Rondeaktual.com – Nama Hendy Louiz, 34 tahun, cukup dikenal di dunia tinju pro Tanah Air. “Menjadi petinju adalah hobi, karena dulu waktu SMP dan SMA sering berkelahi jalanan,” kata Hendy Louiz, petinju pro kelas bulu sampai kelas welter yunior.
Hendy Louiz dianggap sebagai ”penguasa” Gunungkidul. “Mungkin saja, he he he” ia tertawa. “Sebab saat ini saya di samping masih aktif tinju pro, saya pelatih kepala tinju amatir untuk Pertina Gunungkidul, Yogyakarta. Saya belum mau pensiun sebelum melewati umur Master Suro.”
Master Suro yang dimaksud adalah juara tertua. Master Suro, 49 tahun, dari Magelang, sekarang menyandang gelar juara Indonesia kelas ringan. Master menjadi juara Indonesia tertua, menggeser rekor juara tertua yang disandang Ricardo Simanungkalit sepanjang hampir 25 tahun.
Hendy Louiz telah membuat sejarah bagi Pertina Kabupaten Gunungkidul, sebagai pelatih pertama yang berhasil meraih medali emas cabor tinju Porda tahun ini.
Tak perlu menutup-nutupi, Hendy mengaku sudah punya petinjua matir yang siap dipromosikan masuk tinju pro. “Kepada promotor Indonesia, saya punya petinju amatir dan pro. Saya sendiri siap bertanding di kelas ringan atau kelas welter yunior,” Hendy mempromosikan diri.
Hendy Louiz pria yang tidak pernah menganggur. Selain profesi tinju pro dan pelatih Pertina Gunungkidul, juga karyawan Dutawacana Yogyakarta.
Kalau ada kontrak tanding Hendy harus bisa membagi waktu antara latihan dan kerja. “Tidak boleh sesuka hati. Jangan mentang-mentang petinju terus melupakan aturan. Kita tetap kerja,” ujarnya.
Bermain tinju, bagi Hendy murni untuk memperbaiki nasib dan mencari tambahan buat hidup. “Syukur buat bisa kasih bangga keluarga, kabupaten, provinsi, dan negara. Mudah-mudahan tercapai,” katanya.
Di bisnis tinju pro, Hendy Louiz terikat dengan Algojo Boxing Camp Gunungkidul. Dia ditangani oleh manajer Ariyantono. (ra/finon)