Rondeaktual.com, Jakarta – Di era tinju masih laku di GOR Pulosari (terletak di sebelah kanan Jalan Kawi, Malang, Jawa Timur), ada beberapa nama terkenal ketika itu. Salah satunya adalah M Solikin, yang sekarang berusia 61 tahun.
Sejak akhir tahun 70-an, Solikin sudah belajar tantang tinju dan menjadi salah satu bintang GOR Pulosari Malang. Pertandingan Solikin ditangani promotor Goemono dari Pemda Malang dan promotor Arief Zakky dari Jalan Dinoyo, Malang.
Solikin bertanding dan memenangkan gelar juara kelas welter Indonesia. Solikin menyebut nama petinju asal Jakarta, Piet Gommies (almarhum) sebagai musu bebuyutan.
“Kita main berkali-kali. Kalah-menang. Menang-kalah,” kata Solikin, yang sekarang tinggal bersama istri, anak, dan cucunya, di Pemalang, Jawa Tengah.
Solikin dan Piet Gommies tiga kali bertanding dalam kejuaraan kelas welter Indonesia. Solikin sekali mengalahkan Piet Gommies dan Piet Gommies dua kali mengalahkan Solikin.
Pertandingan terakhir mereka bersama promotor Eddy Rumpoko non gelar 10 ronde kelas menengah yunior di GOR Simpang Lima, Semarang, 14 Desember 1985, berakhir rusuh.
Piet terlentang di atas ring, akibat kena pukulan terlarang. Wasit Soeryadi memberikan kemenangan diskualifikasi pada ronde 7 untuk Piet.
Pelatih Abu Dhori masuk ke dalam ring kemudian melancarkan protes. Inspektur Pertandingan, MGD Leuwol menganulir keputusan wasit dan memberikan kemenangan TKO ronde 7 untuk Solikin.
Bagi Solikin, Piet Gommies adalah lawan nasional terberat. “Piet Gommies lawan yang bagus,” kata Solikin di Pemalang, saat dihubungi dari Jakarta. “Kalau saya memang susah orangnya, kayak gerobak. Didorong-dorong dulu baru mau latihan,” Solikin tertawa panjang.
Menurut Solikin ia akan kembali ke Malang. “Di Malang rumah saya di Jalan S Supriyadi, daerah Sukun. Di Pemalang rumah saya juga. Nanti kalau sudah bosan pasti balik ke Malang.”
Di pertandingan internasional, Solikin juga mempunyai catatan yang sulit untuk dihapus. Ketika itu promotor Goemono mendatangkan raja KO Thailand, Petchsayarm Petcharoen.
GOR Pulosari Malang penuh penonton. Solikin maju dengan double cover yang kuat untuk meredam serangan si raja KO. Pada ronde keempat, Solikin knock down dan bangkit meneruskan perlawanan.
Sepanjang 10 ronde yang mendebarkan dan itu 36 tahun silam, Solikin memenangkan pertandingan melalui keputusan. Petchsayarm Petcharoen frustasi karena gagal menghasilkan knock out.
“Itu salah satu pertarungan besar saya. Saya sempat jatuh (knock down). Saya bangkit dan meneruskan pertandingan sampai habis ronde. Saya menang angka.”
Banyak penonton pulang dengan hati gembira, karena memenangkan taruhan.
Di masa itu, taruhan adalah salah satu daya pikat yang kuat bagi penonton GOR Pulosari Malang. Masa itu adalah masa yang penuh dengan kenangan dan tak akan pernah terulang kembali. GOR Pulosari sudah tutup. Sudah kena gusur.
SAWUNGGALING MALANG
Pada awal karirnya, Solikin berlatih di Sawunggaling Malang, bersama pelatih Setijadi Laksono. Pada tahun 1980, Solikin “dijual” ke Sasana Gajayana Malang, yang terletak di Jalan Mojopahit, dekat turunan Pasar Senggol.
Di Sasana Gajayana, Solikin berlatih bersama Kid Hasan, Agus Panjaitan, Juhari, dan sejumlah yunior termasuk petinju amatir Misiyanto, yang kemudian di tinju pro terkenal sebagai Little Holmes.
TENTANG M SOLIKIN
Nama: M. Solikin.
Lahir: Malang, Jawa Timur, 12 November 1957.
Usia: 61 tahun.
Pertama naik ring: Malang, lawan Thomas Americo 6 ronde.
Terakhir naik ring: Surabaya, lawan Boy Bolang 4 ronde.
Pertama latihan tinju: Sawunggaling Malang, bersama pelatih Setijadi Laksono. Pada tahun 1980 Solikin pindah ke Gajayana Malang, bersama pelatih Abu Dhori.
(finon manullang)