Rondeaktual.com, Jakarta – Mantan penantang juara dunia, Yani Hagler kini mendampingi Ferry Moniaga. “Setiap hari di sini (Batu, Jawa Timur). Cuma orang dua (Ferry Moniaga dan Yani Hagler dan lima petinju,” kata Yani Hagler di Batu, Minggu (5/5/2019) sore, melalui telepon.
Yani Hagler terkenal sebagai petinju plontos bergaya kidal buatan asal Sawunggaling Surabaya bersama pelatih top ketika itu Petrus Setijadi Laksono. Nama Yani melambung ketika promotor Boy Bolang datang ke Surabaya menawarkan kontrak kejuaraan dunia IBF light flyweight melawan juara kidal akibat polio Dodie Penalosa (Filipina).
Pertarungan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu, 12 Oktober 1985. Yani harus jatuh-bangun dan wasit menghentikan pertandingan pada ronde 3 dari 15 ronde yang direncanakan.
Setelah kekalahan atas Penalosa, Yani perlahan-lahan mengundurkan diri dalam usia belum 20 tahun dan mencoba beralih sebagai pelatih. Ketika menantang juara dunia, Yani masih di bawah umur; 17 tahun. Aturan pemerintah, seorang petinju profesional harus berusia 18 tahun.
Yani, mantan pemilik bemo di Malang hasil kejuaraan dunia, kini menetap di Batu. Ia menghidupi istri dan anak-anaknya dari hasil mengerjakan berbagai kemampuan. Yani pernah menjadi vokalis grup ngamen di Terminal Batu. Yani pernah memproduksi gitar dan ditawarkan ke orang-orang tinju.
“Jawa Timur siapkan lima petinju untuk menghadapi Pra PON,” kata Yani Hagler, kelahiran, Biak, Papua, 51 tahun silam, dari ayah Maluku dan ibu Madura. (rondeaktual.com / finon)