Rondeaktual.com – Mantan petinju pro tahun 80-an, Tejo Arter, 64 tahun, (Malang, Jawa Timur) masih tetap setia menjalankan usaha becak panggil.
Tejo Arter pernah sangat terkenal di Teriminal Arjosari Malang. Karena karier tinjunya yang panjang, ia mendapat kios dari Wali Kota Malang terdahulu.
Sejak COVID-19, Tejo Arter gulung tikar. Terminal sepi. Tidak ada orang yang datang ke kiosnya.
“Saya sudah tujuh bulan ini kerja di Batu, di rumah Ibu Dewanti (istri mendiang tokoh tinju Javanoea Malang Eddy Rumpoko). Dalam seminggu, saya minta libur sehari untuk usaha beca panggil di Terminal Arjosari,” kata Tejo Arter, didampingi mantan petinju Yani Hagler.
Tarif becak panggil bisa Rp20.000 sekali antar. “Kalau ada yang menelepon, saya datang dan saya antar. Dari usaha becak panggil saya bisa antar anak sampai kuliah. Itu fakta, tidak bisa dibohongi,” katanya.
Tejo Arter adalah mantan petinju kelas terbang dari Satria Yudha Malang, milik mendiang tokoh sepakbola Lucky Acub Zainal.
Tinggal di Desa Pujon, Tejo Arter setiap hari pukul 08.00 hingga 16.00 bekerja di rumah mantan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko.
Sempat mengurus tinju. Ia memberikan latihan tiga kali seminggu di SMP Arjuna, Batu. “Semua murid saya pelajar. Saya kasih dasar bertinju. Bagaimana melepaskan jab disusul straight. Harus telaten. Sabar dan terus menyebarkan olahraga tinju. Murid saya ada juga sudah tentara.”
Di rumahnya di Pujon, ia menaman ginseng. “Ginseng dikasih mendiang Pak Eddy Pirih. Waktu itu main di Korea. Silakan mampir ke Batu, nanti saya kasih ginseng,” kata Tejo Arter. (Rondeaktual.com)