Rondeaktual.com – Koptu Beni Tamaela (HWK Boxing Camp Bogor) menyatakan siap menghadang Sarohatua Lumbantobing, yang memiliki segudang pengalaman amatir. Beni menjanjikan kemenangan KO atau TKO. Pertarungan Beni-Sarohatua akan berlangsung dalam kelas menengah 4 ronde di Bali, Minggu, 9 Februari 2025.
Pertemuan nanti akan menjadi perang strategi, mengingat kedua petinju sama-sama memiliki pengalaman besar di dunia tinju. Peran pelatih sangat menentukan kemenangan.
Sarohatua matang di amatir dengan rekor tiga kali tampil pada Pekan Olahraga Nasional (PON) dan tiga kali tampil di arena SEA Games.
Koptu Beni Tamaela –sekarang tugas di Kodim 0621 Kabupaten Bogor—merupakan petinju kelas welter dan kelas menengah yunior, yang sudah sering merebut sabuk emas. Ia siap naik satu kelas untuk bertanding di kelas menengah.
Kemungkinan adu strategi sangat kuat. Sarohatua berusia 27 tahun dan beni 41 tahun. Sarohatua lebih cepat karena dasar amatirnya sangat kuat. Beni sudah terbiasa bermain panjang, 6, 8, 10, 12 ronde.
Sepanjang karier pronya bertahun-tahun, Beni Tamaela pernah merebut sabuk juara Indonesia kelas menengah yunuior.
“Saya merebut sabuk juara Indonesia di Studio TVRI Jakarta. Main 12 ronde melawan Anwar Solihin. Masih ingat, waktu itu promotornya Pak Syaripudin Lado,” kata Beni.
Beni pernah mengalahkan petinju pengalaman seperti; Hendy Luis, Willem Reyk, Abdul Sada (kelas welter amatir Pertina Sulawesi Selatan), Anwar Solihin, Simson Butarbutar.
Dibayar Murah 4 Juta untuk 4 Ronde
Ditanya tentang bayaran, Sarohatua selalu memilih rahasia. Sedangkan Beni akan mendapat bayaran bersih Rp 4 juta dan memperoleh bonus Rp 1 juta jika berhasil memenangkan pertandingan. Beni mendapat dua tiket pulang-pergi dan penginapan serta makan dua hari selama di Bali.
Bayaran Rp 4 juta terbilang murah, mengingat Beni adalah petinju segudang pengalaman dan mantan juara Indonesia serta salah satu yang terbaik Indonesia.
Beni terakhir naik ring melawan veteran Sonny Manakane (NN Boxing Camp Jakarta), yang berlangsung dalam kelas menengah 4 ronde di GOR Laga Satria, Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu, 13 Oktober 2024.
Di pertandingan itu, Beni mendapat bayaran Rp 6 juta dari promotor Ryan Thedlim. Beni menerima bayarannya dengan cara cicil, menurut pelatihnya H. Welly Koto.
Bagi Beni, dibayar murah Rp 4 juta bukan masalah. “Target saya memukul KO atau TKO Sarohatua,” katanya. Ia akan bersungguh-sungguh agar bisa mengalahkan Sarohatua, yang lebih muda 14 tahun dari Beni 41 tahun.
Komentar Beni Tamaela Tentang Sarohatua
“Saya tahu, Sarohatua punya jam terbang cukup baik di amatir. Punya prestasi dua kali merebut medali emas PON (kelas welter PON Papua 2021 dan kelas menengah ringan PON Aceh-Sumatera Utara 2024). Sarohatua sama saja dengan saya, bahwa saya juga lama di amatir. Di profesional apalagi, saya sangat lama. Saya banyak bertanding di Indonesia dan di luar negeri. Artinya, kalau Sarohatua punya pengalaman panjang di amatir, saya juga punya pengalaman sudah bertanding di mana-mana. Walaupun Sarohatua sudah matang di amatir, saya pasang target untuk memukulnya dengan KO atau TKO.”
Pelatih/manajer H. Welly Koto (kiri) saat mendampingi Beni Tamaela bertanding melawan Sonny Manakane di Laga Satria, Minggu, 13 Oktober 2024. (Foto: Istimewa)
Apa Komentar Pelatih H. Welly Koto?
“Beni sudah matang dalam teknik bertinju. Beni seorang petinju yang sulit dipukul,” kata manajer/pelatih H. Welly Koto, saat diminta pendapatnya. “Selama ini, saya melihat Beni bisa mengatur dirinya sendiri di dalam ring. Usia yang sudah kepala empat akan diatur oleh strategi tanding,” jelas pelatih Welly Koto, pendiri sasana HWK Boxing Bogor, tempat Beni Tamaela mempersiapkan diri. (Finon Manullang)