarta – Mintohadi lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 17 Agustus 1968. “Pagi orang sibuk pasang tiang bendera sambut tujuhbelasan aku lahir. Itu cerita yang aku tahu tentang kelahiran Mintohadi,” kata Mintohadi, 50 tahun.
Mintohadi bersama usahanya, Klinik Pijat Puspita, menetap di Jalan Mayjen Sungkono, Gang 2, Nomor 63, Buring Kedung Kandang, Malang, Jawa Timur.
“Alhamdulillah, rumah pemberian Menteri Pemuda dan Olahraga era Andi Mallaranggeng. Waktu itu Wongso Indrajit (Malang), Faisol Akbar (Lumajang), Hengky Gun (Surabaya), Yani Malhendo (Surabaya), juga dapat rumah.”
Lahir di Banyuwangi, Mindohadi bergesar ke Jember. “Aku masuk tinju karena orangtuaku cerai. Tapi karena tinju juga aku buta,” kata Mintohadi, mantan juara Indonesia kelas terbang.
“Setelah kedua orangtuaku cerai, dengan terpaksa aku masuk tinju. Pergi ke tempat latihan tinju di sasana Gumitir Jember. Aku hidup di sana. Ditampung. Aku satu camp dan satu kamar dengan (legenda tinju Jember) Rudy Haryanto.”
Gumitir Boxing Camp Jember milik Insyah Tumanken. Pelatih Alex Tumanken, suami Insyah. “Pelatih aku Pak Alex Tumanken, tapi pelatih pertama Pak Muhammad Ridwan Yamin, beliau dulu wasit tinju. Aku masih ingat, waktu itu (kelas 2) SMP. Aku latihan keras. Main pertama langsung 6 ronde, di lapangan sepakbola, Desa Glatangan, dekat perkebunan kopi. Aku menang melawan Sabila dari Raung Jember dan dapat bayaran Rp 30 ribu dari promotor Insyah Tumanken.”
Mintohadi tidak sanggup meneruskan sekolah dan berhenti pas kelas 2 SMA. Ia bergabung dengan Akas Probolinggo dan mencapai karir tinju yang bagus. Sampai juara. Sampai buta.
ALAMAT KLINIK PIJAT PUSPITA
Jalan Mayjen Sungkono, Gang 2, Nomor 63
Buring Kedung Kandang, Malang, Jawa Timur.
(rondeaktual.com / finon manullang)