Rondeaktual.com – Wakil Ketua Umum Dewan Tinju Indonesia (DTI), Letkol Inf Gondolpus Borlak, S.Sos, MM, menegaskan bahwa DTI milik orang banyak.
“DTI milik kita bersama. Mari kita jaga dan kita pertahankan sebagai ofisial ring yang baik dan layak dicontoh. Jadilah wasit yang handal, tangguh dan dipercaya” ajak Borlak saat rapat pertemuan ofisial ring untuk bertugas pada pertandingan tinju pro tiga partai saja di HW Kemang, Jakarta, Minggu malam, 27 Oktober 2024.
Pertandingan ditangani promotor pengalaman Vicky Permana Putra dari Total Boxing Tangerang. Sebelum masuk pertandingan tinju pro, akan berlangsung rookie fight, yang diawasi oleh TD Adi Manalu, SPd dari Pertina DKI Jakarta.
Malam ini, Borlak akan bertindak sebagai Inspektur Pertandingan (IP), yang bertanggung jawab penuh selama pertandingan berlangsung. IP juga bertanggung jawab terhadap pembayaran honor ofisial ring, honor petinju dan berbagai kewajiban yang belum dipenuhi promotor.
Apabila promotor tidak memenuhi kewajibannya, maka IP berwenang menghentikan pertandingan.
Kewajiban promotor untuk pertandingan malam ini, kata Borlak, telah dipenuhi. Semua ofisial ring yang akan bertugas telah menerima honornya sehari sebelum pertandingan.
3 PARTAI PROFESIONAL
Kelas penjelajah, 90.719 kilogram, 3 ronde ekshibisi: Paparock (WSBC Jakarta) melawan Mancin Utara (Flex Boxing Camp Jakarta).
Kelas berat ringan, 79.379 kilogram, 4 ronde: Jer Stank (WSBC Jakarta) melawan Zaverius Sanggra (Hambalang Kabupaten Bogor).
Kelas bantam, 53.524 kilogram, 6 ronde: Eko Prasetyo (WSBC Jakarta) melawan Asyer Aluman (Komodo Boxing Camp Jakarta). Asyer Aluman sudah kembali ke tangan pelatih lamanya, Sifrit Alle.
Wasit/hakim yang akan bertugas untuk pertandingan tersebut, seperti disampaikan Borlak, adalah: Lambertus Lelyemin, Hasan Boga, Jimmy Puaha, dan Hari Hutagalung.
Hasan Boga, mantan petinju kelas ringan. (Foto: Istimewa)
Jimmy Puaha, simulasi wasit di Bulungan. (Ronde Aktual)Hari Hutagalung simulasi wasit di sasana Bulungan. (Ronde Aktual)
Wasit/hakim Mantan Petinju Pro
Lambertus Lelyemin satu-satunya wasit paling senior. Sementara, Hasan Boga, Jimmy Puaha, Hari Hutagalung belum pernah menjalankan tugas wasit/hakim.
Ketiganya merupakan mantan petinju profesional yang secara khusus telah mendapat pelajaran wasit/hakim di atas ring Bima Satria Tanah Abang milik H. Robert Firdaus dan di atas ring Sasana Bulungan Jakarta Selatan, milik H. Anto Baret.
Ketiga wasit/hakim yang merupakan mantan petinju, menyatakan terima kasih kepada DTI, yang telah menerima mereka. “Kami bertiga ditatar dulu,” kata Hasan Boga, domisili Bantargebang, Kota Bekasi. Diberikan pelajaran tentang aturan tinju yang harus dipertahankan. Berbuat adil seadil-adilnya. Keadilan bisa menghapus keputusan kontroversial, yang selama ini sering terjadi.
Sebelumnya, ketiga calon wasit/hakim sempat “luntang-lantung” karena tidak ada badan tinju yang mau menerima. Mereka takut tersingkir penghasilannya oleh kehadiran wasit/hakim baru.
Ketua Umum KTI Pusat, Anthon Sihombing pernah menjawab akan memperhatikan. Tetapi tidak pernah memberikan hatinya untuk menerima para mantan petinju yang ingin mengabdi wasit/hakim.
Beruntung ada DTI, badan tinju pro baru yang umurnya belum dua tahun, membuka hati. (Rondeaktual.com)