Rondeaktual.com – Kalau saja Jill Mandagi (DKI Jakarta) tidak memenangkan partai final kelas bulu 57 kilogram atas Sunan Amoragam (Maluku Utara), maka Seleksi Pelatnas SEA Games 2021 tidak menghasilkan sesuatu yang hebat. Biasa-biasa saja.
Seleksi berlangsung di Dirgantara, Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta, 25-28 Maret 2021. Final menandingkan 11 kelas (3 putri dan 8 putra).
SEA Games ke-31 akan berlangsung di Hanoi, Vietnam, 21 November hingga 2 Desember 2021. SEA Games menandingkan 13 kelas (5 putri dan 8 putra).
Indonesia mengikuti 11 kelas dan absen di dua kelas (kelas welter 69 kilogram putri dan kelas menengah 75 kilogram putri).
Selama bertahun-tahun atau sejak tinju wanita mulai dipertandingkan di Indonesia pada 2005, Pertina gagal membina kelas welter dan kelas menengah.
PP Pertina mengadakan seleksi melalui pertandingan resmi. Jujur dan terbuka. Ini sesuatu yang jarang terjadi. Biaya seleksi selama empat hari menghabiskan uang Pertina Rp 200 juta, seperti disampaikan oleh Ketua Panitia H. Djasman Abubakar.
Dari hasil seleksi, semua pemenang, kecuali kelas 57 kilogram, adalah kemenangan yang biasa-biasa saja. Merosotnya stamina, teruma di menit-menit terakhir, selalu alasannya merata; akibat COVID-19.
Tidak ada kejutan besar. Seleksi tidak melahirkan bintang baru.
Final kelas 51 kilogram putri, masih milik Endang (Nusa Tenggara Barat), yang memiliki pertahanan lebih kuat dan stamina lebih oke.
Beatrix Suguro (Kalimantan Selatan), yang sudah pengalaman sepanjang hampir 10 tahun menghuni pelatnas, kalah stamina dari Endang. Dia bukan kalah teknik.
Kelas 57 kilogram putri, masih sulit mengatasi serangan cepat Christina Jembay (Papua Barat). Dia yang terbaik, setelah mengalahkan Ratna Sari Dewi (DKI Jakarta).
Tetapi, apa yang diperlihatkan pendatang baru Ratna Sari Dewi bisa menjadi cacatan khusus bahwa di kemudian hari dia akan menguasai kelas bulu. Ratna telah memperlihatkan kemajuan yang sangat signifikan.
Kelas 60 kilogram putri, Huwatun Hasanah (Nusa Tenggara Barat) belum mendapat lawan yang bagus. Huswatun mengalahkan Adela Urbinas (Papua Barat).
Kelas 49 kilogram, Kornelis K Wangu Langu (Bali ) mengalahkan saudara mudanya Mario Kali (Nusa Tenggara Timur).
Kedua petinju imbang. Hanya pengalaman tanding yang panjang memenangkan Kornelis. Kemenangan sangat tipis.
Kelas 52 kilogram, Ingatan Ilahi (Riau) adalah seorang fighter. Meski kalah tinggi ia mampu menjatuhkan sampai dua kali Ilham Tapajati (Bangka Belitung).
Kelas 57 kilogram, Jill Mandangi (DKI Jakarta) menjadi bintang Seleksi Pelatnas SEA Games 2021, setelah dalam final mematahkan dominasi pemenang medali perunggu Asian Games 2018, Sunan Amoragam (Maluku Utara).
Pada pertandingan hari pertama, Jill Mandagi mengalahkan sekaligus menebus kekalahannya tiga tahun silam atas Julio Bria (Bali).
Kalau saja seleksi memilih petinju terbaik, maka gelar itu akan jatuh kepada Jill Mandagi.
Kelas 64 kilogram, Farrand Papendang (Sulawesi Utara) yang biasanya bertanding di kelas 60 kilogram, masih tetap mendominasi. Ia memiliki pukulan cepat dan keras dan mengalahkan Libertus Gha (Nusa Tenggara Timur).
Kelas 69 kilogram, Saputra Samada (Nusa Tenggara Barat) yang dijuluki Mike Tyson Indonesia masih tetap sebagai raja kelas welter. Di final, Saputra mengalahkan Saroha Tua Lumbantobing (Sumatera Utara).
Di kelas welter ada persaingan “khusus” antara Michael Manopo (DKI Jakarta) dengan Savon Simangunsong (Jawa Barat). Savon menaruh dendam besar untuk menebus “tragedy kekalahan” adik sepupunya di luar ring.
Tetapi, Pengprov Pertina DKI tidak mau mendaftarkan Michael akibat berat badan melambung jauh di atas kelas welter. Sementara, Savon dipulangkan sehari sebelum pertandingan, setelah salah seorang petinju dalam rombongan Jawa Barat positif COVID-19.
Kelas 75 kilogram, Rusdianto Suku (Lampung) tampail sebagai harapan baru, setelah dalam final mengalahkan Cakti Putra (Bali).
Tetapi, di kelas menengah masih ada Maikel Muskita (Jawa Barat). Muskita harus dipulangkan sehari menjelang pertandingan, setelah salah satu dari rombongan Jawa Barat kena COVID-19. Saat ini Maikhel masih tetap yang terbaik untuk kelas menengah.
Kelas 81 kilogram, veteran Toar Sompotan (Sulawesi Utara) masih mampu memenangkan pertandingan atas Rido Butarbutar (Kepulauan Riau). Pengalaman tandingnya yang besar menjadi modal kemenangan.
Di kelas berat ringan masih ada Bram Betaubun. Bram senasib dengan Savon Simangunsong dan Maikhel Muskita, yang dipuangkan setelah satu satu romtongan tinju Jawa Barat posif COVID-19.
Kelas 91 kilogram, Sandiyarto Ferosa (Kepulauan Riau) lebih menjanjikan setelah mengalahkan Hasmar Lubis (DKI Jakarta). Jab-straight dan timing Sandiyarto mengantarkan sebagai pemenang.
Partai Sandiyarto-Hasmar menjadi salah satu partai paling menarik sekaligus menghapus image selama ini bahwa pertandingan kelas berat lebih sering diwarnai rangkulan daripada menyerang.
Sandiyarto-Hasmar melakukan pertarungan jual-beli pukulan sejak awal. Ini merupakan partai menarik dan Hasmar Lubis tetap salah satu calon kuat untuk mengisi kelas berat.
Pukulan Hasmar kurang telak dan itu menjadi pekerjaan penting bagi trio pelatih Hugo Gosseling, Bayu Anggoro, Fadly Suregar.
Finon Manullang, menulis dari Desa Tridayasakti, Jawa Barat.