Rondeaktual.com – Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) tidak akan mengeluarkan wildcard untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 Papua. PON hanya boleh diikuti oleh petinju yang lolos kualifikasi dan tuan rumah Papua. PON menandingkan 17 kelas (7 kelas wanita dan 10 kelas pria).
Demikian salah satu pokok percakapan Rapat Pleno PP Pertina yang berlangsung di Senayan City, Jakarta, Kamis (23/1/2020) malam.
Pra PON telah berlangsung di:
- Ternate, 20-26 September, Wilayah Tengah dan Wilayah Timur, meloloskan 68 petinju.
- Bengkulu, 3-9 November, Wilayah Barat, meloloskan 34 petinju.
- Bogor, 13-20 Desember, Wilayah Tengah dan Wilayah Timur jilid dua, meloloskan 34 petinju.
Total 136 petinju (plus 17 petinju tuan rumah) sah lolos PON Papua dengan sistim entry by class. Petinju yang bermasalah dengan umur agar segera diurus Pengprov yang bersangkutan.
Mengenai wildcard pertama kali disampaikan oleh peserta rapat, Erzon dari Pengprov Pertina Kepulauan Riau. Erzon menanyakan apakah Pertina tidak mengeluarkan wildcard.
Pertanyaan tersebut, kata Erzon untuk mewakili rekannya yang tidak lolos PON. Seperti diketahui ada enam daerah yang tidak meloloskan petinjunya.
- Aceh.
2. Sumatera Selatan.
3. DI Yogyakarta.
4. Sulawesi Tengah.
5. Sulawesi Tenggara.
6. Sulawesi Barat.
“Wildcard itu diberikan kalau petinju punya prestasi besar,” kata Ketua Umum PP Pertina, Johny Asadoma. “Misalnya, petinju itu berprestasi di SEA Games dan dia tidak bisa mengikuti Pra PON, itu bisa mendapat wildcard.”
BANTEN TAWARKAN PETINJU
Sementara tokoh tinju Banten, Warta Ginting menawarkan apakah ada di antara daerah yang tidak lolos PON mau menerima petinju Banten.
“Sebab petinju Banten yang lolos PON sebagai juara tiga, tidak diberangkatkan KONI. Hanya yang juara pertama dan juara dua yang boleh ikut,” kata Warta Ginting.
Keinginan Warta Ginting ditolak karena sudah bertentangan dengan aturan PON. Kepindahan atlet hanya boleh dua tahun sebelum PON Berlangsung.
DARI 1 M MENJADI 25 JUTA
Pertemuan di Senayan City sempat menguap masalah uang warisan dari pengurus lama Rp 1 M ke pengurus baru hanya Rp 25 juta.
“Saldo yang kita terima melalui satu bank hanya 25 juta, bukan 1 M seperti yang ucapkan sebelumnya,” kata Bendahara Ferry Manafe.
Apa yang disampaikan Ferry Manafe membuat semua yang hadir terkejut, seolah tidak percaya.
Ikuti terus berita hasil Rapat Pleno lainnya, termasuk percakapan terbuka Johny Asadoma mengenai uang 10 M. (ra/finon)