Rondeaktual.com – Legenda kelas welter ringan Indonesia, Syamsul Anwar Harahap, 67 tahun, menyimpan kisah yang unik. Syamsul, yang sekarang tinggal di kampung halamannya, di Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara, menulis sendiri kisah uniknya untuk Rondeaktual.com.
Kisahku yang unik, yang masih tersisa dan menarik, terjadi di Teheran, Iran, 46 tahun yang silam.
Ferry Moniaga, petinju kelas bantam Indonesia, bertanding melawan Dong Nampichit dari Thailand.
Itu dalam Asia Games 1974, yang berlangsung di Teheran. Ferry bertinju dengan gaya kidal. Dia terlihat pasif. Kurang menyerang.
Saat itulah aku tidak sabar dan dari pinggir ring berteriak keras: “Fer, pukul kiri Fer. Kiri Fer.” Aku berteriak. Sangat keras, sebagai upaya untuk menyemangati kawan yang sedang bertanding.
Penonton ribut. Pandangan mereka menembak mukaku. Mereka melihat aku dengan sorot mata yang tajam, seperti ada sesuatu yang mengganjal.
Aku tidak peduli. Aku terus berteriak. “Kiri, Fer. Mana kirimu. Ayo, kiri.”
Maksud aku agar Ferry yang kidal menyerang dengan tangan kiri. Serangan kiri akan lebih bagus. Bisa membuat pertandingan menjadi hidup.
Penonton semakin bising berteriak ke arah aku berdiri. Sebagian dari mereka mulai menunjuk-nunjuk aku.
Aku heran. Tapi, aku terus berteriak. Penonton tambah ribut. Aku dituding-tuding.
Tiba-tiba Duta Besar Indonesia untuk Iran berdiri dan memanggilku. Aku mendapat penjelaskan bahwa kiri dalam bahasa Iran atau Parsi artinya kemaluan laki-laki.
Alamaaak! Malunya aku ini. Aku langsung berlari ke kamar ganti. Aku bersembunyi.
Bayangkan, aku berteriak K…! di depan orang ramai. Sakitnya tak seberapa tapi malunya ini.
Syamsul Anwar Harahap, mantan juara Asia 1977 kelas welter ringan, menulis dari Desa Lantosan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.