Rondeaktual.com – Seorang lelaki yang tidak mau menyebut identitasnya dan pernah 7 tahun tinggal di markas Sawunggaling Boxing Camp Surabaya, mengirim uang Rp 200 ribu kepada sahabatnya mantan petinju Marvin Harsen.
Harsen, yang juga mantan petinju kelas ringan Pertina Jawa Timur, selama bertahun-tahun hidup menderita akibat asam urat tinggi dan komplikasi. Mantan fighter sejati dan murid mendiang Setyadi Laksono ini tinggal seorang diri di rumahnya di Malang, Jawa Timur.
Di masa petinju pada 1985, Marvin Harsen pernah dua kali bertarung sampai berdarah-darah 12 ronde melawan Tubi Lee (Taman Tirta Surabaya) dan kalah. Marvin Harsen dua kali gagal merebut sabuk juara Indonesia kelas ringan yunior.
Pensiun dari Sawunggaling Surabaya, Marvin berdarah Maluku-Madura kembali ke Malang, kota yang membesarkannya.
“Aku sudah lama bahkan bertahun-tahun hidup menderita. Mau mati tapi tidak mati-mati. Mau makan saja harus mengharap kiriman dari teman. Mata dan hati istri dan anak sudah tertutup. Mereka sudah tidak peduli dengan aku,” ujar Marvin Harsen, abang kandung mantan penantang juara dunia, Yani Hagler.
Sementara, uang yang dirikim seseorang melalui rekening mantan petinju top Dobrax Arter, Kamis, 11 Maret 2021. Dia berharap para mantan petinju ringan tangan membantu Marvin Harsen, yang kini hidunya sangat menyedihkan.
Mari kita sama-sama ringan tangan membantu Marvin Harsen. Saatnya berbuat baik. Tetapi harus ada yang koordinatar agar donasi aman dan sampai 100%. Mungkin selain Dobrax Arter, ada Agus Ekajaya atau Suwarno Perico.
Menurut Marvin, dia pernah disambangi teman lama satu sekolah di Malang. Semua wanita. Salah satu di antaranya adalah mantan kekasih Marvin Harsen. Pertemuan itu sangat mengharukan.
Tahun lalu melalui rekening terbuka versi Keluarga Besar Tinju Indonesia (KBTI) di Jakarta dan sekitarnya berhasil mengupulkan uang sekitar Rp 2 juta dan langsung diserahkan kepada Marvin Harsen. Ada yang menyumbang Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
Menurut Marvin Harsen, dia bukan saja mengharap kiriman nasi bungkus dari para sahabatnya, tetapi kiriman obat untuk meringankan rasa sakitnya.
Dia juga sering mendapat kiriman satu sampai dua bungkus rokok. Bagi Marvin, rokok menjadi salah satu penghibur dukanya.
Di mata para mantan petinju Jawa Timur, bukan rahasia lagi tentang betapa kacaunya rumah tangga Marvin Harsen.
Istrinya pergi entah ke mana dan entah apa pula dosa dan kesalahan yang telah diperbuat Marvin Harsen untuk Ratna, wanita yang dinikahinya ketika masih berumur 17 tahun, 35 tahun yang lampau. (finon)