Rondeaktual.com – Promotor Armin Tan mengatakan bahwa tinju pro Indonesia setidaknya sudah dua kali “mati”. Kematian pertama sebelum Covid-19. Kematian kedua setelah Covid-19.
Sejak Covid-19 pertandingan tinju tidak hanya di Indonesia yang dihentikan, tetapi diseluruh dunia. Jepang, salah satu negara di Asia paling banyak menggelar kejuaraan dunia, tutup total sampai sekarang. Promotor kaliber dunia sepertti Bom Arum, Oscar De La Hoya, Eddie Hearn, Frank Warren, membatalkan sejumlah kontrak pertandingan yang sudah ditandatangani.
Arum mulai mencoba dengan tinju online, berlangsung di studio tanpa penonton.
“Situasi sekarang paling menyedihkan,” kata promotor Armin Tan. “Tinju pro kita mati total dan ini adalah kematian kedua. Situasi ini sangat menyedihkan,” katanya. “Pertandingan tidak ada. Petinju Indonesia yang biasanya setiap minggu bisa bertanding di luar negeri sekarang sudah habis. Bahkan pelatih member dari rumah ke rumah banyak yang kehilangan mata pencaharian.”
Sebelum Covid-19, atau sampai awal 2020, tinju pro Tanah Air sudah mati. Orang tinju sering menyebutnya hidup segan mati tak mau.
“Sekarang sudah tidak ada petinju baru. Tidak ada kontribusi dari amatir. Pertandingan masih ada tapi sudah sangat jarang sekali. Petinju yang bertanding rata-rata sudah kepala tiga,” kata Armin Tan.
Menurut Armin Tan, tinju pro Indonesia bisa bangkit jika ada regenerasi. Partai empat ronde sangat diperlukan. Tidak boleh dihapus. Setiap menggelar pertandingan ArminTan selalu ada petinju debutan.
Ia pernah mendukung rencana tinju bulanan Nelson Nainggolan. Sementara, Ketua Umum Asosiasi Tinju Indonesia (ATI), Manahan Situmorang sempat membicarakan kemungkinan membangkitkan kembali tinju bulanan dengan system patungan para promotor. (ra/finon)