Rondeaktual.com – Mantan raja kelas menengah dua kali medali emas PON dan sekali medali emas SEA Games 2011, Alex Tantontos, 40 tahun, sedang berjuang habis-habisan agar petinjunya Charles Katiandagho tidak dicoret.
“Saya tidak mau Charles Katiandagho dicoret dari daftar PON Sulawesi Selatan,” kata Alex Tatontos, pelatih BPR 3 Kostrad Boxing Camp Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan “Charles adalah pemegang resmi tiket menuju PON Papua. Charles merebutnya melalui kemenangan atas petinju DKI Vinky Montolalu dalam final Pra PON Ternate 2019. Itu sah,” katanya.
“Saya tidak mau Charles dicoret dan diganti dengan petinju yang tidak jelas prestasinya. Kalau Charles benar-benar sampai dicoret, saya akan mengadu kepada PP Pertina. Saya akan meminta perhatian dari Bapak Komaruddin Simanjuntak selaku Ketua Umum PP Pertina,” tegas Alex Tatontos.
Secara khusus, Alex menuturkan kronologi persoalan yang menimpa Charles Katiandagho, sebagai berikut:
Pasca meraih medali emas kelas 75 kilogram putra pada pra PON Wilayah Tengah dan Wilayah Timur bulan September 2019 di Ternate, Maluku Utara, Charles Katiandagho secara otomatis lolos PON XX Papua.
Berdasarkan SK KONI Sulsel bulan Januari dan Maret 2020, Charles terdaftar sebagai atlet PON XX 2020 Papua Kontingen Sulsel bahkan dipertegas lagi melalui SK KONI bulan Desember 2020.
Pada bulan November 2020 saat hendak tanda tangan formulir dana transpor atlet di Kantor Dispora Sulsel, Charles dikagetkan dengan temuan pada daftar atlet PON XX Papua bahwa namanya sudah tidak ada di kelas 75 kilogram. Nama Charles diganti oleh Jhon Yambe.
Setelah mengetahui pergantian nama tersebut, saya Alex Tatontos selaku pelatih Charles Katiandagho menemui pihak Dispora Sulsel untuk menanyakan perihal temuan tersebut.
Dalam pertemuan itu hadir juga Sekretaris Pengprov Pertina Sulsel namun pihak Dispora Sulsel mengatakan bahwa mereka hanya menerima surat dari Pengprov Pertina Sulsel perihal pergantian atlet pada bulan Maret 2020. Adapun alasan pergantian karena Charles tidak disiplin latihan.
Sekretaris Pengprov Pertina Sulsel “no coment” karena menurut Sekretaris bukan beliau yang ketik surat tersebut.
Selanjutnya bulan Desember 2020 kami ke KONI Sulsel untuk melaporkan hal ini.
Pada bulan Januari 2021 KONI Sulsel melakukan upaya pemanggilan terhadap pihak – pihak terkait untuk mengklarifikasi adanya keadaan tersebut.
Kesimpulan dari pengurus KONI Sulsel, persoalan Charles dikembalikan kepada Ketua Pengprov Pertina Sulsel.
Pada tanggal 7 Maret 2021 kami menemukan surat pernyataan atlet tinju PON Sulsel via WhatsApp, yang ditanda tangani oleh Ketua Pengprov Pertina Sulsel dan pelatih, tanggal 28 Februari 2021.
Sebagai orang yang menangani latihan Charles Katiandagho di sasana, Alex Tatontos menjelaskan berikut ini:
1. Pergantian Charles Katiandagho tidak melalui mekanisme organisasi atau merujuk pada AD/ART Pertina.
2. Alasan yang tertulis di surat tidak sesuai fakta alias dikarang-karang. Mengingat pada bulan Maret hingga Desember 2020 masa pandemi COVID-19 pemerintah menerapkan PSBB dan PP Pertina mengeluarkan surat edaran terkait penghentian sementara kegiatan Pelatnas dan Pelatda.
3. Tidak ada surat permohonan izin atlet (Charles) yang dikeluarkan oleh Pengprov Pertina Sulsel untuk melaksanakan latihan.
4. Saya sebagai pelatih Charles di sasana menolak pernyataan Ketua Pengprov Pertina Sulsel dan pelatih Sulsel.
Alex Tatontos menjelaskan, selain Charles Katiandagho kelas 75 kilogram, ada dua lagi petinju Maros yang masuk daftar Pelatda PON Sulsel, yaitu Daud Fairyo kelas 64 kilogram, dan Haris Mongga kelas 91 kilogram. Daud dan Harir tidak bermasalah.
“Seluruhnya Sulsel menempatkan lima petinju boleh ikut PON Papua,” ujar Alex Tatontos. Dua lagi adalah Indriawati Haer kelas 54 kilogram women`s Holy Masihor kelas 52 kilogram. (finon)