Rondeaktual.com, Jakarta – John Manusiwa, 45 tahun, adalah mantan juara Indonesia kelas bantam yunior. Karir tinjunya tidak lama.
Tinju telah mengantarnya sebagai security Ranch Market Pesanggrahan. John Manusiwa salah satu satpam paling sering menangkap pencuri susu yang sengaja dimasukkan ke celana dalam.
”Saya di sana security sejak tahun 2002. Sekarang chief security,” kata John Manusiwa, memimpin 13 satpam.
Pria kelahiran Ambon, Maluku, 2 Juni 1974, merebut gelar juara Indonesia kelas bantam yunior melalui kemenangan knockout ronde 6 atas Terry Joe, pria tangguh dari Sawunggaling Surabaya.
Itu terjadi di Gedung Granada, Semanggi, Jakarta, 26 Maret 1996, 23 tahun silam, ketika John berusia 22 tahun, muda, gagah, dan berani.
John Manusiwa sekali mempertahankan gelar juaranya dengan mengalahkan Ibrahim Usman (Mirah Silver Bali) melalui KO ronde 8. Kemudian lepas direbut southpaw Jack Siahaya. John KO ronde 2.
Dari tiga kejuaraan Indonesia, John mengumpulkan uang Rp 12.500.000 dengan rincian Rp 3 juta saat melawan Terry, Rp 4,5 juta saat melawan Ibrahim, dan Rp 5 juta saat melawan Jack Siahaya.
John menganggap pertarungannya dengan Jack sebagai pertarungan gila.
“Saya empat kali jatuh kemudian dihentikan wasit,” kata John. “Pada ronde pertama, Jack seharusnya sudah KO. Saya pukul dia dan dia jatuh tapi tertolong oleh bunyi bel. Ronde kedua saya jatuh. Jack hantam “rudal” (kemaluan) saya. Itu sangat tidak bagus. Pertandingan dihentikaan selama dua menit untuk memberikan istirahat kepada saya. Dalam situasi tertekan, saya jatuh lagi. Rusuk kena. Saya bangun dan jatuh lagi. Empat kali saya jatuh pada ronde kedua. Pas sadar sudah di dalam ambulance, tapi tidak jadi dibawa ke rumah sakit.”
Itu di Sentul, Bogor, Jawa Barat, era promotor Tourino Tidar.
John Manusiwa datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan dan sempat sebagai penjaga parkir di Pondok Indah, Jakarta Selatan. “Kalau debt collector kurang suka. Bertentangan dengan hati,” katanya.
“Saya tinggalkan kota Ambon dengan KM Dobonsola. Perjalanan empat hari melalui Ambon, Makassar, Bau-bau, Tanjung Perak, dan Tanjung Priok.”
Suatu hari di lokasi pertandingan tinju di Pasar Induk, Jakarta Timur, John bertemu Demianus Ahuluheluw, pelatih Tonsco Boxing Camp Jakarta.
“Waktu itu ada pertandingan tinju, yang bikin mendiang Firman Pasaribu. Saya jumpa coach Demi dan diajak bergabung masuk Tonsco, punya Bapak Tinton Soeprapto. Di Ambon sudah sempat belajar tinju.”
Setelah berlatih selama beberapa bulan, John Manusiwa langsung terjun sebagai petinju pro dan memenangkan debut memukul KO ronde pertama Robert.
John Manusiwa terakhir tanding di GTP Jakarta, kalah ronde 7 atas Hasanuddin Hasibe (Pirih Surabaya).
“Wasit menghentikan pertandingann karena kepala saya dianggap terlalu banyak kena pukulan,” katanya.
John Manusia menutup karir tinju pronya dengan menang-kalah 30-8. John seorang raja KO tetapi dia sendiri banyak menderita KO. Dalam dunia tinju dikenal sebagai dagu kaca. “Saya enam kali kalah KO dan dua kali kalah angka,” katanya jujur.
SUDAH 17 TAHUN SATPAM
Keluar dari tinju, John Manusiwa langsung kerja. “Kebetulan tahun 2002 di Pondok Indah jaga parkiran. Ketemu bos Ranch Market. Beliau yang kasih saya masuk kerja.”
John Manusiwa sudah 17 tahun satpam. “Saya bangga dengan pekerjaan saya dan enak. Enaknya setiap bulan dapat uang. Dapat gaji. Tidak enak kalau gaji terlambat,” John bergurau lalu tertawa.
John salah satu Satpam paling sering menangkap pencuri. “Kebanyakan mereka itu curi susu, kasih masuk dalam celana. Mereka jago, tapi satpam juga jago tangkap pencuri.”
Bagaimana cara menangkap pencuri di pusat belanja?
“Kita lihat dari cara jalannya. Kalau jalannya beda, nah itu dia. Petinju biasanya insting tajam. Kita ikuti. Ketika orang yang kita curigai itu melewati kasir tanpa transaksi, baru kita periksa.”
Berdasarkan pengalaman, jaringan ini bisa terdiri dua sampai tiga orang. Pakaian sudah pasti longgar dan selalu disembunyikan di celana dalam. Mereka sindikat dari luar kota, bahkan tidak jarang sengaja didatangkan dari luar pulau.
MENGHADAPI AGUS RAY
John Manusiwa sekarang mulai rajin latihan tinju untuk menghadapi pertandingan nostalgia para mantan petinju pro. John sudah diatur untuk menghadapi Agus Ray, mantan fighter sejati kelas terbang mini yang sangat pengalaman.
Partai ekshibisi John Manusiwa vs Agus Ray akan berlangsung di kelas menengah yunior dalam aturan tiga ronde kali satu setengah menit dan interval satu menit di setiap ronde.
Bila tidak ada perubahan lagi, pertandingan antarmantan petinju akan digelar di GOR Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 23 November 2019.
“Tentang Agus Ray, saya sudah tahu orangnya. Saya sudah latihan bersama coach Demianus Ahuluheluw. Demi juga nanti main,” kata John.
TENTANG JOHN MANUSIWA
Nama: Johnny Manusiwa.
Nama istri: Triesia Manusiwa.
Nama anak: Renata Levista Manusiwa, 2 tahun, dan Griviano Manusiwa, 1 tahun.
Kediaman: Jalan Swadarma 1 dalam Blok G nomor 11, Petukangan Utara, Jakarta Selatan.
Kisah mantan petinju berikutnya tentang Agus Ray, mantan peringkat nasional dan internasional kelas terbang mini.
Finon Manullang, menulis dari Desa Tridaya, Jawa Barat, [email protected]