Rondeaktual.com – Setelah melewati beberapa perjalanan termasuk ujian tulis dan praktek wasit/hakim, akhirnya tiga mantan petinju profesional Jakarta resmi bergabung bersama Dewan Tinju Indonesia (DTI).
DTI adalah organisasi tinju pro Indonesia termuda. Tertua adalah KTI, ATI, KTPI, FTI. Badan tinju pro di Indonesia dianggap terlalu banyak. Bisa membingungkan bila malas up date.
Hasan Boga, Lado Promotion, Hari Hutagalung, dan Wakil Ketua Umum DTI, Letkol Inf Gondolpus Borlak, S.Sos, MM. (Foto: Istimewa)
Tiga wajah baru wasit tinju pro tersebut adalah:
Hasan Boga, asal Aceh, yang di masa mudanya tercatat sebagai anggota tinju profesional Garuda Jaya Jakarta, era pelatih Simson Tambunan.
Jimmy Puaha, asal Maluku, yang di masa mudanya pernah menjadi petinju profesional di Arseto Jakarta.
Hari Hutagalung, asal Sumatera Utara, yang bertinju di Bulungan Boxing Camp Jakarta di bawah bimbingan nama terkenal Anto Baret. Hari menjadi yang temuda dan masih bersedia menerima kontrak untuk pertandingan 4 atau 6 ronde.
Ketiga mantan petinju tersebut telah mendapat kepercayaan dari DTI dan akan menjalankan debut di pertandingan tinju pro HW Kemang, Jakarta, MInggu malam, 27 Oktober 2024. Mereka juga langsung menerima honor yang diserahkan Inspektur Pertandingan Letkol Inf Borlak, setelah ia menerima uang ofisial ring dari promotor Vicky Permana Putra.
Sebelum diterima DTI, ketiganya sempat “luntang-lantung” di Jakarta. Tidak ada badan tinju yang menerima karena takut wasit/hakim yang sudah tua tersingkir dan kehilangan mata pencaharian.
Pada awalnya, Hasan Boga, Jimmy Puaha, dan Hari Hutagalung (bersama beberapa mantan petinju lainnya) telah melakukan pelajaran wasit/hakim di Jakarta. Mereka menumpang pratik di atas ring tinju Bima Sarinah Tanah Abang milik H. Robert Firdaus dan di Bulungan Boxing milik Anto Baret.
Mereka sebanyak 10 orang mantan petinju pro, dibimbing oleh orang yang membawa Ippo Gala bertanding ke Filipina melawan Manny Pacquiao. Ide melahirkan wasit/hakim digagas oleh seorang aktivis tinju yang selama bertahun-tahun memberikan hidupnya menulis untuk tinju. Kedua pria itu melakukannya tulus. Tanpa dibayar.
Harus diakui, sejak organisasi tinju pro terbelah pada tahun 1997, wasit/hakim juga terbelah. Sebagian tetap setia KTI, sebagian menyeberang masuk ATI, KTPI, FTI, dan DTI.
Kehadiran Hasan Boga, Jimmy Puaha, Hari Hutagalung, diharapkan dapat menjalankan tugas dengan seadil-adilnya dan mempertahankan lima kriteria dalam penilaian pertandingan. Semoga bisa mengurangi munculnya angka-angka “setan” yang mendorong munculnya keputusan kontroversial.
Selamat bertugas. Semoga wasit/hakim tinju pro dari semua versi tetap solid. Teruslah berkarya. (Rondeaktual.com)
Mantap Sukses untuk ke 3 nya dan Bravo untuk DTI ,,,Slalu lancar dan Dukse di setiap event