Rondeaktual.com – Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Kabupaten Banyuwangi kembali memanas.
“Pertina ilegal,” tuding tokoh tinju Banyuwangi, Pelni Rompis, kepada Rondeaktual.com, tadi malam (Minggu, 21 Februari 2021). “Musyawarah Kabupaten (Muskab) Banyuwangi ilegal. Pemilihan Ketua Pertina Pengkab Banyuwangi tidak sah. Liar.”
Ketua Pengkab Pertina Banyuwangi, Joko Laras dianggap menyelenggarakan Muskab tanpa melibatkan dua sasana tinju milik Pelni Rompis (Blambangan dan Serngenge Wetan) satu sasana milik Febri Saputra (Real Boxing). Banyuwangi memiliki enam sasana tinju. Tiga lainnya adalah Laras Boxing Camp, Mirah Boxing Camp, dan Minak Jinggo Boxing Camp.
“Saya minta jangan salah bicara,” tegas Joko Laras di Banyuwangi, dihubungi melalui ponselnya, Senin, 22 Februari 2021. “Pertina Banyuwangi menyelenggarakan Muskab, bukan saya. Panitia mengundang sasana, bukan saya. Panitia mempunyai wewenang penuh. Panitia memilih saya sebagai ketua. Kira-kira di mana letak kesalahan saya?” tanya Joko Laras.
DIPANGGIL POLISI
“Saya sudah dipanggil polisi sebagai saksi atas berita bohong. Gelar bohong. Tidak pernah sekolah tiba-tiba Sarjana Hukum,” ujar Pelni Rompis. “Saya tiga jam diperiksa di Ruang Pidum Polresta Banyuwangi, Jumat (19 Februari 2021). Saya ditanyai tentang sasana tinju di Banyuwangi dan saya jelaskan semuanya,” ujar Pelni Rompis, petinju pro pertama Banyuwangi era promotor FK Sidabalok 1984.
Joko Laras tertawa menanggapi situasi terakhir. “Soal gelar, itu hanya guyonan Arek-arek. Lucu jadinya.”
Sementara, pendiri dan pemilik Real Boxing Camp Banyuwangi, Febri Saputra yang ikut dipanggil sebagai saksi menjelaskan, Muskab Pertina Banyuwangi 2020 ilegal karena tidak sesuai AD-ART Pertina.
“Atas pelaksanaan Muskab yang cacat hukum, saya selaku pemilik Real Boxing Camp telah berkirim surat ke Pengprov Pertina Jatim. Lebih lima bulan nasib surat saya tidak ditanggapi,” kata Febri Saputra, seorang ASN dan pengacara di Banyuwangi.
“Ke depan saya tetap akan melakukan upaya hukum agar dilakukan Muskab ulang,” tegas Febri Saputra, yang tahun lalu sudah “ribut besar” dengan Joko Laras, yang akhirnya berdamai di kantor polisi.
Dengan jiwa besar Joko Laras membuat surat penyataan dan meminta maaf. (finon)