Rondeaktual.com – Petinju legendaris Azaddin Anhar (sekarang kembali menetap di Bantar Gebang, Bekasi) yang sudah berusia 61 tahun punya rencana naik ring. Tanpa kontrak dan belum ada kepastian soal pembayaran uang.
“Doakan, saya mau main melawan Yanto Saga di Kebumen, Jawa Tengah, dalam partai ekshibisi enam ronde,” kata Azaddin Anhar, pernah mengalahkan Johni Asadoma (sekarang Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur) dan merebut medali perak PON setelah kalah di tangan Herry Maitimu. Di tinju pro, Azaddin dua kali juara Indonesia dan sekali juara IBF Intercontinental.
Rondeaktual.com segera menghubungi Azaddin Anhar, menjelang tengah, Jumat, 17 Januari 2025.
“Ayah (panggilan akrab Azaddin Anhar sejak 10 tahun terakhir) serius mau tinju lagi,” tanya Ronde Aktual. “Ga bahaya tah?”
Inilah jawaban langsung sang legenda kelas terbang ringan, 48.988 kilogram, Indonesia.
”Benaran, saya mau bermain untuk enam ronde lawan Yanto Saga di Kebumen. Katanya untuk meramaikan pertandingan tinju amatir. Hanya ekshibisi. Mungkin bisa nego, turun empat ronde atau tiga ronde. Durasinya juga tidak tiga menit, tapi kita akan atur dua menit. Saya merasa bangga ada yang masih mengingat saya. Menurut Yano Saga, dia bernah kalah main dengan saya era Sabuk Emas RCTI. Saya lupa siapa dia tapi dia sangat serius untuk menampilkan saya di Kebumen.”
“Sudah ada kontrak? Kalau tidak ada, boleh tahu kapan mainnya. Naik apa ke sana. Siapa yang bayar ongkos perjalanan. Sudah dekat, tinggal dua minggu lagi. Semua harus jelas.”
“Itu belum kami bicarakan. Tapi saya sangat bersemangat sekali. Saya sudah latihan.”
Untuk menghadapi pertandingan iseng-iseng melawan Yanto Saga, Azaddin Anhar, asal Aceh dan kuliah manajemen sampai wisudah di AMI/ASMI Jakarta, sudah mendatangkan pelatih Martin Lontoh.
Azaddin dan Martin adalah dua sahabat lama yang tak terpisahkan. Mereka selama bertahun-tahun bertanding membawa bendera Benteng AMI/ASMI Jakarta.
Martin Lontoh setia tiga datang dalam seminggu ke rumah Azaddin di Bantar Gebang. Tidak untuk dibayar.
Azaddin juga berlatih bersama mantan petinju asal Aceh, Hasan Boga, di Bekasi.
“Martin dan Hasan membantu saya. Mereka mengerti apa yang saya butuhkan, yaitu pukulan keras dan kecepatan serta menghindari pukulan yang datang. Saya latihan bawa motor. Latihan di tengah jalan, di depan rumah Hasan Boga. Banyak yang latihan, terutama petinju-petinju baru,” katanya.
Azaddin Anhar kelahiran Banda Aceh, 5 April 1963, terakhir naik ring melawan Julio De La Basez (Sawunggaling Surabaya) di Jember dan kalah dengan cara menyerah saat memasuki ronde ketiga. Saat itu Azaddin sudah 42 tahun.
Azaddin pernah bertanding dalam kejuaraan dunia IBF kelas terbang ringan dan tumbang KO pada ronde ketiga di tangan juara Jum Hwan Choi (Korea Selatan) di Istora Senayan (Gelora Bung Karno), Minggu malam, 9 Agustus 1987, yang dipromotori Kurnia Kartamuhari.
Azaddin dan para sahabatnya di Kota Tua.
Azaddin Anhar, 61 tahun, berlatih bersama Martin Lontoh (atas) dan Hasan Boga (bawah) di Bekasi.
KEMENANGAN AZADDIN ANHAR
1985, Gelora Bung Karno, Jakarta, mengalahkan Little Pono (Arema Malang), non gelar.
1985, Samarinda, mengalahkan Iwan Tubagus Jaya (Garuda Jaya Jakarta), non gelar.
1985, Gelanggang Remaja Jakarta Utara, promotor Boy Bolang, menang KO ronde 12 atas Little Pono (Arema Malang). Azaddin merebut sabuk juara Indonesia kelas terbang ringan.
1986, Bulungan Jakarta, mengalahkan Mohamad Chotip (Jember), non gelar.
1988, GOR Pulosari Malang, mengalahkan Michael Arthur (Javanoea Malang), non gelar.
1988, Jakarta, mengalahkan Taufiq Bathi (ARH Jakarta), non gelar.
1988, Delta Surabaya, mengalahkan Mulya Gana (Gajayana Malang), non gelar.
1988, Bandar Lampung, mengalahkan Said Iskandar (Nusantara Jakarta), non gelar.
1990 Gelora Bung Karno, Jakarta, mengalahkan Udin Baharuddin (Budi Raya Jakarta), kejuaraan Indonesia kelas terbang ringan. Dari dua kali pertemuan dengan Uddin Baharuddin, Azaddin sekali menang dan sekali kalah. (Finon Manullang)